Free Gift

Pengusaha Minta Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dikembalikan

PELAKU usaha sektor pariwisata di Kota Solo, Jawa Tengah, menyambut baik keputusan Kementerian Perhubungan ihwal penetapan 36 bandar udara (bandara) di Indonesia sebagai bandara internasional. Dari jumlah itu, salah satunya adalah Bandara Jenderal Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah.

Para pelaku usaha pariwisata berharap pemerintah pusat juga bisa mengembalikan status Bandara Adi Soemarmo yang berlokasi di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sebagai bandara internasional.

Menurut salah seorang pelaku usaha pariwisata di Kota Solo, Daryono, penambahan bandara internasional di daerah merupakan angin segar bagi pengusaha wisata di wilayah Solo Raya.

“Kami menyambut baik permintaan Pak Presiden Prabowo Subianto untuk memperbanyak bandara internasional di daerah. Salah satunya kan Bandara Jenderal Ahmad Yani tersebut. Ini merupakan angin segar bagi kami selaku pelaku wisata di wilayah Solo Raya,” ujar Daryono kepada wartawan di Solo, Minggu, 17 Agustus 2025.

Koordinator Bidang Kerja Sama Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) itu berharap pemerintah juga mempertimbangkan pengembalian status internasional untuk Bandara Adi Soemarmo.

Status Bandara Adi Soemarmo sebagai bandara internasional dicabut pada April 2024 lalu. Bandara Adi Soemarmo merupakan satu dari 17 bandara di Indonesia yang dicabut statusnya sebagai bandara internasional oleh Kementerian Perhubungan.

Daryono menilai Bandara Adi Soemarmo layak untuk kembali menyandang status sebagai bandara internasional. Sebab fasilitas, sarana dan prasarana, hingga sumber daya manusia (SDM) di sana lengkap dan memadai. Apalagi saat ini bandara itu secara reguler melayani penerbangan untuk perjalanan ibadah umroh.

Daryono menambahkan pengembalian status internasional untuk Bandara Adi Soemarmo sangat bagus karena semua memenuhi syarat dan ada aktivitas haji- umroh sehingga tidak harus melakukan pengujian sebagai bandara Haji – Umroh tiap tahun.

“Yang diuntungkan siapa? Tentunya masyarakat. Sehingga harapan kami di sana, Bandara Adi Soemarmo Solo juga bisa kembali statusnya sebagai bandara Internasional,” ujarnya.

Menurutnya, dengan penambahan bandara internasional di daerah, konektivitas akan terjadi baik terhadap kunjungan wisatawan maupun pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.

Meski begitu, Daryono berpendapat butuh peran dari pemerintah dan stakeholder terkait untuk mendukungnya. Ia mencontohkan negara Cina yang memberi subsidi sangat besar di setiap provinsinya dalam kampanye untuk mendatangkan turis.

PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) Kantor Cabang Bandara Adi Soemarmo setelah selesai melayani penerbangan embarkasi dan debarkasi bagi jemaah haji 2025, per 12 Juli 2025 lalu kembali melayani penerbangan umrah dengan rute Solo-Jeddah.

Penerbangan umrah perdana Lion Air menggunakan pesawat jenis Airbus 330 dengan kapasitas 433 tempat duduk. Penerbangan umroh dari Lion Air dijadwalkan beroperasi sekali seminggu dengan jadwal keberangkatan dari Bandara Adi Soemarmo pada Sabtu pukul 09.45 WIB dan jadwal kedatangan di Bandara Adi Soemarmo pada Minggu pukul 09.05 WIB.

General Manager Bandara Adi Soemarmo Erick Rofiq Nurdin mengatakan layanan penerbangan umroh di Bandara Adi Soemarmo itu berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 146 Tahun 2024.

Bandara Adi Soemarmo merupakan salah satu bandara yang ditetapkan sebagai bandara domestik yang dapat melayani penerbangan ke dan dari luar negeri untuk kepentingan kegiatan umroh.

“Antusias masyarakat di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sekitarnya sangat tinggi untuk melakukan perjalanan umrah. Bahkan Provinsi Jawa Tengah berada pada urutan keempat dengan jumlah jemaah terbanyak berdasarkan data SISKOPATUH Kemenag,” kata Erick.

Want a free donation?

Click Here