SaboDalam hubungan keluarga, rasa hormat bukanlah sesuatu yang otomatis diberikan selamanya.
Padahal, tanpa disadari, ada kebiasaan-kebiasaan kecil yang secara perlahan mengikis rasa hormat tersebut.
Dilansir dari Geediting pada Senin (18/8), psikologi sosial menunjukkan bahwa relasi kekeluargaan sangat dipengaruhi oleh pola komunikasi, konsistensi perilaku, serta kemampuan menjaga keseimbangan antara kebutuhan diri dan orang lain.
Alih-alih mendapatkan simpati, justru mereka dianggap tidak bisa diandalkan.
2. Tidak Konsisten antara Ucapan dan Tindakan
Janji yang tidak ditepati, ucapan yang berbeda dengan kenyataan, atau sikap plin-plan akan membuat kepercayaan keluarga runtuh.
Keluarga pun akan sulit menanggapi serius setiap kata-kata yang diucapkan.
3. Sering Meremehkan Anggota Keluarga Lain
Kadang tanpa sadar seseorang meremehkan pendapat, mimpi, atau pencapaian anggota keluarga lainnya.
Perilaku merendahkan juga dianggap sebagai bentuk superioritas palsu yang justru mengurangi wibawa pelakunya.
4. Menghindari Tanggung Jawab
Orang yang selalu mencari alasan, menyalahkan orang lain, atau enggan mengambil tanggung jawab dalam urusan keluarga (seperti keuangan, keputusan bersama, atau pekerjaan rumah) perlahan akan dianggap tidak dewasa.
Dalam psikologi keluarga, sikap menghindar ini disebut irresponsibility pattern, yang secara langsung menurunkan rasa hormat terhadap individu tersebut.
5. Kurang Mendengarkan
Banyak yang berbicara panjang lebar, tetapi jarang benar-benar mendengarkan.
Padahal, menurut teori komunikasi interpersonal, mendengarkan dengan empati adalah kunci utama membangun rasa hormat dalam hubungan keluarga.
6. Sering Membandingkan Diri atau Orang Lain
Kebiasaan membandingkan—baik dirinya dengan orang luar, atau anggota keluarga satu dengan yang lain—akan menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Akibatnya, keluarga perlahan menjaga jarak dan menurunkan respek pada orang yang suka membanding-bandingkan.
7. Mengabaikan Batasan Pribadi
Tidak menghargai privasi, sering ikut campur berlebihan, atau melanggar batasan personal membuat seseorang dianggap tidak bijak.
Dalam psikologi modern, kemampuan menghargai personal boundaries dianggap sebagai indikator kedewasaan emosional.
8. Selalu Ingin Diakui, tetapi Jarang Mengakui Orang Lain
Seseorang yang haus validasi, selalu ingin dipuji, tetapi enggan memberi apresiasi pada orang lain, sering kali dipandang sebagai pribadi yang tidak tulus.
Keluarga akan lebih memilih menjaga hubungan secara formal daripada memberi respek sejati.
Kesimpulan
Rasa hormat dalam keluarga bukanlah sesuatu yang bisa dituntut, melainkan dibangun melalui perilaku sehari-hari.
Dengan memahami delapan kebiasaan halus di atas, kita bisa lebih waspada dalam bersikap, memperbaiki pola komunikasi, dan menumbuhkan kedewasaan emosional.