Sabo, JAKARTA – Aktris Raihaanun mengungkap pengalaman terlibat dalam film horor terbaru yang berjudul Labinak: Mereka Ada di Sini.
Pemeran tokoh Najwa mengatakan bahwa peran dalam film itu memberinya dimensi yang sebenarnya bertolak belakang.
Pada satu sisi, dia adalah seorang guru fisika, yang percaya pada segala hal dengan bukti logika. Namun, di sisi lain, dari pengalaman tinggal di rumah barunya, dirinya selalu mendapat teror dari sosok-sosok yang tidak pernah dipahami sebelumnya.
“Ada masa lalu kelam yang dilalui Najwa, yang belum pernah dia ungkapkan ke anaknya. Masa lalu yang rasanya ingin dikubur. Apa yang menjadi fokus Najwa adalah membahagiakan anaknya, termasuk dengan pindah ke tempat baru yang lebih baik,” ungkap Raihaanun.
Perempuan berusia 37 tahun itu menjelaskan, karakter Najwa sangat beresonansi dengan banyak perempuan.
Beberapa hal yang dimaksud seperti mengenai apa yang dilaluinya, serta pengorbanan yang dilakukan, demi anaknya.
“Film ini, selain berisi kengerian horor yang diciptakan Mas Kinoi, juga memberikan kritik sosial yang akan menjadi topik diskusi melalui tema kanibalisme, yang melibatkan kelompok kaya dan mereka yang kurang beruntung di dunia ini,” jelas Raihaanun.
Labinak: Mereka Ada di Sini siap menyajikan kisah yang mengerikan tentang sebuah penganut sekte kuno, yang menjadikan kanibalisme sebagai ritual untuk mewujudkan usia abadi di dunia.
Disutradarai Azhar Kinoi Lubis dari produser Prakash Chugani, Deepak Chugani, dan Dilip Chugani, film produksi Anami Films tersebut membawa pengalaman sinematik yang menyegarkan dengan tema yang unik.
Labinak: Mereka Ada di Sini dibintangi oleh Raihaanun, Arifin Putra, Giulio Parengkuan, Nayla Purnama, Chantiq Schagerl, Jenny Zhang, Aimee Saras, dan Ivanka Suwandi.
Film tersebut bakal mengeksplorasi tema kanibalisme yang berkelindan dengan kritik sosial tentang ketimpangan yang melanggengkan status quo kaum elite.
Dikisahkan Najwa (Raihaanun) sebagai guru honorer yang tinggal di kampung bersama anaknya, Yanti (Nayla Purnama). Keduanya hidup dengan kondisi ekonomi yang tidak layak.
Suatu ketika, keduanya didatangi oleh Diana (Jenny Zhang), dari Yayasan Payung Emas agar mereka mau pindah ke kota. Najwa ditawari menjadi guru di sekolah milik yayasan tersebut, dan Yanti bisa bersekolah dengan berbagai fasilitas yang lebih baik.
Semula, situasi berjalan manis. Namun, perlahan ada yang janggal di rumah dan sekolah yang kini menjadi kehidupan baru Najwa. Najwa kerap dihantui oleh berbagai makhluk menyeramkan baik saat di rumah, maupun di sekolah.
Sementara itu, keluarga pemilik yayasan, Lucius (Arifin Putra) tengah merencanakan hal yang tidak pernah terbayangkan oleh Najwa sebelumnya. Najwa dan anaknya dipersiapkan oleh Lucius sebagai tumbal dari praktik kanibalisme keluarganya yang menganut sekte Bhairawa. Sebuah sekte yang menganut kepercayaan memakan daging manusia agar hidup mereka abadi.
Sepanjang film Labinak: Mereka Ada di Sini, penonton disuguhi kengerian berdarah. Mulai dari penampakan potongan-potongan tubuh, hingga wujud hantu baru yang dihadirkan Azhar Kinoi Lubis.
“Di film ini, kami menciptakan tampilan hantu yang baru. Hantu pocong ‘malu’. Lalu ada potongan-potongan tubuh yang sudah dibunuh, itu dijadikan makanan. Sementara sebagian lainnya seperti perut yang sudah robek, atau tubuh yang kena cakar, itu ditutup dan diikat dengan kain,” beber sutradara film Labinak: Mereka Ada di Sini Azhar Kinoi Lubis.
“Saya juga mencoba menggabungkan koreografi gerakan tubuh dengan suara. Jadi, ketika saat melakukan ritual, ada gerakan seperti koreografi tari, tetapi ada suara seperti mantra, yang membuatnya terdengar sakral,” tambah Kinoi.
Film horor Labinak: Mereka Ada di Sini tayang di bioskop Indonesia mulai 21 Agustus 2025 mendatang. (ded/jpnn)