Free Gift

10 Seni dan Cara Agar Sebagai Orang Tua Dihormati dan Dihargai oleh Anak Menurut Psikologi

Sabo – Orang tua yang baik adalah seseorang yang dapat beradaptasi dengan berbagai keadaan, tidak memaksakan kehendak, dan selalu bernegosiasi dengan sang anak. 

Namun ternyata ada seni yang dapat diterapkan oleh orang tua agar dihormati oleh sang anak, beberapa perilaku ini membuat Anda akan dihormati dan dihargai.

Dilansir dari Geediting, berikut adalah 10 seni dan cara agar sebagai orang tua dihormati dan dihargai oleh sang anak menurut psikologi. Simak penjelasannya!

1. Selalu Hadir

Anak-anak tidak butuh pelayaran. Mereka perlu tahu siapa yang menjemput mereka, siapa yang menidurkan mereka, dan siapa yang akan tetap ada saat ujian matematika mereka berantakan.

Prediktabilitas mengalahkan tontonan. Saat kau bilang akan menonton pertandingan, hadirlah. Saat kau bilang akan membaca dua bab, bacalah dua bab. 

Jika hidup mengacaukan jadwal, sebutkan dan perbaiki. Kehadiran adalah kebiasaan yang terus berkembang. 

Momen-momen yang terlewatkan memang terjadi, tetapi pola yang konsisten akan menulis ceritanya.

2. Berikan Mereka Pilihan

Anak-anak belajar apa yang Anda kagumi dengan memperhatikan apa yang Anda beri penghargaan. 

Anda melakukannya dengan tenang, penuh perhatian. Mungkin kalimat lihat kamu bantu adikmu. Kamu jujur meskipun sulit. 

Pujilah usaha, kebaikan, dan perbaikan lebih dari sekadar kepintaran atau penampilan. Mereka akan terus mengembangkan sifat yang mendapatkan oksigen.

3. Buatlah Aturan yang Jelas

Seribu aturan membuat anak-anak merasa seperti hidup di dalam jebakan. Lima aturan yang Anda tegakkan dengan tenang membuat rumah terasa kokoh. 

Tentukan hal-hal yang tidak bisa ditawar. Keamanan, kebaikan, tidur, upaya di sekolah hingga waktu bersama keluarga di meja makan. 

Apapun kelima aturan Anda, tuliskanlah. Tegakkan tanpa drama. Tanpa ancaman. Tanpa khotbah. Konsistensi membangun rasa hormat lebih cepat daripada volume.

4. Contohkan dengan Cermat

Kamu akan mengacau. Kamu akan membentak anak yang salah atau anak yang tepat dengan nada yang salah.

Perbaikannya bukanlah kesempurnaan; perbaikannya adalah perbaikan. Mintalah maaf dengan cepat, spesifik, dan terencana. 

Anak-anak yang mendengar permintaan maaf yang tulus belajar bahwa cinta itu kokoh, bahkan ketika orang lain tidak.

5. Biarkan Mereka Bicara

Rasa hormat tumbuh ketika kebebasan dan batasan berpadu. Tawarkan pilihan di dalam pagar. 

Baju merah atau biru? PR sekarang atau setelah camilan? Dua teman datang, atau bermain lebih lama dengan satu teman?

Anak-anak belajar bahwa preferensi mereka penting dan bahwa struktur bukanlah musuh. Kuncinya adalah memahami batasan. 

Jika pagar bergerak setiap kali mereka mendorong, Anda tidak murah hati, Anda membingungkan.

6. Pola Tidur

Tak ada yang lebih cepat menghancurkan rumah daripada kekurangan tidur dan permainan gulir tak terbatas. 

Jadilah pahlawan yang membosankan. Jaga waktu tidur. Perlakukan layar seperti perkakas listrik, berguna sekaligus berbahaya, jangan pernah diam saja seperti pengasuh anak yang tinggal di kamar tidur. 

Kebijakan rumah, dilarang menggunakan ponsel di kamar tidur pada malam hari, pengisi daya tersedia di dapur, waktu layar ada awal dan akhir. 

Umumkan pengatur waktu, akhiri di angka nol, lalu pergi. Mereka akan mengeluh. Otak yang Anda lindungi akan berterima kasih dalam lima belas tahun.

7. Berikan Mereka Haknya

Pekerjaan rumah tangga bukan soal kerja keras. Melainkan soal identitas. Dalam keluarga ini, kita mengurus rumah bersama-sama.

Berikan pekerjaan yang sesuai usia sejak dini, lalu tambahkan tanggung jawab seiring bertambahnya kompetensi. 

Jaga nada bicara tetap apa adanya dan penuh rasa syukur. Anda tidak membeli jasa; Anda sedang merekrut rekan kerja.

8. Jalin Komunikasi

Makan bersama adalah terapi termurah di kota. Ponsel tak terpakai. Lilin untuk drama. Satu pertanyaan yang dijawab semua orang. 

Terbaik dan terburuk. Di mana keberanianmu? Siapa yang kau bantu dan siapa yang membantumu?

Meja adalah tempat anak-anak berlatih bercerita, berempati, bergantian, dan humor. Di sanalah mereka melihat Anda bertanya kepada pasangan Anda tentang harinya dan mendengarkan dengan saksama.

Di malam-malam yang sibuk, sepuluh menit menikmati camilan di konter itu penting. Hubungi penjual makanan terdekat. Frekuensi lebih penting daripada durasi.

9. Ajarkan Mereka Perasaan

Anak-anak tidak menghormatimu karena mereka punya perasaan. Mereka tidak menghormatimu ketika perasaan mereka membajak tubuh mereka dan tidak ada yang memberi mereka panduan. 

Kamulah panduannya. Sebutkan perasaan tanpa menghakimi. Tawarkan bantuan. Sepertinya marah. 

Injak dan goyangkan selama tiga puluh detik, lalu kita selesaikan masalah sepatu. Sepertinya sedih. Mau dipeluk, dikasih tisu, atau ditinggal sendiri dua menit?

10. Bagikan Perspektif Anda

Anak-anak menghargai apa yang mereka pahami. Biarkan mereka melihat pekerjaanmu, persahabatanmu, kesalahan dan perbaikanmu, hobimu yang bukan tentang mereka.

Bukan dengan cara yang membuat mereka menanggung beban stresmu, melainkan dengan cara yang menunjukkan betapa orang dewasa menjalani hidup dengan penuh risiko. 

Undang mereka secukupnya saja. Aku gugup karena ada rapat jam 2, jadi aku mau jalan-jalan saat makan siang.

Aku minta maaf kepada temanku hari ini karena membatalkan di menit-menit terakhir. Aku sedang belajar resep baru; mau coba?

Mereka akan belajar bahwa orang dewasa bukanlah hal yang mudah. Orang dewasa adalah manusia yang terus belajar dan mencintai orang lain dengan sengaja. Itulah tipe orang yang dihormati anak-anak.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar