Free Gift

10 Tanda Halus Ini Menunjukkan Anda Mulai Menjadi Pria Tua Pemarah yang Dulu Dikecam

SaboSaat muda, kita mungkin sering mencibir tetangga yang mudah marah dan berteriak kepada anak-anak kecil yang melewati halaman rumahnya.

Kita pun berjanji tidak akan pernah menjadi sosok menyebalkan seperti itu ketika usia beranjak tua nanti.

Sayangnya, proses perubahan ini terjadi begitu perlahan sehingga seringkali tidak disadari.

Seperti melansir dari Global English Editing, transformasi ini seperti katak yang direbus perlahan-lahan, Anda tidak sadar airnya memanas sampai akhirnya mulai mengeluh tentang kerasnya musik pada pukul delapan malam di hari Sabtu.

1. Sering Mengawali Kalimat dengan “Dulu Waktu Zaman Saya” tanpa Ada Rasa Canda

Frasa ini bisa keluar secara spontan saat Anda sedang berbicara dengan orang yang lebih muda mengenai pekerjaan atau teknologi terbaru. Anda mulai menjelaskan secara serius bagaimana dulu harus berjuang keras di kantor atau menggunakan peta kertas untuk mencari alamat tanpa bantuan GPS. Bagian terburuknya, Anda benar-benar yakin segala sesuatu jauh lebih baik dan berharga di masa lalu. Bahkan Anda bisa saja bercerita kepada anak-anak muda tentang cara bermain di lapangan tanpa menggunakan perlengkapan canggih, membuat mereka bingung mendengarnya.

2. Teknologi Baru Membuat Anda Marah Secara Tidak Rasional

Anda mulai mempertanyakan mengapa TV harus menggunakan belasan remote berbeda, atau mengapa harus mengunduh aplikasi untuk sekadar membeli barang di toko. Meja makan yang menggunakan kode QR untuk melihat menu juga bisa memicu kemarahan mendadak tanpa alasan yang logis. Anda tahu ada masalah ketika waktu yang dihabiskan untuk mengeluh tentang mesin self-checkout justru lebih lama daripada waktu menggunakannya. Akhirnya, pertanyaan “Mengapa layanan pelanggan yang kuno dan bagus hilang?” akan menjadi seruan perang di setiap pusat perbelanjaan.

3. Persendian Anda Menjadi Peramal Cuaca

Dahulu, Anda mungkin menertawakan kakek yang memprediksi hujan hanya berdasarkan rasa nyeri di lututnya yang kaku. Kini, bahu kiri Anda sendiri ternyata memiliki kemampuan memprediksi cuaca lebih akurat daripada aplikasi di ponsel. Setiap bangun tidur, Anda bisa mengetahui jenis hari apa yang akan datang berdasarkan bagaimana punggung terasa saat keluar dari ranjang. Rasa sakit persendian itu terasa nyata, seolah tubuh Anda sendiri yang memprotes gaya hidup yang dijalani.

4. Anda Mengerang Setiap Kali Berdiri

Gerakan bangkit dari sofa atau kursi kini terasa seperti acara Olimpiade yang menuntut efek suara dan membutuhkan tenaga ekstra yang tidak terduga. Erangan “oof” atau “ahh” yang keluar dari bibir tersebut benar-benar tidak disengaja, seperti cara tubuh memprotes gravitasi yang semakin membebani. Semakin buruk ketika Anda mendapati anak-anak muda meniru suara erangan tersebut, hal itu sangat merendahkan.

5. Menjadi Terobsesi dengan Rumput di Halaman Sendiri

Dulu, rumput hanyalah rumput yang tidak pernah menjadi perhatian penting dan mendesak untuk dirawat secara detail. Kini, Anda sangat memperhatikan setiap titik cokelat, setiap gulma, dan petak yang sedikit tidak rata. Bahkan, Anda mulai memiliki pendapat yang kuat tentang merek pupuk yang paling cocok digunakan di halaman rumah sendiri. Anak-anak yang melintasi halaman kini tidak lagi dianggap sebagai anak-anak, melainkan musuh rumput yang telah dipelihara dengan susah payah.

6. Restoran Terasa Terlalu Bising dan Gelap

Anda mulai bertanya-tanya, sejak kapan setiap restoran mencoba menjadi klub malam dengan musik keras dan pencahayaan yang redup. Anda tidak bisa membaca menu tanpa bantuan lampu senter ponsel, itupun tetap harus dibantu dengan kacamata baca. Frasa “Ayo kita cari tempat yang lebih sepi” menggantikan keinginan untuk mencoba tempat nongkrong baru yang sedang viral. Anda mulai memilih tempat makan berdasarkan kualitas pencahayaan dan akustiknya, bukan dari cita rasa makanannya.

7. Mengkritik Cara Mengemudi Semua Orang Kecuali Diri Sendiri

Di mata Anda, semua orang mengemudi terlalu cepat, kecuali ketika mereka mengemudi terlalu lambat, yang juga menyebalkan. Para pengemudi lain dianggap tidak menggunakan lampu sein, asyik bermain ponsel, dan memiliki cara parkir yang menyusahkan. Meskipun Anda pernah mengalami insiden nyaris tabrakan di tempat parkir, Anda tetap menjadi sosok yang paling kritis terhadap kemampuan mengemudi orang lain. Anda bergumam sendiri, “Orang itu jelas tidak pernah mengikuti kursus mengemudi defensif.”

8. Waktu Tidur Menjadi Sesuatu yang Sangat Sakral

Mengingat masa muda yang sering begadang terasa jauh sekali, sebab sekarang, begadang melewati pukul 10 malam terasa seperti tindakan memberontak yang melelahkan. Anda mulai menolak undangan sosial hanya karena jadwalnya yang dimulai terlalu larut dan mengganggu jam tidur. Bahkan, Anda sudah bangun pada jam 5.30 pagi tanpa alarm dan siap menghakimi semua orang yang masih tidur hingga pukul 7 pagi. Tidur nyenyak malam hari telah menjadi prioritas utama.

9. Memiliki Opini Kuat Tentang Ketidaknyamanan Kecil

Perubahan tata letak lorong di supermarket dapat memicu kemarahan besar yang tidak perlu. Pergantian kemasan merek favorit dianggap sebagai pengkhianatan yang tidak dapat diterima. Bahkan, sebuah kedai kopi yang menghentikan penjualan kue muffin kesukaan Anda sudah dianggap sebagai pertanda kemerosotan masyarakat. Anda bahkan bisa menulis email bernada keras kepada perusahaan tentang perubahan produk yang sebenarnya hanya memengaruhi sedikit orang.

10. Mulai Memberi Nasihat yang Tidak Diminta Kepada Anak Muda

Setiap percakapan dengan seseorang di bawah usia 40 tahun menjadi kesempatan bagi Anda untuk berbagi kebijaksanaan hidup yang tidak mereka harapkan. Ungkapan “Kamu tahu apa yang seharusnya kamu lakukan…” menjadi kalimat andalan Anda di mana saja. Anda bahkan bisa saja memberikan nasihat karier kepada seorang petugas kasir di toko, padahal ia hanya ingin segera menyelesaikan shift pekerjaannya. Anda bercerita panjang lebar tentang keseimbangan hidup, padahal orang itu hanya ingin Anda segera membayar belanjaannya.

Memang tidak dapat dimungkiri bahwa menjadi sedikit pemarah seiring bertambahnya usia bukanlah hal terburuk di dunia ini. Mungkin saja Anda telah mendapatkan hak untuk menjadi cerewet soal pencahayaan restoran atau melindungi rumput di halaman. Kunci pentingnya adalah mempertahankan kesadaran diri tentang kebiasaan yang mulai terbentuk ini. Jika Anda menemukan diri dalam lebih dari separuh tanda ini, jangan panik; Anda masih punya pilihan untuk menertawakan diri sendiri dan memilih untuk tidak menceramahi orang lain.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar