Free Gift

3 Fitur Browser AI ChatGPT Atlas, Beda dari Google Chrome

Sabo – OpenAI resmi meluncurkan ChatGPT Atlas, peramban web (browser) yang sepenuhnya ditenagai oleh ChatGPT.

ChatGPT awalnya hadir hanya sebatas chatbot AI yang bisa diakses lewat bantuan browser seperti Google Chrome, lewat URL chat.openai.com. Nah, OpenAI memperluas kemampuan ChatGPT menjadi sebuah browser AI.

Artinya, pengguna bisa langsung berinteraksi dengan ChatGPT di halaman web mana pun yang sedang dijelajahinya. Pengguna tak perlu lagi berpindah tab, apalagi menyalin-tempel teks, atau mengunggah dokumen/foto untuk memberikan konteks ke ChatGPT.

Selama ini, browser seperti Chrome atau Safari berperan “pasif”, sekadar jendela ke internet. Semua tindakan tetap dilakukan pengguna atau pengguna perlu membuka tab baru untuk mengakses fitur AI macam AI Mode Google.

Nah, ChatGPT Atlas mencoba membuat pengalaman browsing yang lebih interaktif, personal, dan terintegrasi dengan AI ChatGPT sepenuhnya di seluruh bagian browser.

Berikut KompasTekno rangkumkan tiga fitur utama yang membuat ChatGPT Atlas benar-benar berbeda dari browser lainnya.

1. ChatGPT di setiap sudut

ChatGPT Atlas dirancang agar pengguna tidak hanya “melihat” web, tapi juga berinteraksi aktif dengan isi konten di dalamnya. Ini berkat kehadiran ChatGPT di setiap tab.

ChatGPT bisa dipanggil lewat ikon “Ask ChatGPT” yang berada di ujung kanan layar. Nanti, ChatGPT bakal muncul di panel kecil di sebelah kanan layar. Di sana, pengguna bisa berinteraksi dengan ChatGPT seperti biasa.

Misalnya, bisa minta ChatGPT untuk merangkuman artikel, mencari tiket hotel yang lebih murah, membandingkan produk tanpa perlu membuka tab baru, atau sekadar mengetik pertanyaan tentang hal yang sedang dilihat, ditonton, atau dibaca.

Lihat tautan berikut atau video di bawah ini untuk gambaran cara kerja browser ChatGPT Atlas.

Dengan kehadiran ChatGPT di setiap tab, AI otomatis memahami halaman web yang sedang dibuka, tab lain yang juga sedang dibuka, bahkan status login (dengan izin pengguna). Ini bakal memberikan respons yang lebih relevan dan personal saat riset, belanja, atau menulis.

Contohnya, jika pengguna membuka situs belanja, ChatGPT bisa otomatis membandingkan harga di beberapa toko. Jika kamu menulis e-mail, AI akan tahu konteks percakapan dan membantu menyusun balasan yang sesuai.

2. Punya memori dan bisa diperintah

ChatGPT Atlas dilengkapi dengan fitur warisan chatbot ChatGPT, yakni memori.

Dengan fitur ini, browser bakal mengingat aktivitas yang pernah dilakukan pengguna saat menjelajahi internet. Misalnya, Atlas bakal ingat halaman web yang pernah dikunjungi, perbandingan harga yang pernah dilakukan, hingga catatan yang dibuat pengguna.

Keuntungannya, pengguna bisa menanyakan hal tersebut kapan pun tanpa perlu repot menggulir history web atau riwayat percakapan yang panjang.

Pengguna cukup bertanya dengan bahasa sehari-hari, seperti “tunjukkan apartemen yang kulihat minggu lalu yang dekat taman” dan ChatGPT akan langsung menampilkan hasilnya.

Atlas juga bisa meringkas 10 tab riset sekaligus, mengingat artikel yang dibaca minggu lalu, atau membantu menyelesaikan dokumen yang sempat tertunda.

Browser AI bikinan OpenAI ini juga bisa mengeksekusi perintah pengguna seperti “buka situs beli tiket kemarin” atau “tutup semua tab resep saya”. Atlas akan langsung menutup/membuka tab yang dimaksud.

Pengguna Atlas punya opsi menghapus seluruh riwayat pencarian atau memilih situs mana saja yang dapat dilihat dan tidak oleh ChatGPT di kolom adress bar.

Namun, jika fitur visibilitas dimatikan, ChatGPT tidak akan dapat mengakses atau melihat halaman konten, riwayat pencarian juga tidak akan tercatat.

3. Agent mode

Fitur paling menonjol dari Atlas adalah Agent Mode. Fitur ini mengingatkan pada agen AI “Operator” yang sudah dimiliki OpenAI sebelumnya, tapi kini diintegrasikan langsung ke dalam browser.

Dengan Agent Mode, ChatGPT bakal melakukan serangkaian tugas atau kegiatan secara otomatis di browser.

Tugas yang dilakukan layaknya seperti manusia menjelajahi website. Beberapa di antaranya seperti mengisi formulir online, merencanakan pesta makan malam dan menyusun resepnya, atau membandingkan beberapa situs web sekaligus.

Setelah perintah diterima, ChatGPT akan membuka tab, membaca konten, menghimpun informasi, dan mulai menyusun hasilnya, bisa dalam bentuk teks atau sampai dalam dokumen PPT.

Meski terlihat “mandiri” bisa mengerjakan serangkaian tugas secara otomatis, OpenAI tetap memberikan batasan pada Agent Mode.

Agent Mode tidak diberi akses penuh ke sistem pengguna. Mode agen ini tidak bisa mengunduh file, menginstal program, atau mengakses folder pribadi.

Saat harus membuka situs sensitif seperti perbankan, ChatGPT juga akan meminta izin terlebih dahulu sebelum melanjutkan.

Untuk saat ini, Agent Mode masih dalam tahap preview dan tersedia eksklusif untuk pengguna ChatGPT Plus, Pro, dan Business, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tom’s Guide, Kamis (23/10/2025).

OpenAI menegaskan bahwa pengguna tetap memegang kendali atas Atlas. Atlas dilengkapi mode penyamaran (incognito), kontrol memori, serta pengaturan privasi dan parental control. Semua data browsing juga disebut tidak digunakan untuk melatih model AI.

ChatGPT Atlas bisa dicoba sekarang

ChatGPT Atlas sudah tersedia secara global. Pengguna bisa download broswer AI ChatGPT Atlas di chatgpt.com/atlas. Saat pertama kali membuka Atlas, pengguna perlu masuk ke akun ChatGPT.

Untuk saat ini, Atlas hanya bisa dicoba oleh pengguna macOS. Sementara versi Windows, iOS, dan Android akan dirilis dalam waktu dekat.

Namun tidak semua perangkat Mac kompatibel. Spesifikasi minimal yang dibutuhkan adalah perangkat yang menjalankan macOS 12 atau ke atas, serta ditenagai chip M-series (M1, M2, M3, dan di atasnya).

Daftar perangkat Mac yang sudah bisa mengunduh ChatGPT Atlas bisa disimak di artikel “Spesifikasi Minimum dan Daftar Mac yang Bisa Pakai Browser AI ChatGPT Atlas”.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar