Free Gift

3 Kandidat Pelatih Baru Timnas Indonesia: Shin Tae-yong hingga Eks Pelatih Inter Milan

Sabo– Bursa calon pelatih baru Timnas Indonesia kembali memanas setelah kepergian Patrick Kluivert dari kursi kepelatihan. 

Sejumlah nama kini mencuat dan menjadi pembicaraan hangat publik sepak bola Tanah Air. Beberapa di antaranya bahkan berasal dari kalangan pelatih top dunia.

Kursi pelatih Timnas Indonesia saat ini tengah kosong setelah PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) dan Patrick Kluivert sepakat untuk mengakhiri kontrak kerja sama.

Kluivert, yang merupakan mantan striker tim nasional Belanda dan legenda FC Barcelona, dinilai belum mampu membawa skuad “Garuda” menunjukkan performa maksimal sesuai harapan publik usai gagal lolos Piala Dunia 2026.

Sejak keputusan itu diumumkan, rumor mengenai siapa pengganti Patrick Kluivert langsung bermunculan di berbagai media nasional maupun internasional. 

Bursa calon pelatih semakin ramai dengan munculnya sejumlah nama, mulai dari pelatih yang sudah dikenal masyarakat Indonesia seperti Shin Tae-yong, hingga nama baru seperti Timur Kapadze dan Frank de Boer, yang merupakan eks pelatih Inter Milan, klub raksasa asal Italia.

Shin Tae-yong, Kandidat Terkuat dengan Dukungan Publik

Nama Shin Tae-yong menempati posisi teratas dalam daftar kandidat pelatih baru Timnas Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan tersebut bukan sosok asing bagi masyarakat Indonesia.

Ia pernah menukangi Timnas Indonesia sejak akhir tahun 2019 hingga 2024, dan dianggap membawa perubahan besar bagi sepak bola nasional.

Selama masa kepemimpinannya, Shin dikenal disiplin dan tegas dalam melatih para pemain muda Indonesia.

Ia berhasil membawa tim Garuda tampil di berbagai ajang internasional, termasuk Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Shin diketahui baru saja berpisah dari klub Korea Selatan, Ulsan HD, setelah kontraknya berakhir. 

Dukungan publik terhadap Shin tetap tinggi. Bahkan beberapa anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, olahraga, dan kebudayaan juga menyuarakan persetujuan apabila ia kembali melatih Timnas Indonesia.

Timur Kapadze, Arsitek Sukses Uzbekistan

Nama lain yang kini naik daun dalam bursa calon pelatih Timnas Indonesia adalah Timur Kapadze, pelatih asal Uzbekistan.

Ia menjadi sorotan setelah sukses besar membawa Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026, yang menjadi sejarah baru bagi negara Asia Tengah tersebut.

Timur Kapadze sebelumnya sempat menjadi pelatih sementara (interim coach) menggantikan Srecko Katanec yang mengundurkan diri.

Dalam konteks sepak bola, pelatih interim berarti pelatih sementara yang ditunjuk untuk memimpin tim hingga ada pelatih permanen baru.

Namun, performa luar biasa Uzbekistan di bawah komandonya membuat federasi sepak bola setempat (Uzbekistan Football Association) menetapkannya sebagai pelatih kepala secara permanen.

Timur Kapadze sukses membawa Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026 kali pertama dalam sejarah usai finis sebagai runner-up Grup A.

Kesuksesan tersebut membuat Kapadze masuk dalam radar sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.

Bahkan, publik sempat dibuat heboh setelah sang pelatih memberi kode bahwa dirinya terbuka terhadap peluang melatih Timnas Indonesia.

Belakangan, Timur Kapadze memberikan kode ingin menjadi pelatih Timnas Indonesia.

Meski begitu, belum ada komunikasi dari PSSI dengan Timur Kapadze perihal rencana melatih Timnas Indonesia.

Walaupun rumor ini belum dikonfirmasi secara resmi, banyak pihak menilai gaya kepemimpinan Kapadze yang modern dan taktis cocok untuk mengembangkan talenta muda Indonesia.

Frank de Boer, Eks Pelatih Inter Milan yang Bikin Heboh

Nama ketiga yang mencuri perhatian adalah Frank de Boer, pelatih asal Belanda yang memiliki rekam jejak impresif di dunia sepak bola Eropa. Ia dikenal sebagai mantan pelatih Inter Milan, Ajax Amsterdam, dan Crystal Palace, serta pernah menjadi pelatih tim nasional Belanda.

Spekulasi mengenai kemungkinan de Boer melatih Timnas Indonesia bermula dari unggahan Simon Tahamata, Kepala Pencari Bakat Timnas Indonesia, di media sosial.

Dalam unggahan tersebut, Simon terlihat berpelukan dengan Frank de Boer dan Archil Arveladze.

Pertemuan Frank de Boer dengan Kepala Pencari Bakat Timnas Indonesia, Simon Tahamata, menuai beragam spekulasi dari publik.

 Dalam unggahan di akun sosial media terbarunya, Simon Tahamata tertangkap kamera memeluk Frank de Boer dan Archil Arveladze.

Unggahan itu langsung memicu beragam komentar dan spekulasi. Banyak netizen menduga bahwa pertemuan tersebut merupakan “kode” bahwa Frank de Boer akan menjadi pelatih baru Timnas Indonesia.

Namun, Simon Tahamata membantah anggapan itu. Ia menjelaskan bahwa pertemuan tersebut hanya untuk memeriahkan acara peringatan 100 tahun klub Dinamo Tbilisi di Georgia.

Simon Tahamata tidak memberikan jawaban terkait rumor tersebut, tetapi pertemuan keduanya tak lain untuk memeriahkan acara 100 tahun klub Georgia, Dinamo Tbilisi.

Meski ditepis oleh Tahamata, tak sedikit yang mengaitkan pertemuan tersebut sebagai kode tak langsung.

Spekulasi semakin menguat karena Frank de Boer diketahui memiliki hubungan dekat dengan Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Keduanya pernah bekerja sama ketika Erick menjabat sebagai Presiden Inter Milan pada 2016.

Jesus Casas dan Louis van Gaal, Dua Nama yang Gugur Lebih Dulu

Selain tiga nama utama di atas, sebelumnya sempat muncul nama Jesus Casas dan Louis van Gaal dalam bursa calon pelatih Timnas Indonesia.

 Namun, peluang keduanya dipastikan tidak benar dengan alasan berbeda.

Jesus Casas dikabarkan lebih tertarik melatih Singapura, sedangkan Louis van Gaal yang sempat mengadakan konferensi pers ‘penting’ tidak menyinggung sama sekali Timnas Indonesia.

Dengan demikian, kedua nama tersebut otomatis keluar dari daftar calon pelatih baru skuad Garuda.

3 Alasan Iwan Bule Sarankan PSSI Rekrut Shin Tae-yong Lagi jadi Pelatih Timnas Indonesia

Mantan Ketua Umum PSSI periode 2019–2023, Mochamad Iriawan, atau yang akrab disapa Iwan Bule, turut memberikan pandangan dan saran terbuka kepada jajaran pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir.

Dalam pernyataannya yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, Iwan Bule menyarankan agar federasi mempertimbangkan kembali pelatih Shin Tae-yong (STY) untuk menukangi Timnas Indonesia.

Sebagai informasi, Shin Tae-yong adalah pelatih asal Korea Selatan yang pertama kali direkrut oleh PSSI pada tahun 2019, tepat saat Iwan Bule menjabat sebagai ketua umum.

Di bawah kepemimpinan STY, sepak bola Indonesia sempat mengalami peningkatan signifikan dalam hal disiplin, mental, dan performa tim nasional di berbagai level usia.

“Saya Mochamad Iriawan, mantan ketua umum PSSI atau ketua umum PSSI tahun 2019–2023,” ujar Iwan Bule melalui video yang diunggahnya.

“Dan terkhusus sekarang saya dan dari dulu pecinta sepak bola Indonesia lebih khusus lagi adalah tim nasional Indonesia.”

Ia menambahkan, dirinya mendengar banyak suara publik yang kecewa atas hasil akhir masa kepelatihan Patrick Kluivert dan menginginkan adanya langkah cepat dari federasi.

“Belakangan ini kita semua mendengar bahwa ada isu tentang pergantian pelatih. Khusus pelatih kepala tim nasional Indonesia yang kemarin sudah selesai kontraknya atau dipecat,” ujar Iwan Bule.

“Terkait itu saya ingin menyampaikan saran kepada federasi, kepada PSSI kepada Exco PSSI untuk mempertimbangkan kembali sosok coach yaitu STY, Shin Tae-yong, sebagai pelatih kepala tim nasional Indonesia menggantikan Patrick Kluivert.”

1. Sudah Memahami Iklim Sepak Bola Indonesia

Menurut Iwan Bule, alasan pertama Shin Tae-yong layak kembali memimpin Timnas adalah karena ia telah memahami secara mendalam karakter dan iklim sepak bola Indonesia.

Shin yang telah lebih dari empat tahun bekerja di Tanah Air dianggap sukses beradaptasi dengan kultur pemain Indonesia—yang dikenal emosional, penuh semangat, namun membutuhkan kedisiplinan tinggi dalam latihan dan strategi.

Walaupun masih menggunakan bahasa Korea dalam komunikasi, STY dinilai tidak kesulitan membangun hubungan baik dengan pemain maupun staf pelatih lokal.

 Ia terbukti mampu menghadirkan perubahan besar, terutama dalam cara berpikir dan bertanding para pemain.

“Tapi alhamdulillah mereka bisa melakukan kemajuan-kemajuan yang baik antara pelatih dengan pemainnya,” ujar Iwan Bule.

Selain itu, pelatih asal Korea Selatan tersebut berhasil membawa Timnas Indonesia mencatat sejumlah prestasi, termasuk menembus final Piala AFF, lolos ke Piala Asia, dan menaikkan peringkat FIFA Indonesia secara signifikan.

2. Sukses Bangun Mental Petarung dan Pemenang

Aspek kedua yang menjadi sorotan Iwan Bule adalah kemampuan Shin Tae-yong membangun mental pemain menjadi mental petarung.

Dalam dunia olahraga, mentalitas petarung adalah kondisi psikologis yang membuat pemain tetap tenang, fokus, dan pantang menyerah dalam tekanan pertandingan.

Menurut Iwan Bule, inilah salah satu warisan terbesar Shin Tae-yong selama memimpin Timnas Indonesia.

“Di mana kita tahu pola-pola yang dilakukan oleh STY yang pertama sesuai dengan kesepakatan dan kami adalah pertama mental. Mental anak-anak kita diangkat menjadi mental petarung. Jadi mental pemenang,” ujarnya.

Kondisi ini berbeda dengan era-era sebelumnya, ketika banyak pemain Indonesia dinilai mudah kehilangan fokus dan kepercayaan diri ketika menghadapi lawan kuat di level Asia.

Melalui latihan keras dan disiplin tinggi yang diterapkan STY, para pemain muda seperti Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam, dan Ernando Ari menunjukkan peningkatan mental dan kematangan dalam bertanding di berbagai turnamen internasional.

3. Peningkatan Stamina dan Disiplin Fisik

Selain mental, Iwan Bule juga menekankan bahwa faktor stamina merupakan fondasi penting dalam sepak bola modern.

Menurutnya, Shin Tae-yong menanamkan standar fisik tinggi bagi seluruh pemain, baik di level senior maupun kelompok usia muda.

Hal ini terlihat dari latihan intens yang kerap dilakukan STY, bahkan sering menjadi bahan perbincangan publik karena ketatnya jadwal dan disiplin yang diterapkan.

“Ketiga adalah stamina di mana stamina ditekankan oleh STY. Karena sekali lagi bagaimana anak-anak mempunyai taktik, strategi atau apapun yang terbaik, skill yang baik, tapi kalau stamina tidak ditunjang, dia tidak akan bisa main full dalam 2 kali 45, apalagi tambahan waktu kalau ada tambahan waktu,” ujar Iwan Bule.

Stamina yang kuat tidak hanya mendukung kemampuan teknis, tetapi juga membuat pemain mampu bertahan dalam pertandingan dengan intensitas tinggi.

Faktor inilah yang menjadikan Timnas Indonesia di bawah STY dikenal sebagai tim dengan permainan cepat dan pressing ketat selama 90 menit.

Dukungan Publik dan Harapan ke PSSI

Iwan Bule menyadari bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan PSSI dan Exco (Executive Committee)—yakni dewan eksekutif federasi yang bertugas menentukan arah kebijakan dan keputusan strategis dalam sepak bola nasional.

Namun, sebagai pecinta sepak bola dan mantan pemimpin federasi, ia merasa perlu menyampaikan aspirasi publik yang masih menaruh harapan besar pada sosok Shin Tae-yong.

“Kembali saya serahkan kepada federasi untuk menentukan pelatih ke depan untuk mengawal tim kita,” ujar Mochamad Iriawan.

“Ya, saya yakin sepak bola Indonesia akan berkembang lebih maju dan lebih baik.”

“Selamat berjuang. Mohon maaf masukan saya ini, untuk keputusan kembali saya serahkan kepada Federasi dan Exco PSSI.”

“Terima kasih, saya tetap merah putih untuk Garuda dan untuk sepak bola Indonesia secara lebih khusus Timnas,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul Deretan Pelatih Berlabel Piala Dunia yang Bisa Jadi Opsi untuk Timnas Indonesia

Artikel ini telah tayang di BolaSport dengan judul Iwan Bule Sarankan PSSI Segera Menunjuk Kembali Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia, tapi…

Sumber: https://bola.kompas.com/read/2025/10/21/13592038/update-rumor-terbaru-calon-pelatih-timnas-eks-inter-milan-masuk-daftar?page=all#page2.

Artikel ini telah tayang di Kompas TV dengan judul Spekulasi Pelatih Baru Timnas Indonesia Usai Unggahan Simon Tahamata Peluk Frank de Boer

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar