Free Gift

5 Fakta Cacingan pada Anak

KASUS cacing usus atau biasa disebut cacingan pada anak banyak ditemukan di Indonesia. Parasit atau cacing yang menginfeksi usus dapat berbahaya untuk kesehatan usus karena para cacing menyerap nutrisi yang seharusnya didapatkan anak. Cacingan biasanya terjadi pada anak dan bisa disebabkan karena makan daging kurang matang yang terkontaminasi, konsumsi minuman atau makanan yang terkontaminasi, dan kebiasaan hidup yang tidak higienis.

Berikut 5 fakta cacingan pada usus.

1. Banyak terjadi di Negara Tropis

Cacing usus mempengaruhi lebih dari sejuta penduduk di dunia. Umumnya terjadi di negara-negara yang memiliki iklim subtropis dan tropis karena kebersihan kurang dijaga.

2. Banyaknya Sebab Penularan

Cacing usus bisa masuk ke dalam tubuh dengan beberapa cara. Penularan umumnya disebabkan dari makan daging mentah dan yang terkontaminasi, kontak langsung dengan feses yang terkontaminasi. Untuk tipe cacing tambang, larvanya pun bisa masuk dengan cara penetrasi ke dalam kulit.

3. Gejala yang mirip dengan masalah usus lainnya

Beberapa gejala cacingan di usus bisa disalahartikan untuk kondisi usus lain. Tanda-tanda umum seperti diare, mual, muntah-muntah, kembung, pusing, sakit perut, dan berat badan menurut tanpa alasan bisa menjadi gejala terkena cacingan. Dalam beberapa kasus, individu juga menyadari adanya cacing saat buang air besar.

4. Potensi Komplikasi

Masih banyaknya orang yang belum sadar akan penyakit ini bisa membuat semakin banyak masyarakat yang terkena cacingan. Jika tidak ditindaklanjuti, cacingan dapat menyebabkan sakit yang lebih serius. Kondisi seperti anemia dapat terjadi karena susahnya penyerapan nutrisi, penyumbatan usus, dan malnutrisi. Walau jarang, cacing yang tadinya di usus pun bisa berpindah ke organ lain, seperti organ hati ataupun paru-paru. Kondisi ini bisa menyebabkan isu kesehatan seseorang menjadi lebih rumit.

5. Ada Hari Waspada Cacing Nasional.

Hari Waspada Cacing Nasional diperingati setiap 23 Juli sejak 2023. Kasus cacing usus di Indonesia yang tinggi mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap infeksi cacing usus yang berbahaya.

Sebelumnya, seorang anak berusia empat tahun, Raya meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing. Bocah dari Kampung Padangenyang, Sukabumi ini berasal dari keluarga tidak mampu dengan ayah yang sakit tuberkulosis dan ibu yang mengalami gangguan jiwa. Keluarga ini tinggal di rumah bilik panggung yang bagian bawahnya dipenuhi kotoran ayam. Diduga kondisi lingkungan yang kotor menjadi sumber infeksi cacing.

Raya ditemukan tim pegiat sosial dalam kondisi kritis dan sempat dibawa ke rumah sakit. Namun upaya mencari bantuan biaya medis ke berbagai lembaga pemerintah maupun sosial berakhir nihil. Selama perawatan, dari tubuh Raya dikeluarkan cacing hidup hingga seberat 1 kilogram, bahkan hasil CT Scan menunjukkan cacing dan telurnya sudah menyebar ke otak. Ia akhirnya meninggal pada 22 Juli 2025.

Kasus ini memicu keprihatinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia menyebut lingkungan tempat tinggal yang kotor membuat Raya mengalami cacingan akut. Dedi juga menyoroti lemahnya fungsi PKK, posyandu, hingga bidan desa, dan menyebut akan memberi sanksi kepada pihak terkait. Pemerintah provinsi pun mengevakuasi keluarga Raya untuk mendapat perawatan medis karena turut mengidap penyakit tuberkulosis.

ANTARA | HEALTHLINE | MELIKA AYAZA

Want a free donation?

Click Here