Free Gift

5 Kelurahan di Balikpapan Selatan dengan Warga Belum Kawin Terbanyak

Sabo– Kecamatan Balikpapan Selatan merupakan salah satu wilayah administratif penting di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Wilayah ini dikenal sebagai kawasan hunian padat, pusat kegiatan ekonomi modern, sekaligus gerbang utama menuju Kota Balikpapan karena di sinilah terletak Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan — bandara terbesar di Kalimantan Timur.

Secara astronomis, Balikpapan Selatan berada pada posisi 1,24°–1,26° Lintang Selatan dan 116,86°–116,90° Bujur Timur, menempatkannya di bagian selatan kota dengan akses strategis menuju pusat pemerintahan dan kawasan industri.

Aksesibilitas yang tinggi, fasilitas publik lengkap, serta banyaknya area perumahan modern membuat wilayah ini menjadi magnet bagi pendatang muda dan keluarga baru yang ingin menetap di Balikpapan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui publikasi “Kecamatan Balikpapan Selatan Dalam Angka 2025”, luas wilayah kecamatan ini mencapai 40,33 kilometer persegi dan terbagi ke dalam tujuh kelurahan, yaitu:

– Gunung Bahagia

– Sepinggan

– Damai Baru

– Damai Bahagia

– Sungai Nangka

– Sepinggan Raya

– Sepinggan Baru

Setiap kelurahan memiliki karakteristik yang berbeda — dari kawasan permukiman padat di Sepinggan, area perkantoran dan niaga di Sungai Nangka, hingga lingkungan perumahan modern di Damai Bahagia.

Kondisi Kependudukan Balikpapan Selatan

Pada tahun 2024, jumlah penduduk Balikpapan Selatan tercatat sebanyak 163.660 jiwa, terdiri dari 83.188 laki-laki dan 80.472 perempuan.

Rasio jenis kelaminnya sebesar 103,38, yang berarti dalam setiap 100 perempuan terdapat sekitar 103 laki-laki.

Dari tujuh kelurahan, Sepinggan menjadi wilayah dengan penduduk terbanyak yakni 40.056 jiwa (24,48 persen), disusul Sepinggan Baru sebanyak 37.462 jiwa (22,89 persen), dan Gunung Bahagia sebanyak 22.404 jiwa (13,69 persen).

Sedangkan kelurahan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Damai Baru, hanya 7.914 jiwa (4,84 persen).

Dalam hal kepadatan, Sungai Nangka tercatat sebagai wilayah terpadat dengan 6.315 jiwa per kilometer persegi, sedangkan Sepinggan Raya menjadi yang paling renggang dengan 2.603 jiwa/km⊃2;.

Struktur umur penduduk menunjukkan dominasi usia produktif, dengan kelompok usia 10–14 tahun menjadi yang terbesar (15.366 jiwa), disusul usia 5–9 tahun (14.755 jiwa) dan 20–24 tahun (14.114 jiwa).

Kondisi ini memperlihatkan bahwa Balikpapan Selatan merupakan wilayah dengan potensi demografi yang kuat — populasi mudanya menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi dan sosial kota.

Status Perkawinan Penduduk: Mayoritas Masih Belum Menikah

Berdasarkan data BPS 2024, penduduk Balikpapan Selatan menurut status perkawinan terdiri atas:

Belum Kawin: 83.051 jiwa

Kawin: 71.224 jiwa

Cerai Hidup: 4.198 jiwa

Cerai Mati: 5.187 jiwa

Dari angka tersebut, terlihat bahwa kelompok belum kawin menjadi yang terbesar, yakni sekitar 50,8 persen dari total penduduk usia dewasa.

Fenomena ini menarik karena mencerminkan kecenderungan sosial masyarakat urban — banyak individu usia produktif memilih menunda pernikahan untuk fokus pada karier, pendidikan, atau stabilitas finansial.

Balikpapan Selatan sebagai wilayah dengan banyak fasilitas modern seperti perkantoran, universitas, apartemen, dan pusat komersial, memang menjadi tempat ideal bagi kaum muda lajang dan profesional muda.

Mobilitas tinggi dan biaya hidup kota besar turut mempengaruhi tren ini.

5 Kelurahan dengan Penduduk Belum Kawin Terbanyak di Balikpapan Selatan

1. Sepinggan (20.210 jiwa belum kawin)

Kelurahan Sepinggan menempati posisi pertama dengan jumlah penduduk belum kawin terbanyak, yakni 20.210 jiwa.

Sebagai kelurahan dengan penduduk total tertinggi di kecamatan, Sepinggan merupakan pusat aktivitas urban yang berkembang pesat.

Wilayah ini dikenal karena kedekatannya dengan Bandara SAMS Sepinggan, banyaknya kos, apartemen, dan perumahan baru, serta kehadiran berbagai pusat perbelanjaan dan kuliner. Kondisi ini membuat Sepinggan menjadi tempat favorit bagi para pekerja muda dan mahasiswa.

Tingginya jumlah penduduk belum menikah di Sepinggan juga dapat dikaitkan dengan mobilitas tinggi dan karakteristik warganya yang heterogen — banyak di antaranya adalah pendatang dari luar daerah yang bekerja di sektor aviasi, jasa, dan perdagangan.

2. Sepinggan Baru (18.987 jiwa belum kawin)

Posisi kedua ditempati oleh Sepinggan Baru dengan 18.987 jiwa belum kawin. Wilayah ini merupakan hasil pemekaran dari Sepinggan dan kini berkembang menjadi kawasan hunian dan pendidikan. 

Secara sosial, tingginya angka warga belum kawin mencerminkan dominasi penduduk usia produktif yang masih aktif berkarier, dengan banyaknya fasilitas publik yang menunjang gaya hidup modern seperti kafe, coworking space, dan pusat olahraga.

3. Gunung Bahagia (11.275 jiwa belum kawin)

Di urutan ketiga ada Kelurahan Gunung Bahagia dengan 11.275 jiwa belum kawin.

Wilayah ini dikenal sebagai zona peralihan antara kawasan permukiman dan kawasan pendidikan, dengan banyak sekolah dan fasilitas ibadah.

Gunung Bahagia menjadi tempat tinggal ideal bagi keluarga muda dan individu lajang karena harganya relatif lebih terjangkau dibanding pusat kota, namun tetap memiliki akses cepat ke fasilitas umum.

Tingginya jumlah penduduk belum menikah di wilayah ini kemungkinan besar berasal dari penduduk muda lokal dan para perantau baru yang masih dalam masa awal karier.

4. Sungai Nangka (10.409 jiwa belum kawin)

Kelurahan Sungai Nangka menempati posisi keempat dengan 10.409 jiwa belum kawin.

Meskipun merupakan wilayah terpadat di Balikpapan Selatan, Sungai Nangka memiliki komposisi penduduk yang cukup seimbang antara keluarga dan individu muda.

Banyaknya kompleks perumahan vertikal serta kawasan niaga modern seperti ruko dan perkantoran turut mendorong pertumbuhan penduduk muda produktif yang memilih tinggal di area ini karena dekat dengan tempat kerja.

Kepadatan tinggi juga menunjukkan bahwa Sungai Nangka merupakan wilayah dengan mobilitas sosial ekonomi yang dinamis, di mana banyak orang datang sementara sebelum pindah ke daerah lain.

5. Damai Bahagia (9.252 jiwa belum kawin)

Posisi kelima ditempati oleh Kelurahan Damai Bahagia dengan 9.252 jiwa belum kawin.

Wilayah ini merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan penduduk baru yang cukup stabil dan memiliki karakteristik permukiman tenang.

Damai Bahagia banyak dihuni oleh keluarga kecil dan pekerja muda, dengan infrastruktur jalan dan fasilitas publik yang terus berkembang.

Meskipun tidak sepadat Sepinggan, kawasan ini memiliki daya tarik bagi warga yang mencari lingkungan lebih nyaman namun tetap terjangkau.

Kehadiran warga belum kawin dalam jumlah besar menunjukkan bahwa wilayah ini mulai menjadi alternatif hunian populer bagi kalangan muda yang ingin menjauh dari hiruk pikuk kawasan bandara.

Kelurahan Lainnya dan Gambaran Umum

Dua kelurahan lain yakni Sepinggan Raya dan Damai Baru, masing-masing mencatat 8.988 jiwa dan 3.930 jiwa penduduk belum kawin.

Meskipun jumlahnya lebih kecil, keduanya tetap memainkan peran penting dalam komposisi demografi Balikpapan Selatan.

Sepinggan Raya memiliki kepadatan penduduk yang rendah, namun luas wilayahnya besar — menjadikannya kawasan pengembangan permukiman baru di masa depan.

 Sedangkan Damai Baru, meski penduduknya paling sedikit, dikenal dengan stabilitas sosial dan lingkungan yang relatif tenang.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar