Free Gift

5 Tips Melindungi Diri dari Deepfake

DEEPFAKE merupakan rekayasa digital berupa foto, video, atau audio yang dimodifikasi hingga terlihat nyata. Teknologi ini bisa membuat seseorang terlihat berkata atau melakukan sesuatu yang tidak pernah ia ucapkan atau lakukan.

Dengan memanfaatkan konsep deep learning dalam akal imitasi (AI), deepfake mampu menghasilkan konten dengan realisme tinggi, lengkap dengan tiruan suara, intonasi, hingga gerak-gerik yang sulit dibedakan dari aslinya.

Kehadiran teknologi ini turut memunculkan kekhawatiran soal privasi, pencurian identitas, dan misinformasi. Hadirnya deepfake ini semakin mengaburkan batas antara fakta dan kebohongan yang membuatnya kerap disalahgunakan untuk berbagai kejahatan, seperti pencurian identitas, penipuan, pembobolan sistem biometrik, hingga berita palsu.

Banyak orang beranggapan aman karena tidak menggunakan produk AI. Faktanya, teknologi ini bisa mengumpulkan data dari jutaan orang lewat Internet, termasuk foto, video, dan rekaman suara yang beredar di media sosial.

Meski sulit dihindari sepenuhnya, ada langkah untuk mengurangi risiko. Cara paling sederhana adalah berhati-hati terhadap apa yang dibagikan secara publik.

Dilansir dari NSW Goverment, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari ancaman deepfake.

1. Bijak Berbagi di Dunia Maya

Langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman deepfake adalah berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi di internet. Batasi informasi pribadi yang dipublikasikan, khususnya foto dan video berkualitas tinggi. Atur privasi media sosial agar hanya orang terpercaya yang bisa melihat unggahan.

2. Perkuat Privasi dan Keamanan Data

Gunakan pengaturan privasi di berbagai platform untuk membatasi siapa saja yang bisa mengakses foto, video, atau informasi pribadi. Saat membagikan gambar atau video, pertimbangkan untuk memberi watermark digital sehingga jejak rekayasa lebih mudah dilacak.

3. Gunakan Autentikasi Ganda dan Kata Sandi Kuat

Lindungi akun-akun penting dengan autentikasi multi-faktor (MFA). Dengan metode ini, login memerlukan langkah tambahan, seperti pemindaian wajah, kode unik melalui SMS, atau aplikasi autentikasi khusus. Gunakan juga kata sandi yang panjang, kuat, dan unik minimal 16 karakter, lalu simpan dengan aman menggunakan pengelola kata sandi yang dilengkapi MFA.

4. Rutin Perbarui Perangkat dan Waspada Phishing

Pastikan perangkat dan aplikasi selalu diperbarui secara otomatis agar celah keamanan tidak dimanfaatkan peretas. Waspadai juga pesan mencurigakan melalui email, SMS, atau telepon, terutama jika isinya menuntut respons cepat, seperti klaim hadiah atau peringatan peretasan.

5. Jangan Mudah Percaya

Tetap bersikap skeptis terhadap video atau audio yang viral di media sosial, terutama bila sumbernya tidak jelas. Segera laporkan juga konten deepfake yang menyeret individu atau orang terdekat.

Want a free donation?

Click Here