Free Gift

6 Dampak Cuaca Panas pada KUlit

BEBERAPA waktu belakangan, berbagai daerah di Indonesia menghadapi kondisi cuaca yang sangat panas. Kondisi ini bukan hanya menciptakan rasa panas yang tak nyaman. Tapi juga membawa ancaman serius berupa radiasi sinar ultraviolet (UV) berintensitas tinggi, khususnya antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.

Seperti dilansir dari Antara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap paparan sinar UV yang dapat berdampak serius pada kesehatan kulit dan mata.

Paparan sinar UV yang tinggi dan suhu yang terus meningkat memiliki dampak negatif signifikan terhadap kesehatan kulit. Mulai dari peningkatan produksi minyak hingga dehidrasi bahkan peradangan. Berikut ini beberapa masalah kulit akibat cuaca panas seperti dilansir dari Westlake Dermatology.

1. Kulit terbakar dan penuaan dini

Radiasi sinar UV yang sangat tinggi dapat merusak DNA sel kulit. Dalam jangka pendek, paparan ini menyebabkan kulit terbakar atau sunburn yang ditandai dengan kulit memerah, terasa sangat panas dan nyeri. Dalam jangka panjang, paparan UV berulang mempercepat penuaan dini dengan merusak serat kolagen dan elastin, yang mengakibatkan kulit kendur, keriput, dan munculnya flek hitam. Sementara menurut The Skin Cancer Foundation lima kali atau lebih kejadian sunburn meningkatkan dua kali lipat risiko terkena melanoma (kanker kulit).

2. Timbulnya Biang Keringat (Miliaria)

Biang keringat adalah masalah kulit yang paling sering muncul saat cuaca panas. Kondisi ini terjadi ketika keringat berlebih terperangkap di bawah kulit karena saluran keringat tersumbat. Gejalanya berupa bintik-bintik merah kecil yang terasa gatal atau perih menyengat, sering muncul di area yang lembap atau tertutup pakaian ketat seperti dahi, leher, dada, punggung, dan lipatan kulit. Kondisi ini dipicu oleh keringat yang bercampur dengan bakteri dan minyak di permukaan kulit.

3. Muncul Jerawat dan Peradangan Kulit

Suhu panas merangsang kelenjar minyak (sebum) menjadi lebih aktif. Peningkatan produksi minyak ini, ketika bercampur dengan keringat dan bakteri, menciptakan lingkungan ideal untuk terjadinya penyumbatan pori-pori, yang akhirnya memicu timbulnya jerawat dan komedo. Suhu panas juga menyebabkan pembuluh darah melebar (vasodilatasi), yang dapat meningkatkan kemerahan dan peradangan. Bagi mereka yang memiliki kondisi seperti rosasea atau eksim, suhu panas dapat memicu pelepasan histamin, yang memperburuk gejala kemerahan, bengkak, dan gatal.

4. Infeksi Jamur dan Bakteri

Lingkungan yang hangat dan lembap akibat keringat berlebih menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi jamur dan bakteri. Berbagai infeksi kulit, seperti panu, kurap, dan kutu air menjadi lebih sering terjadi. Area lipatan tubuh yang sering basah karena keringat harus dijaga agar tetap kering untuk mencegah kondisi ini.

5. Dehidrasi Kulit

Meskipun tubuh banyak berkeringat, cuaca panas mempercepat hilangnya air melalui keringat, yang dapat menyebabkan dehidrasi tubuh dan kulit. Kulit yang dehidrasi terlihat kusam, kasar, dan lebih rentan terhadap garis halus. Dehidrasi juga melemahkan fungsi barrier kulit, menjadikannya lebih rentan terhadap iritasi dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga hidrasi tubuh dengan minum cukup air.

6. Hiperpigmentasi (Melasma dan Flek Hitam)

Meskipun sinar UV adalah pemicu utama, panas itu sendiri dapat merangsang melanosit, sel-sel penghasil pigmen. Paparan panas, terlepas dari sinar UV, dapat memperparah kondisi hiperpigmentasi seperti melasma (bercak coklat atau abu-abu di wajah) dan flek hitam lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan dari panas, bukan hanya dari sinar UV, juga penting untuk mengelola masalah pigmentasi.

Melika Ayaza berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar