Sabo– Penjualan ponsel bekas melalui platform daring atau marketplace kian diminati masyarakat karena menawarkan kemudahan transaksi dan harga yang lebih terjangkau.
Namun, di balik kemudahan tersebut, konsumen tetap perlu berhati-hati agar tidak tertipu oleh produk palsu, cacat, atau tidak sesuai deskripsi.
Menurut pengamat teknologi digital, sistem jual beli daring memang memberikan banyak keuntungan, tetapi risiko penipuan dan manipulasi informasi juga tinggi.
Oleh karena itu, pembeli perlu memperhatikan sejumlah hal penting sebelum memutuskan membeli ponsel bekas secara online.
Inilah 7 tips aman membeli ponsel bekas di Marketplace online yang sudah dirangkum Sabodari berbagai sumber:
1. Pilih Marketplace Terpercaya
Pastikan melakukan transaksi di marketplace besar yang memiliki sistem verifikasi penjual, fitur perlindungan pembeli (buyer protection), serta layanan pengembalian dana.
Hindari bertransaksi di platform yang tidak memiliki mekanisme pengawasan atau jaminan keamanan.
2. Periksa Reputasi Penjual
Perhatikan rating, ulasan pembeli sebelumnya, serta lama akun aktif.
Penjual dengan reputasi baik dan tanggapan positif biasanya lebih dapat dipercaya.
Hindari penjual yang baru bergabung atau memiliki banyak ulasan negatif.
3. Cermati Deskripsi dan Foto Produk
Baca deskripsi dengan teliti, termasuk kondisi fisik, status garansi, dan kelengkapan aksesori.
Pastikan foto produk adalah foto asli, bukan hasil unduhan dari internet.
Mintalah video singkat kondisi ponsel jika diperlukan, agar lebih meyakinkan.
4. Cek Nomor IMEI dan Keaslian Ponsel
Sebelum transaksi, mintalah penjual untuk menyertakan nomor IMEI dan periksa keasliannya melalui situs resmi imei.kemenperin.go.id.
IMEI yang terdaftar menandakan ponsel legal dan bukan hasil penyelundupan.
5. Gunakan Metode Pembayaran Aman
Selalu gunakan sistem pembayaran resmi yang disediakan marketplace, bukan transfer langsung ke rekening pribadi.
Fitur pembayaran resmi memastikan dana baru diteruskan ke penjual setelah pembeli menerima barang sesuai pesanan.
6. Hindari Penawaran yang Terlalu Murah
Harga yang jauh di bawah pasaran sering kali menjadi indikasi adanya masalah, seperti barang rusak, tidak bergaransi, atau bahkan palsu.
Bandingkan harga dari beberapa penjual sebelum membuat keputusan.
7. Dokumentasikan Proses Transaksi
Simpan bukti komunikasi, faktur, serta foto barang saat diterima.
Jika terjadi kendala, dokumen tersebut dapat menjadi bukti kuat untuk pengajuan komplain ke pihak marketplace.
Ciri-ciri HP Palsu
Pertengahan Juli lalu, seperti dilansir Kompas.com, Menteri Perdagangan Budi Santoso menutup pabrik yang merakit ribuan ponsel palsu dan ilegal.
Mendag menyebut, pabrik itu merakit setidaknya 5.100 unit ponsel dari berbagai merek, seperti Oppo, Vivo, Redmi, dan iPhone.
Ponsel-ponsel tersebut banyak beredar di marketplace dengan banderol yang sangat murah, bahkan di bawah harga normal pasar.
Sesaat setelah penutupan, Mendag melakukan ekspos dan memamerkan beberapa ponsel palsu di depan awak media.
Sekilas, produk-produk palsu itu amat mirip dengan HP asli rakitan pabrik resmi.
Kemasannya cukup rapi, sebagaimana packaging smartphone baru yang asli dari pabrikan.
Jadi, pembeli bisa saja tergocek jika tidak teliti.
Kendati demikian, ada sejumlah ciri-ciri HP palsu yang bisa dicermati, sebagaimana diungkap Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Dalam Negeri, Moga Simatupang.
1. Harga sangat murah
Moga mengatakan, ponsel palsu atau yang dirakit secara ilegal biasanya didistribusikan lewat lokapasar atau marketplace dengan iming-iming promosi cuci gudang, diskon besar-besaran, dan dijual dengan harga sangat miring dibanding harga normal.
Apabila sudah sampai di tangan, ponsel pun bisa saja sekilas tampak normal, sebagaimana HP orisinal dari pabrik. Seperti casing-nya yang tampak baru dan mulus.
2. Penurunan kualitas
Menurut Moga, ponsel palsu biasanya memiliki penurunan kualitas di beberapa fitur, seperti kamera dan speaker.
Baterainya juga bisa jadi lebih cepat habis meski unit “baru”.
Padahal, umumnya perangkat baru memiliki daya tahan baterai yang msih cukup awet.
3. Booting lama
Ponsel palsu biasanya juga mengalami proses menghidupkan (booting) yang sangat lama, baik untuk sistem operasi Android maupun iOS (iPhone).
Hal ini berbeda dengan ponsel asli yang seharusnya bisa melakukan booting dengan cepat.
4. Layanan purna jual yang buruk
Moga juga mengatakan, ponsel palsu biasanya memiliki layanan purna jual yang sangat buruk.
Misalnya, penjual hanya menawarkan garansi distributor (jika dijual offline).
Apabila dijual lewat marketplace, toko biasanya akan langsung menawarkan unit baru, karena tidak memiliki layanan service center.
5. Isi boks minim
Meskipun secara kemasan tampak “normal” seperti HP asli, isi boks HP palsu biasanya jauh dari lengkap.
Misalnya, tidak ada buku petunjuk (manual book) dan kartu garansi yang terdaftar resmi di Kemendag.
Isi kotak bisa saja hanya berisi unit ponsel, dan charger atau casing saja.
6. Kualitas sinyal buruk
Terakhir, Moga juga mengatakan bahwa HP palsu kemungkinan memiliki kualitas sinyal yang buruk.
Sinyal bisa saja hilang tiba-tiba secara permanen meskipun posisi perangkat berada di lokasi dengan sinyal 4G/5G yang kuat.
Hal ini dikarenakan nomor International Mobile Equipment Identity/Identitas Perangkat Bergerak Internasional (IMEI) yang ditanam di perangkat tidak terdaftar di merek resmi, apalagi database pemerintah.
Pemerintah sendiri memiliki aturan bahwa nomor IMEI yang tidak terdaftar, akan diblokir menggunakan layanan seluler.
Membeli ponsel bekas di marketplace memang menawarkan kemudahan dan potensi harga menarik.
Namun, kehati-hatian dan verifikasi menyeluruh tetap menjadi kunci agar konsumen terhindar dari kerugian dan mendapatkan produk sesuai harapan.
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram






