Free Gift

8 Universitas Ikuti Kompetisi Peradilan Semu Piala A. G. Pringgodigdo X 2025 di Unair

Sabo, SURABAYA – Peradilan Semu Piala A. G. Pringgodigdo X Tahun 2025 resmi digelar  Komunitas Peradilan Semu (KPS) Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair).

Kompetisi tingkat nasional ini merupakan kelanjutan dari edisi sebelumnya dan melibatkan sejumlah universitas dari berbagai daerah di Indonesia.

Project Officer kompetisi, Ludwig Elia Judika Sihombing, menjelaskan ajang tahunan ini menjadi wadah mahasiswa hukum untuk mempraktikkan ilmu yang selama ini dipelajari di bangku kuliah ke dalam bentuk simulasi persidangan.

“Kompetisi ini berlangsung selama empat hari. Hari pertama adalah pembukaan, hari kedua dan ketiga diisi dengan sidang-sidang kompetisi, dan hari terakhir dilaksanakan babak final serta penutupan,” terang Ludwig pada Sabo, Senin (20/10/2025).

Tahun ini, terdapat delapan delegasi universitas serta satu tim observer yang akan mengikuti kompetisi tahun berikutnya.

Peserta berasal dari berbagai daerah, antara lain Bali, Jakarta, Semarang, Bandung bahkan Lampung.

Setiap delegasi terdiri dari 18 anggota dengan beragam peran, seperti majelis hakim, penggugat, tergugat, juru sumpah, saksi atau ahli, panitera, serta petugas sidang.

Babak penyisihan tahun ini mengangkat tema hukum kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), sementara babak final membahas Hukum Kekayaan Intelektual (HKI).

Menurut Ludwig, kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga sarana pembelajaran untuk memahami praktik hukum secara lebih nyata.

“Mahasiswa belajar menyusun berkas perkara, membuat argumentasi hukum, hingga mempraktikkannya di ruang sidang sebagaimana dalam sistem peradilan sesungguhnya,” ujarnya.

Dewan juri dalam kompetisi ini terdiri dari praktisi hukum, dosen, hingga kurator, yang berasal dari Unair dan lembaga hukum di Surabaya.

Menariknya, rangkaian acara ditutup dengan pembacaan nominasi peran dan berkas terbaik, disertai penampilan seni reog, sebelum pengumuman tiga besar pemenang.

Dikatakannya, penyelenggaraan kompetisi ini juga relevan dengan kondisi ekonomi dan hukum Indonesia saat ini.

“Semakin pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia memicu persaingan di kalangan pengusaha dan investor. Karena itu, kepastian hukum bagi investor serta perlindungan hak masyarakat sebagai konsumen menjadi hal yang sangat penting,” pungkasnya.

Salah satu peserta, Zakia Syilaili, official delegasi Universitas Brawijaya (UB), mengungkapkan rasa syukurnya karena timnya berhasil mencapai babak final.

“Jujur, ini semua rencana Tuhan. Kami sama sekali tidak menyangka bisa sampai ke babak final. Banyak sekali cobaan dari awal latihan hingga hari pelaksanaan. Tapi kami terus berusaha memberikan yang terbaik,” ujarnya.

Zakia menceritakan tim UB menjalani latihan intensif setiap hari menjelang kompetisi.

“Kalau hari kuliah, kami latihan mulai sore sampai malam. Tapi kalau akhir pekan, biasanya latihan dari pagi hingga malam hari,” katanya.

Meski menghadapi banyak kendala selama persiapan dan pelaksanaan, Zakia mengaku bangga karena timnya dapat melewati semuanya dengan baik.

Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilanjutkan karena memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa hukum di seluruh Indonesia.

“Saya merasa sangat terlatih dan banyak belajar di sini. Kompetisi ini membantu mahasiswa mengeksplor lebih dalam isu-isu hukum yang sedang berkembang. Semoga ajang Peradilan Semu berikutnya bisa semakin baik dan terus berlanjut,” pungkasnya.

BACA BERITA SaboLAINNYA DI GOOGLE NEWS

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar