---Advertisement---

ABAIKAN ISRAEL, AS CAPAI PERDAMAIAN DENGAN HAMAS

---Advertisement---

Sabo News.CO.ID,

GAZA – Gerakan Hamas di Palestina menyatakan bahwa warga dual citizenship Israel-Amerika Serikat, Idan Alexander, akan dilepaskan. Ini terjadi setelah adanya komunikasi antara Hamas dan pihak administrasi Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir, tanpa melibatkan pemerintahan Israel.


Dalam suatu pengumuman, Hamas menjelaskan bahwa dalam usaha yang dikerjakan oleh para mediator kita, yaitu saudara-saudara kita, telah dicapai kesepakatan damai di wilayah Jalur Gaza. Mereka menekankan dampak positif signifikan dari hal ini. Menurut pandangan mereka, putusan pembebasan Alexander merupakan salah satu aspek dari serangkaian tindakan menuju gencatan senjata tersebut, pembukaan lintasan perbatasan, serta izin bagi pemasukan pertolongan dan dukungan kepada masyarakat kita di area Jalur Gaza.


Hamas menyatakan siap langsung menjalankan pembicaraan intensif serta menginvestasikan usaha besar demi mencapai kesepakatan penyelesaian agar dapat mengakhiri konflik dan menukar tawanan sesuai dengan kata sepakat bersama. Suatu tim mandiri dan terampil bakal dipercayakan merencanakan jalannya Jalur Gaza, memelihara situasi damai dan stabil dalam jangka panjang ke depannya, sambil melakukan pembaruan infrastruktur dan memberantas embargo.


Mereka juga mengapresiasi disebutnya “upaya tanpa henti yang telah dilakukan oleh saudara-saudara kita di negeri Qatar dan Mesir, beserta dengan saudara-saudara kita di Türkiye dalam kurun waktu terakhir ini.”
Reuters
menyertakan referensi dari sebuah sumber yang menyampaikan bahwa para sandera dari Amerika dan Israel diperkirakan akan dilepaskan pada hari Selasa ini.


Pada tanggapan awal A.S terkait pernyataan Hamas, Duta Besar Washington untuk Penyanderaan, Adam Boehler, menyampaikan bahwa tindakan Hamas dalam “melepaskan satu warga negara Amerika dianggap sebagai kemajuan positif.” Dia pun menekankan agar Hamas dapat melepasempat jenasah warganya Amerika Serikat lainnya.




Boller menyebutkan bahwa kedatangan Presiden Donald Trump di Timur Tengah minggu ini mempengaruhi langkah-langkah tersebut. Dia meneruskan, “Kedatangan Presiden di wilayah ini sangat membantu, sama seperti usaha yang telah dilancarkan oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Utusan Khusus AS Steven Witkoff.”


Pada saat bersamaan, Kementerian Luar Negeri Qatar menegaskan bahwa kedua negara yaitu Qatar dan Mesir menyambut positif pernyataan Hamas tentang kesediaannya melepaskan para tawanan Amerika yang ditahankan oleh mereka.


Dia menyebutkan bahwa Qatar dan Mesir melihat tindakan Hamas sebagai indikator kesungguhan dan perkembangan positif menuju pemulihan negosiasi gencatan senjata antara kedua belah pihak. Keduanya juga menekankan usaha penengahan mereka secara terus-menerus, bekerja sama dengan Washington, guna merancang gencatan senjata yang all-inclusive.


Di Israel,
Channel 12
menyampaikan informasi bahawa Witkov diperkirakan akan sampai di Israel esok hari dalam rangka kesepakatan pelepasan Alexander. Sumber-sumber dari pihak Israel dilansir menyebut adanya petunjuk kuat terkait dengan dilepaskannya Alexander secara cepat, serta mereka berpendapat tak memiliki pengetahuan atas percakapan semacam itu.


Sementara itu, surat kabar
Israel Hayom
menglaporkkan bahwa sebagai ganti rugi atas pembebasan Alexander, Israel berencana untuk membuka jalur untuk pemasukan bantuan kemanusiaan.


Situs berita
Walla
Israel juga menyebutkan bahwa pelepasan pasukan Alexander termasuk gencatan senjata jangka pendek.


Dalam hal ini, seorang ibu dari salah satu narapidana di Gaza menyampaikan bahwa anak laki-lakanya berada dalam situasi serupa dengan Idan. Ia menambahkan bahwa meskipun Idan akan dilepaskan, anaknya tersebut dipastikan harus tetap tinggal karena keputusan Netanyahu untuk mengakhirinya hidupnya.


Bunda dari tahanan Israel tersebut menegaskan, “Netanyahu sudah berubah jadi setan pembunuh, namun aku tetap akan terus mencari putraku.”

Pada awal hari ini, seorang tokoh dari Hamas menyampaikan kepada
Aljazirah
bahwa pembicaraan langsung dan terus-menerus tengah dilangsungkan dengan pihak Amerika Serikat tentang traktat damai di Jalur Gaza. Di sisi lain, Duta Besar Spesial AS untuk Timur Tengah Stephen Witkoff menyebut bahwa Israel enggan untuk menyelesaikan konflik bersenjata tersebut.

Channel 12 Israel
Mengutip pernyataan Witkoff yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat berkeinginan untuk membawa pulang para tahanan di Gaza, tetapi Israel enggan menghentikan konfliknya. Saluran itu melanjutkan bahwa Witkoff memberi informasi pada keluarga-keluarga tahanan saat bertemu dengan mereka, jika Israel terus mempertahankan peperangan walaupun pihak Trump sendiri masih bingung tentang langkah selanjutnya, dan seharusnya ada suatu kesepakatan yang dapat diraih.

Dia pun menyoroti kesesuaian antara kritikan dari duta besar Amerika Serikat itu dengan penyiapsiapannya pasukan militer Israel untuk meluaskan konflik di Gaza. Sementara itu, Channel 12 merujuk pada pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menyebut kemungkinan pembebasan Idan Alexander, seorang warganegara AS oleh Hamas, sebagai tanda kebaikan hati bagi Presiden Donald Trump.

Netanyahu menambahkan bahwa Israel menghadapi hari-hari penting sehubungan dengan pembebasan tahanan, dan bahwa Israel mendukung pendekatan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff, menunjukkan bahwa Israel mungkin mengusulkan kesepakatan yang berbeda dari pendekatan Witkoff, yaitu kesepakatan yang mencakup jumlah sandera yang lebih kecil dan harga yang lebih rendah.

Channel 13
, di bagian ini, menyebutkan pernyataan dari seorang pejabat Israel yang menjelaskan adanya ketidakkonsistenan dalam administrasi Trump, tempat sayap kanan tak tahu apa yang dikerjakan oleh sayap kirinya, sementara semua hal lainnya berlangsung sesuai kemauan Trump.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan duta besar Presiden terpilih AS Donald Trump untuk urusan Timur Tengah Steve Witkoff di kantornya yang berlokasi di Yerusalem pada tanggal 11 Januari 2025. -(Kantor Perdana Menteri Israel)

Sekilas, Witkoff mengungkapkan dugaannya bahwa terdapat perkembangan menuju perjanjian gencatan senjata serta pelepasan tahanan di Wilayah Tepi Barat “sebelum atau saat” kunjungan Presiden Donald Trump ke daerah itu.

Baru-baru ini, sebuah koran di Israel
Haaretz
Mengacu pada suatu laporan yang menyebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat menerapkan tekanan besar kepada Israel agar dapat meraih persetujuan bersama Hamas, seiring dengan kedatangan Presiden AS di daerah itu awal bulan Mei. Laporan tersebut juga menekankan bahwa administrasi AS melihat situasi ini secara sangat serius dan sudah memberitahu Israel bila tak ada kemajuan dalam arah perundingan, negara tersebut harus siap menangani konsekuensinya sendiri.

Terpisah, harian Israel melaporkan bahwa utusan khusus Amerika Serikat baru-baru ini bertemu dengan keluarga tahanan Israel. Dalam pertemuan tersebut, Witkoff menyebutkan bahwa operasi militer berisiko mengancam jiwa putra-putranya mereka.

Haaretz
menambahkan bahwa Witkov yakin keluarga itu kalau Israel akan menanggung konsekuensi yang sangat berat bila para tawanan tetap harus membayar harganya dan perang tak kunjungi diakhiri. Media melaporkan bahwakritik Witkov terhadap pemerintahIsrael disebar dengan izinnya sendiri.

Join WhatsApp

Join Now
---Advertisement---

Leave a Comment