Sabo – AC Milan dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah sensasional untuk memulangkan Son Heung-min ke Eropa dengan memanfaatkan “Klausul Beckham” yang tercantum dalam kontrak sang bintang Korea Selatan di Los Angeles FC.
Kedatangan Son Heung-min bakal membuat lini serang AC Milan semakin tajam untuk bersaing dalam perebutan gelar juara Liga Italia 2025/2026.
Diketahui, Son Heung-min meninggalkan Tottenham Hotspur pada akhir musim lalu setelah satu dekade yang gemilang di London Utara.
Keputusan itu sempat mengejutkan banyak pihak, mengingat ia masih tampil konsisten di Premier League.
Namun, Son memilih tantangan baru di Major League Soccer (MLS) bersama LAFC dengan mahar sekitar £20 juta.
Hasilnya sejauh ini luar biasa: delapan gol dan tiga assist dalam sembilan penampilan.
Menurut laporan The Sun, kontrak Son di LAFC hingga 2028 ternyata memuat klausul khusus yang memungkinkan dirinya untuk bermain di klub Eropa selama jeda kompetisi MLS.
Klausul ini mirip dengan yang pernah dimiliki oleh David Beckham saat membela LA Galaxy, yang kala itu sempat kembali ke Eropa melalui masa pinjaman di AC Milan.
Klausul tersebut disebut sebagai “David Beckham clause”, yang memungkinkan pemain MLS menjaga kebugaran dan performa dengan tampil di kompetisi elite Eropa selama offseason.
“Son Heung-min menolak tawaran besar dari klub-klub Eropa dan tim Arab Saudi demi bergabung dengan MLS.”
“Namun, seperti Beckham yang sempat kembali ke AC Milan, Son masih membuka peluang kembali ke Premier League lewat kesepakatan pinjaman jangka pendek,” tulis The Sun.
Sumber yang dikutip dari TransferFeed menyebutkan, AC Milan menjadi salah satu klub yang mempertimbangkan untuk mengaktifkan klausul ini.
Rossoneri dinilai tertarik pada peluang membawa Son sebagai tambahan daya serang menjelang paruh kedua musim Serie A.
Langkah ini disebut akan menjadi pengulangan strategi sukses klub saat meminjam Beckham dari LA Galaxy pada tahun 2009.
Meski begitu, kembali ke Inggris juga menjadi opsi realistis bagi Son, mengingat ikatannya yang kuat dengan Tottenham dan Premier League.
Kembali ke Spurs untuk jangka pendek dinilai bisa membantu klub asuhan Thomas Frank yang tengah kekurangan opsi di lini depan akibat cedera James Maddison dan masalah kebugaran Dominic Solanke.
Selain alasan kompetitif, Piala Dunia 2026 disebut menjadi pertimbangan utama bagi Son.
Pemain berusia 33 tahun itu ingin tetap tajam dan bugar menjelang turnamen besar yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Oleh karena itu, bermain di Eropa selama beberapa bulan dianggap sebagai langkah strategis untuk menjaga performa dan kebugaran.
Menurut data Transfermarkt, nilai pasar Son saat ini berada di kisaran €20 juta, dan dengan statusnya sebagai salah satu ikon sepak bola Asia, kehadirannya akan menjadi daya tarik besar baik secara komersial maupun teknis.
Sosok Son Heung-min
Son Heung-min merupakan salah satu pemain paling berpengaruh di dunia sepak bola modern.
Dari masa kecil di Chuncheon, Korea Selatan, hingga menjadi kapten Tottenham Hotspur dan ikon nasional, perjalanan Son adalah kisah inspiratif tentang tekad dan ketekunan.
Son Heung-min lahir pada 8 Juli 1992 di Chuncheon, Gangwon, Korea Selatan.
Ayahnya, Son Woong-jung, adalah mantan pesepak bola profesional dan pelatih yang sangat berperan dalam membentuk karakter disiplin Son sejak kecil.
Son memulai karier sepak bolanya di akademi FC Seoul, salah satu klub terbesar di Korea Selatan.
Namun, ambisinya untuk bermain di Eropa membuatnya memilih jalur yang berbeda.
Di usia 16 tahun, Son bergabung dengan akademi Hamburger SV di Jerman pada 2008, membuka pintu bagi karier internasionalnya.
Karier di Eropa
- Hamburger SV (2010–2013)
Son melakukan debut profesionalnya bersama Hamburger SV pada 2010 di usia 18 tahun.
Ia menjadi pemain termuda yang mencetak gol untuk klub tersebut di Bundesliga.
Selama tiga musim bersama Die Rothosen, Son tampil dalam 78 pertandingan dan mencetak 20 gol.
Kemampuannya dalam dribel cepat, dua kaki yang sama kuat, dan penyelesaian akhir yang klinis membuat banyak klub besar Eropa meliriknya.
- Bayer Leverkusen (2013–2015)
Pada 2013, Son bergabung dengan Bayer Leverkusen dengan nilai transfer sekitar €10 juta, salah satu yang tertinggi bagi pemain Asia kala itu.
Di Leverkusen, performanya semakin menonjol.
Dalam dua musim, ia mencatat 29 gol dari 87 pertandingan di semua kompetisi, termasuk beberapa gol penting di Liga Champions.
Keberhasilan di Leverkusen menjadi batu loncatan yang mempertemukannya dengan Premier League.
- Tottenham Hotspur (2015–2025)
Pada Agustus 2015, Tottenham Hotspur mendatangkan Son dengan mahar sekitar £22 juta, menjadikannya pemain Asia termahal saat itu.
Setelah adaptasi yang cukup berat di musim pertamanya, Son berkembang menjadi bintang utama Spurs.
Ia dikenal karena kecepatannya, kemampuan menembak dari jarak jauh, serta chemistry luar biasa bersama Harry Kane.
Duet keduanya bahkan memecahkan rekor Premier League sebagai pasangan paling produktif dalam sejarah liga.
Karier Internasional
Son memulai debutnya untuk tim nasional Korea Selatan pada 2010.
Ia telah tampil lebih dari 120 kali dan mencetak lebih dari 40 gol untuk negaranya.
Ia menjadi bagian penting dalam skuat Korea Selatan di Piala Dunia 2014, 2018, dan 2022, termasuk membawa timnya mengalahkan Jerman 2-0 di fase grup Piala Dunia 2018, salah satu kemenangan paling bersejarah dalam sepak bola Asia.
Son juga mempersembahkan medali emas Asian Games 2018, yang membuatnya dibebaskan dari wajib militer di Korea Selatan.
Son dikenal sebagai pemain serba bisa yang bisa bermain di posisi sayap kiri, kanan, atau sebagai penyerang tengah.
Ia memiliki kemampuan dribel cepat, finishing akurat, dan visi permainan yang tajam. Kombinasi kecepatan dan determinasi menjadikannya mimpi buruk bagi bek lawan.
Di luar lapangan, Son dikenal rendah hati dan disiplin. Ia jarang terlibat kontroversi dan menjadi teladan bagi banyak pemain muda Asia. (*)






