Free Gift

Album Kolaborasi Jason Ranti dan Dongker Akhirnya Diluncurkan

Sabo, JAKARTA – Musikus Jason Ranti dan band punk asal Bandung, Dongker, sepakat menyatu melahirkan sebuah album berjudul I Don’t Know and I Dongker.

Album kolaborasi tersebut memuat soal seni rupa, kegelisahan, dan romantisme atas Bandung.

“Album ini tidak wajib didengar tetapi setidaknya keseharian kami terekam di sana.” ungkap Delpi Suhariyanto, personel Dongker.

Dalam album I Don’t Know and I Dongker, Jason Ranti dan Dongker memuat 9 trek dengan total durasi 31 menit 6 detik.

Enam lagu utama yang ditawarkan yakni Salah Display, Disarankan di Bandung, Aku Bosan, Kabur Dari Rumah, Tang Ting Tung (Tafsir Gitar Tunggal), dan Tang Ting Tung.

Selain itu, terdapat tiga bonus track yang melengkapi album, yaitu versi akustik dari Disarankan Di Bandung, Selamat

Tidur serta penutup berdurasi panjang berjudul Konservasi Konflik dan Hal-hal yang Lain (Reprise).

I Don’t Know and I Dongker merupakan sebuah album perwujudan salah satu mimpi besar bagi Delpi Suhariyanto, Arno Zarror, dan Dzikrie Arethusa.

Bagaimana tidak, semasa personel Dongker itu kuliah seni rupa di Institut Teknologi Bandung, Jason Ranti telah menjadi sosok penting seperti yang dikenal hari ini.

“Pertama kali melihat Jason Ranti itu pas aku masih kuliah. Waktu itu ada syuting film Koboy Kampus, dan aku kebetulan mengurus perizinan ruangan kampus buat dipakai syuting bersama Jason Ranti dan cast lainnya,” tambah Delpi Dongker.

Sejak saat itu, nama Jason Ranti menghiasi kehidupan Dongker, baik secara band maupun secara personal.

Pemikiran Jason Ranti yang terpancar melalui sikap, lagu, serta lirik berhasil memberikan inspirasi kepada karya-karya Dongker.

Bahkan, salah satu lagu Dongker berjudul Merusak Kesenangan menyebut nama Jason Ranti di bagian verse bertuliskan ‘Musik indie dan Jason Ranti’.

Kendati demikian, hal tersebut bukan berarti membuat Jason Ranti langsung menoleh kepada Dongker sejak awal kemunculannya atau pun saat Bertaruh Pada Api dirilis.

Bagi Jason Ranti, Dongker masih asing di telinganya. Dia hanya tahu ketika berita kenakalan Dongker muncul di pemberitaan.

“Aku enggak tahu siapa itu Dongker. Cuma tahu kenakalan-kenakalan mereka saja selama ini (sambil tertawa),” ucap Jason Ranti.

Bersatunya Jason Ranti dan Dongker melalui album kolaborasi tersebut mungkin terdengar membingungkan, khususnya ketika membayangkan genre yang masing-masing bawa.

Jason Ranti dengan folk dan gitar kopongnya, serta Dongker dengan tempo kencang dan penuh distorsi.

Namun, sepertinya sudut pandang seni rupa, kegelisahan, dan romantisme Bandung telah menyatukan keduanya. Semua ini bermula dari acara musik Tau Tau Festival Bandung yang memberikan kesempatan bagi Dongker untuk mengajak kolaborasi di atas panggung.

Nama yang langsung terlintas bagi Dongker saat itu yakni Jason Ranti. Ketika Jason Ranti mengiyakan, persiapan pertunjukan mulai dilakukan keduanya. Gagasan atas banyak karya pun muncul. Semuanya terjadi di studio kecil di Bandung, saat jamming bersama, dan berbagai karya spontan mulai tercipta dengan sangat natural.

“Wah, pas kami jamming bareng di studio, semuanya natural banget. Mas Jeje spontan sekali, tiba-tiba muncul saja nada, muncul saja lagu,” jelas Arno Zaror.

“Pengerjaan album ini berjalan dengan sangat lancar bareng Mas Jeje. Ada beberapa lagu yang liriknya ditulis langsung sama Mas Jeje, ada juga yang sama Delpi. Cerita yang menarik mungkin pas lagu ‘Salah Display’, Mas Jeje tiba-tiba nyanyi ‘Jim-Jim Supangkat’, dan habis itu langsung kami garap,” tambah Dzikrie Arethusa.

Hasil dari kespontanan tersebut tertuang dalam sembilan track yang dikerjakan bersama-sama. Ada yang dikerjakan di Bandung dan ada juga yang di Jakarta.

Salah satu fakta menarik selama proses pengerjaan album itu, Jason Ranti ternyata tidak hanya berhenti dari kebiasaan meminum alkohol, tetapi juga berhenti menggunakan gawai selama kurang lebih tiga tahun.

Alhasil, jarak dan komunikasi cukup mempersulit, namun berkat bantuan istri Jason Ranti, yang sejak awal merasa bahwa Dongker adalah anak-anak muda yang sopa, album ini mampu rampung dalam kurun waktu dua bulan penuh.

Setiap pertemuan dimanfaatkan dengan baik oleh keduanya, bahkan hingga berjam-jam hanya di dalam studio, dari pagi hingga ketemu pagi kembali.

Hal tersebut membuat Dongker dan Jason Ranti tidak hanya bersatu dalam urusan karya, tetapi juga secara hubungan personal, layaknya kakak-beradik.

“Aku kalau lagi bareng Dongker, cukup sering ngobrol sama Dzikrie karena dia selalu bawa iPad sambil gambar. Jadi kadang suka ngobrol bareng soal gambar sama dia,” kenang Jason Ranti.

Single berjudul Salah Display menjadi pembuka dari album kolaborasi yang lebih dahulu dirilis pada 20 Juni 2025.

Tidak berhenti di situ, Jason Ranti dan Dongker juga mengeksplorasi Salah Display lewat agenda seni rupa dengan menghadirkan instalasi seni sebagai bentuk apropriasi karya Ken Dedes (1975) milik Jim Supangkat.

Disusul pada 1 Agustus 2025, keduanya merilis single berikutnya, Aku Bosan, dengan latar suasana laundry yang ikonik. Bersamaan dengan itu, Jason Ranti dan Dongker juga memperkenalkan Allan Soebakir sebagai sutradara lewat kehadiran music video dari Aku Bosan.

Kini, album kolaborasi I Don’t Know and I Dongker dari Jason Ranti dan Dongker akhirnya dirilis pada Jumat, 22 Agustus 2025 di seluruh kanal musik.

Album tersebut juga akan tersedia dalam berbagai format fisik, mulai dari kaset yang diproduksi Greedy Dust Records, CD bersama Demajors, hingga vinyl yang akan dirilis oleh PHR Press.

Tidak berhenti di audio, rilisan itu juga diperkaya dengan enam music video (MV) yang masing-masing digarap oleh sutradara berbeda.

Sebagai perayaan lahirnya album, Jason Ranti dan Dongker juga menyiapkan rangkaian tur lintas kota, dari Jakarta, Bandung, hingga Medan, sebelum menyeberang ke Singapura dan Malaysia.

Tidak ketinggalan, Jason Ranti dan Dongker juga siap hadir dalam penampilan spesial di Pestapora dan Synchronize Fest 2025. (ded/jpnn)

Want a free donation?

Click Here