HARIAN BOGOR RAYA – Malam gala premiere film musikal “Siapa Dia” di XXI Plaza Indonesia, Kamis (21/8/2025), menjadi momen penuh emosi bagi para pemain. Bukan hanya Nicholas Saputra yang mencuri perhatian, tapi juga para aktris perempuan yang memainkan peran penting di balik kisah lintas generasi dalam film garapan Garin Nugroho ini.
Pengalaman serupa juga dirasakan Widi Mulia, yang menyebut proses ini sebagai kekacauan indah. “Nyanyi iya, nari iya, semuanya campur aduk jadi satu. Rasanya makin kacau—tapi kacau dalam arti positif. Saya sudah 30 tahun berkarya di panggung dan film, tapi ini pengalaman berbeda. Terima kasih Mas Garin yang sabarnya nggak ada habisnya, dan kepada semua pemain yang mengerahkan emosi dan kemampuan mereka. Saya berharap film ini ditonton banyak orang agar generasi sekarang tahu ini adalah warisan Indonesia yang keren,” ujarnya.
Bagi Gisella Anastasia, Siapa Dia adalah ruang belajar ganda. “Ini film musikal pertamaku, jadi double-double belajarnya. Belajar akting, sekaligus menjiwai karakter dari era 1920-an sampai sekarang. Tantangannya luar biasa, tapi pengalaman ini sangat berharga,” kata Gisel.
Ariel Tatum pun tak ketinggalan membagikan kesannya. Ia menyebut kesempatan bermain di bawah arahan Garin Nugroho membuatnya ketagihan. “Ini pengalaman yang menyenangkan. Mas Garin memberi banyak ruang bagi kami untuk eksplorasi. Rasanya aku pengen banget main film musikal lagi, dan berharap bisa dapat kesempatan serupa di masa depan,” tuturnya.
Sementara itu, Monita Tahalea menekankan keindahan prosesnya. “Banyak tantangan, tapi yang saya ingat justru keindahan perjalanan ini. Teman-teman cast memberikan saya ruang untuk bertumbuh,” katanya. Sedangkan Joanna Alexandra merasa bersyukur bisa berada dalam satu proyek besar bersama nama-nama besar di industri film dan musik.
Dengan begitu banyak cerita personal dari para aktrisnya, gala premiere Siapa Dia tidak hanya menjadi perayaan karya, tetapi juga testimoni tentang pertumbuhan, keberanian, dan kerja sama. Semua pemain sepakat, apa yang mereka persembahkan malam itu bukan hanya tontonan, tapi juga sebuah energi kolektif yang lahir dari cinta mereka pada seni dan bangsa.***