JAKARTA, Sabo Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (23/10/2025), ditutup naik 121,80 poin atau 1,49 persen ke level 8.274,35.
Kinerja positif ini turut diikuti oleh indeks LQ45 yang menguat 2,70 persen ke posisi 828,10.
Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, mengatakan penguatan IHSG didorong oleh kombinasi sentimen positif dari kebijakan ekonomi domestik yang solid, aksi korporasi besar di sektor perbankan, serta optimisme investor asing terhadap prospek pasar keuangan Indonesia.
Dari sisi fundamental, sentimen utama datang dari rencana pembentukan perusahaan pengelola aset oleh Danantara Indonesia yang merupakan hasil penggabungan entitas anak BBRI, BMRI, dan BBNI di bidang manajemen aset.
Ketika terealisasi, entitas baru ini diperkirakan akan memiliki dana kelolaan mencapai 8 miliar dollar AS dan berpotensi meningkatkan efisiensi serta nilai tambah bagi sektor keuangan nasional.
Aksi korporasi besar seperti ini dinilai mampu memperkuat ekosistem keuangan dan memberikan katalis positif terhadap saham-saham big cap perbankan.
“Dengan dukungan sentimen positif domestik, arus modal asing yang terus masuk, serta prospek ekonomi yang masih ekspansif, IHSG berpeluang memperpanjang momentum penguatan menuju level 8.300 dalam jangka pendek,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (24/10/2025).
Namun demikian, investor tetap disarankan mewaspadai potensi aksi ambil untung menjelang akhir pekan sebelum indeks melanjutkan tren naik ke level yang lebih tinggi.
Dari sisi makroekonomi, ia menambahkan, data yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa perekonomian domestik masih tumbuh sehat.
Kredit perbankan meningkat 7,70 persen secara tahunan (yoy) pada September 2025, naik dari 7,56 persen pada bulan sebelumnya, didorong oleh lonjakan kredit investasi yang tumbuh 15,18 persen yoy.
Sementara itu, uang beredar (M2) juga tumbuh lebih cepat, yakni 8 persen yoy menjadi Rp 9.771,3 triliun, mengindikasikan aktivitas ekonomi yang semakin bergairah.
Di sisi kebijakan moneter, BI menahan suku bunga acuan di level 4,75 persen, menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung pemulihan ekonomi berkelanjutan.
Secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren naik, sempat menyentuh level tertinggi intraday di 8.293 namun tertahan di bawah resistance 8.288.
Ke depan, IHSG berpotensi menguji level psikologis 8.300 dan jika berhasil menembusnya, peluang penguatan menuju area harmonic resistance 8.556–8.595 semakin terbuka.
Adapun support terdekat berada di kisaran 8.115–8.180 (MA5–MA20), dengan support kuat di 7.950 (MA50).
Dari sisi aliran dana asing, pasar menunjukkan sinyal positif dengan net buy asing mencapai Rp 948 miliar pada hari ini, sehingga total akumulasi asing sepanjang pekan mencapai Rp 2,88 triliun.
Saham-saham perbankan menjadi incaran utama investor asing seperti BBRI (Rp 296 miliar), BMRI (Rp 258 miliar), TLKM (Rp 251 miliar), dan BBCA (Rp 126 miliar).
“Hal ini memperlihatkan bahwa pelaku pasar global kembali optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia dan sektor keuangan yang solid,” imbuh dia.
Di akhir perdagangan, sektor properti memimpin penguatan dengan lonjakan 3,70 persen, disusul sektor transportasi dan logistik yang naik 2,13 persen, serta sektor barang konsumsi primer yang menguat 2 persen.
Saham-saham berkapitalisasi besar seperti TLKM naik 6,67 persen, BBRI 3,24 persen, AMMN 5,41 persen, BBCA 1,52 persen, dan BMRI 2,31 persen menjadi motor utama penggerak indeks.
Secara individual, beberapa saham dinilai menarik untuk dicermati antara lain BBRI dengan rekomendasi Buy dan target harga bertahap di Rp 3.980 (TP1) dan Rp 4.170 (TP2), ADRO Buy dengan target Rp 1.880–Rp 2.050, ACES Buy dengan target Rp 480–Rp 500, serta BBYB Trading Buy dengan target Rp 394–Rp 428.
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Sabotidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.






