Free Gift

Analis yang Ramal Emas ke Rekor Tertinggi Kini Fokus ke Bitcoin, Siap-Siap Bull Run Baru!

Sabo– Seorang analis pasar keuangan yang sebelumnya berhasil memprediksi lonjakan harga emas dan reli besar di indeks S&P 500 kini mengalihkan fokusnya ke Bitcoin (BTC). Ia menyebut mata uang digital itu sebagai peluang bull run berikutnya, membuat komunitas Kripto bersiap menghadapi potensi reli besar menjelang akhir tahun.

Dikutip dari Bitcoinist, Jumat (24/10), analis senior Mel Mattison, yang dikenal di kalangan investor institusi sebagai veteran jasa keuangan, mengumumkan melalui akun X bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mulai membeli Bitcoin.

“Bitcoin memasuki fase bullish yang bisa memicu reli besar,” tulis Mattison dalam unggahannya. Ia menilai bahwa BTC kini berada di posisi ideal untuk meniru pola kenaikan agresif yang pernah terjadi pada emas dan saham beberapa bulan terakhir.

Prediksi Mattison bukan tanpa alasan. Ia sebelumnya terbukti akurat saat memperkirakan dua lonjakan besar tahun ini. Pada April 2025, Mattison meminta investor untuk “beli S&P 500 sekarang”, dan memperkirakan indeks itu akan menembus 7.000 dalam setahun, bahkan 15.000 sebelum masa jabatan Presiden Donald Trump berakhir.

Hanya beberapa bulan setelah prediksi itu, S&P 500 benar-benar melonjak, memperkuat reputasinya sebagai analis dengan rekam jejak luar biasa.

Tak lama kemudian, pada Agustus 2025, ia kembali membuat prediksi berani — kali ini untuk emas (gold). Mattison menyarankan investor untuk menambah posisi saat harga emas masih terkonsolidasi, menyebutnya sebagai “peluang langka jangka panjang”. Ia bahkan mengungkap strategi pribadinya dengan membeli opsi GLD Januari 2026 di level 330 dan 350, dan benar saja, emas kemudian menembus rekor tertinggi sepanjang masa.

Kini, dengan rekam jejak dua prediksi sukses tersebut, Mattison menempatkan Bitcoin sebagai aset unggulan berikutnya. “Bitcoin kini sejajar dengan emas dan saham sebagai permainan besar berikutnya di era pasar risk-on global,” ujarnya.

Bitcoin Cerminkan Pola Emas Era 1980-an

Menariknya, pandangan Mattison sejalan dengan analisis dari pakar pasar Kripto lain, Merlijn the Trader, yang menemukan kesamaan mencolok antara grafik mingguan Bitcoin saat ini dan pola historis emas pada akhir 1970-an.

Menurut Merlijn, struktur harga Bitcoin 2023–2025 sangat mirip dengan pergerakan emas antara 1976–1979, saat logam mulia itu bergerak dalam kanal naik (ascending channel) sebelum akhirnya meledak ke rekor tertinggi baru di atas USD 760 pada 1980.

Ia menjelaskan bahwa Bitcoin kini berada di ujung atas kanal kenaikan tersebut, pola yang sama seperti fase akhir sebelum breakout emas 45 tahun lalu.

“BTC kini menelusuri ritme dan tekanan konsolidasi yang sama seperti emas sebelum breakout legendarisnya,” ujar Merlijn.

Meski belum menetapkan target harga spesifik, ia menegaskan bahwa Bitcoin sedang bersiap untuk ‘gerakan legendaris’ menuju level tertinggi baru sepanjang masa.

Kedua analis tersebut menilai bahwa kondisi makro saat ini, dengan pasar global yang masih risk-on, suku bunga tinggi mulai menurun, dan arus modal institusional kembali masuk ke aset digital, menjadi kombinasi ideal untuk mendorong reli besar di Bitcoin.

Mattison bahkan menyebut peluang saat ini mirip dengan fase awal reli emas dan saham pada awal 2025. “Pasar kini menunggu katalis besar berikutnya, dan Bitcoin tampak siap menjadi pusat perhatian,” ujarnya.

Harga Bitcoin saat ini bertahan di kisaran USD 109.000 (sekitar Rp 1,8 miliar). Jika prediksi Mattison terbukti akurat, reli berikutnya bisa mendorong BTC menembus rekor tertinggi baru dan mengukuhkan posisinya sebagai aset utama di siklus bull run berikutnya.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar