Menurut psikologi, pola asuh dan lingkungan semasa kecil memiliki dampak besar pada cara seseorang berpikir, berinteraksi, dan mengelola hidupnya saat dewasa.
Menariknya, mereka yang tumbuh di pinggiran kota sering menunjukkan “kebiasaan tenang” — cara hidup yang sederhana namun dalam, penuh kesadaran, dan kadang tidak disadari menjadi ciri khas mereka.
Bagi mereka, kesepian bukan ancaman, melainkan ruang untuk memulihkan diri.
2. Mereka Cenderung Memiliki Rutinitas yang Stabil dan Ritmis
Hidup di pinggiran kota kerap diwarnai dengan pola yang teratur: sekolah, pulang sore, makan malam keluarga, tidur lebih awal. Kebiasaan ini menanamkan rasa disiplin alami.
Mereka tahu, ketenangan lebih berharga daripada perlombaan sosial yang melelahkan.
4. Mereka Memiliki Keterikatan Emosional yang Kuat pada Alam
Di pinggiran kota, halaman rumah masih luas, pohon masih rindang, udara masih segar.
Psikologi lingkungan menyebut fenomena ini sebagai biophilia — naluri manusia untuk mencari kedekatan dengan unsur alam demi menjaga keseimbangan batin.
5. Mereka Tidak Mudah Terburu-buru dalam Mengambil Keputusan
Lingkungan yang tidak serba cepat memberi mereka ruang untuk berpikir jernih.
Karena itu, mereka cenderung tenang dalam mengambil keputusan besar: lebih suka merenung dulu daripada tergesa-gesa.
6. Mereka Menghargai Hubungan yang Akrab dan Tulus
Di banyak pinggiran kota, semua orang saling mengenal — tetangga tahu siapa yang sakit, siapa yang baru pindah, siapa yang menikah.
Dalam psikologi sosial, ini disebut authentic relating — keinginan untuk terhubung dengan cara yang nyata, bukan permukaan.
7. Mereka Menemukan Kebahagiaan dalam Hal-Hal Kecil
Barangkali inilah kebiasaan paling menenangkan dari semua: kemampuan untuk bahagia tanpa sebab besar.
Psikologi positif menyebut ini sebagai gratitude mindset, yaitu kecenderungan untuk fokus pada rasa syukur, bukan kekurangan.
Kesimpulan: Tenang Bukan Berarti Pasif, Tapi Tanda Kedalaman Jiwa
Mereka yang tumbuh di pinggiran kota membawa semacam ketenangan batin yang khas — tidak mencolok, tapi terasa stabil.
Dalam dunia modern yang serba cepat, kebiasaan tenang ini menjadi harta tersembunyi: kemampuan untuk hidup pelan namun penuh makna, menikmati waktu tanpa terburu-buru, dan memelihara keseimbangan antara dunia luar dan batin sendiri.






