Free Gift

Anggaran Minim dan Cuaca Buruk Hambat Sertifikasi Karyawan MBG Sumenep, Dilatih Daring

SUMENEP, Sabo – Pelatihan sertifikasi penjamah pangan bagi karyawan Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, hanya bisa dilakukan secara daring.

Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja Olahraga (Kesling dan Kesjaor) Dinas Kesehatan, P2KB Sumenep, Mulyadi menjelaskan, pelatihan dilakukan daring karena terkendala anggaran dan kondisi cuaca di perairan Sumenep.

Menurut dia, Dinkes P2KB tidak memiliki anggaran untuk pelatihan penjamah pangan maupun monitoring penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

“Kalaupun ada anggaran, tidak bisa terealisasi tahun ini,” kata Mulyadi kepada Sabo, Kamis (23/10/2025).

Mulyadi menyebut, program MBG lebih dulu berjalan daripada penyiapan sumber daya manusianya, sehingga pelatihan harus menyesuaikan kondisi di lapangan.

Beberapa hari lalu, Dinkes P2KB baru saja melaksanakan pelatihan daring untuk karyawan MBG yang beroperasi di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean.

Pelatihan itu dilakukan bersamaan dengan pelatihan tatap muka di Aula Dinkes P2KB Sumenep. “Kemarin yang sudah dilakukan di Arjasa itu via Zoom,” ujar Mulyadi.

Secara teknis, Dinkes P2KB mengirimkan tautan Zoom kepada tim sanitarian di Puskesmas Arjasa, dan peserta pelatihan dari dapur MBG dikumpulkan di sana.

“Kebetulan di daratan ada pelatihan, jadi penjamah pangan di Arjasa dikumpulkan di puskesmas, cuma narasumbernya saja via Zoom,” ujar dia lagi.

Sebanyak 27 orang mengikuti pelatihan tatap muka di Aula Dinkes P2KB Sumenep, sementara sekitar 25 peserta di Kecamatan Arjasa mengikuti secara daring dengan pendampingan tim sanitarian puskesmas setempat.

“Meski dilakukan secara daring, seluruh tahapan pelatihan, mulai pre-test, post-test, hingga penyampaian materi tetap didampingi tenaga sanitarian,” jelas Mulyadi.

Hingga kini, menurut Mulyadi, baru satu SPPG di wilayah kepulauan yang menggelar pelatihan sertifikasi penjamah pangan bagi karyawan MBG.

Sementara itu, SPPG lain seperti di Kecamatan Gayam, Pulau Sepudi, belum mengajukan permohonan pelatihan, meski dapur MBG di sana sudah beroperasi lebih dari sebulan.

Dinkes P2KB berencana menggelar pelatihan tatap muka di kepulauan setelah kegiatan di wilayah daratan selesai. Namun, rencana itu akan disesuaikan dengan kondisi anggaran dan cuaca laut.

“Kalau nanti di daratan selesai semua, mungkin akan dilakukan tatap muka untuk wilayah kepulauan, tapi perlu penyesuaian,” kata Mulyadi.

Selain itu, untuk pemeriksaan kualitas air, Dinkes P2KB hanya bisa mengerahkan tim sanitarian puskesmas di kepulauan.

Pengiriman sampel air tetap diupayakan sesuai standar, yakni pemeriksaan bakteriologi dikirim dalam coolbox bersuhu dingin maksimal 2×24 jam, sedangkan pemeriksaan kimia cukup menggunakan botol biasa.

“Nanti tenaga sanitarian puskesmas di sana (kepualaun) yang akan membantu,” tutur dia.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar