Free Gift

Bahaya Penggunaan Bedak Tabur pada Bayi yang Sering Diabaikan

Sebagian orangtua masih percaya bahwa bedak tabur bisa menjaga kulit bayi tetap kering dan bebas dari ruam popok. Selama bertahun-tahun, bedak tabur bahkan menjadi simbol khas aroma bayi yang lembut. Namun, belakangan ini, penggunaannya kembali menjadi perdebatan. Hal ini terjadi karena kekhawatiran terhadap bahan talc yang kerap ditemukan dalam produk bedak bayi.

Selain isu kandungan talc, risiko utama dari penggunaan bedak tabur adalah bahaya jika bubuk halusnya terhirup oleh bayi. Partikel yang sangat kecil ini bisa masuk ke saluran pernapasan dan menimbulkan gangguan serius, terutama karena paru-paru bayi belum berkembang sempurna. 

Agar Mama tidak bingung dan khawatir, yuk,simak penjelasan tentang bahaya penggunaan bedak tabur pada bayi, yang sudah Sabo rangkum berikut ini!

Kenapa Bedak Tabur Bisa Berisiko bagi Bayi?

Melansir laman Parents, secara umum, bedak tabur terdiri dari partikel sangat halus yang mudah beterbangan di udara. Saat Mama menaburkan bedak terlalu dekat dengan wajah atau tubuh bayi, partikel ini bisa masuk ke saluran napas dan menimbulkan iritasi paru-paru.

Selain itu, beberapa kasus juga menunjukkan bahwa penggunaan bedak tabur dalam jumlah berlebih dapat memperburuk kondisi kulit bayi, terutama jika digunakan di area lembap seperti lipatan paha atau leher.

Masalah ini semakin berisiko jika bedak mengandung bahan talc, karena partikel talc sangat halus dan mudah terhirup. Sistem pernapasan bayi yang masih sensitif belum mampu menyaring partikel asing dengan baik. Akibatnya, bayi bisa mengalami batuk, sesak, hingga peradangan paru-paru.

Apa itu talc?

Mengutip laman Campaign for Safe Cosmetics, talc atau talek adalah mineral alami yang banyak digunakan dalam produk kosmetik dan perawatan kulit, termasuk bedak bayi. Bahan ini dikenal karena kemampuannya menyerap kelembapan dan membuat kulit terasa halus serta kering.

Namun, yang perlu diwaspadai adalah lokasi penambangan talc sering kali berdekatan dengan endapan asbes, yaitu zat yang dapat memicu kanker. Kontaminasi inilah yang membuat bahan talc menjadi perhatian di dunia medis. 

Risiko Bedak Tabur bagi Kesehatan Bayi

AA1P0Ata

Selain gangguan pernapasan, ada beberapa efek lain dari penggunaan bedak tabur, terutama jika dipakai tanpa memperhatikan kebersihan dan jumlahnya. Berikut beberapa risiko yang perlu Mama waspadai:

  1. Iritasi kulit bayi

    Kulit bayi masih sangat sensitif. Partikel bedak bisa menyumbat pori-pori dan menimbulkan iritasi, terutama jika bercampur dengan keringat atau urine.

  2. Gangguan pernapasan

    Baik bedak berbahan talc maupun tepung jagung bisa menimbulkan masalah jika terhirup. Partikelnya dapat menyebabkan batuk, pilek, atau sesak napas.

  3. Reaksi alergi

    Beberapa bayi bisa menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan tertentu dalam bedak, seperti munculnya ruam merah, gatal, atau pembengkakan ringan.

  4. Penyumbatan pori-pori

    Penyumbatan ini dapat menyebabkan kulit bayi menjadi berminyak dan bahkan berjerawat. Jika tidak ditangani dengan benar, maka si Kecil berisiko terkena infeksi yang disebabkan oleh penyumbatan pori-pori.

  5. Risiko kanker (pada bedak berbahan talc)

    Karena kemungkinan kontaminasi dengan asbes, penggunaan bedak talc dikaitkan dengan risiko kanker. Hal ini membuat para ahli lebih menyarankan produk berbahan alami sebagai alternatif yang aman.

Cara Menggunakan Bedak Tabur Bayi yang Aman

AA1P0ol0

Tidak semua bedak tabur berbahaya, asalkan produk tersebut sudah terdaftar di BPOM dan dipastikan bebas asbes. Namun, bayi sebenarnya tidak memerlukan bedak tabur dalam rutinitas perawatan kulitnya. Risiko yang ditimbulkan justru lebih besar dibandingkan manfaatnya. 

Namun, jika Mama tetap ingin menggunakan bedak, maka perhatikan cara-cara berikut agar si Kecil tetap sehat dan aman.

  1. Tuang sedikit di telapak tangan, ratakan terlebih dahulu, baru aplikasikan perlahan pada tubuh bayi. Pastikan Mama tidak menaburkan bedak langsung dari wadah ke tubuh bayi karena partikel halusnya bisa beterbangan dan terhirup.

  2. Hindari penggunaan di area wajah, leher, dan sekitar alat kelamin.

  3. Pastikan tidak ada bedak yang menumpuk di lipatan kulit agar tidak menyebabkan iritasi.

  4. Gunakan di ruangan terbuka agar bedak tidak mengepul di udara.

Alternatif Pengganti Bedak Tabur untuk si Kecil

AA1P0kVC

Setelah mengetahui risikonya, Mama tentu bisa mempertimbangkan beberapa alternatif lain yang lebih aman. Tujuannya tetap sama, yaitu menjaga kulit bayi agar kering dan nyaman, tanpa bahaya partikel halus yang bisa terhirup.

Berikut beberapa alternatif yang direkomendasikan:

  1. Krim atau salep anti-ruam popok, terutama yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly untuk melindungi kulit dari kelembapan berlebih.

  2. Lotion bayi berbahan alami, seperti chamomile atau aloe vera, untuk menjaga kelembapan kulit tanpa menimbulkan sumbatan pori.

  3. Serbuk berbahan dasar tepung jagung (cornstarch), jika benar-benar diperlukan, karena partikelnya lebih besar dan tidak mudah terhirup dibandingkan talc.

Dengan cara ini, kulit si Kecil tetap sehat dan lembut tanpa risiko yang membahayakan kesehatannya.

Itu tadi bahaya penggunaan bedak tabur pada bayi. Selalu prioritaskan keselamatan si Kecil dengan memilih produk yang aman dan sesuai rekomendasi dokter, ya, Ma. Jika masih ragu, konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapat saran terbaik.

Stop Gunakan Bedak Tabur pada Anak! Ini Kata Dokter Kata Pakar IDI soal Bedak Tabur Johnson & Johnson yang Picu Kanker Pilih yang Tepat, Ini 7 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Bayi

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar