Media Purwodadi – Banjir susulan kembali melanda dua desa di Kabupaten Grobogan, yakni Desa Candisari dan Desa Pengkol. Air luapan Sungai Serang merendam pemukiman warga sejak Rabu, 22 Oktober 2025, dini hari.
Sekitar 50 kepala keluarga di Desa Pengkol, Kecamatan Penawangan, menjadi korban banjir yang menggenangi rumah mereka. Genangan air masih bertahan hingga Kamis pagi.
Air mulai masuk ke permukiman warga setelah Sungai Serang meluap ke saluran irigasi dan tumpah ke perkampungan. Lima kampung di wilayah itu kini dikepung air setinggi lutut.
Akibatnya, aktivitas warga terganggu. Banyak yang mengaku tidak bisa beraktivitas seperti biasa, bahkan untuk memasak pun tidak memungkinkan.
“Banjir dari Rabu pagi sampai pagi ini. Dapur saya tergenang air, jadi nggak bisa masak,” ujar Kasminah, warga Kampung 6 Desa Pengkol.
Warga lain juga mengaku tak menyangka banjir akan datang lagi. Mereka menyebut, peristiwa serupa pernah terjadi awal tahun ini saat musim hujan.
“Dulu Januari atau Februari juga banjir, ini kayaknya luapan Sungai Serang lagi,” kata warga Kampung 5, mengingat kejadian sebelumnya.
Pantauan Media Purwodadi di lapangan, air masih terlihat menggenangi sejumlah titik jalan desa. Beberapa ruas bahkan sulit dilalui kendaraan roda dua.
Di jalur Danyang–Pengkol, genangan tampak di Dusun Tegalsari dan di kawasan Desa Candisari. Air merendam sebagian rumah warga hingga mencapai betis orang dewasa.
Situasi tak jauh berbeda terjadi di Desa Candisari, Kecamatan Purwodadi. Sekitar 250 kepala keluarga dilaporkan terdampak banjir susulan tersebut.
Ketua RW 1 Desa Candisari, Suprapto, membenarkan kondisi itu. Ia menyebut banjir datang pertama kali pada Rabu dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.
“Rabu sore sempat surut, tapi malamnya hujan lagi. Kamis dinihari air naik lagi sekitar pukul 00.00 WIB,” jelas Suprapto.
Ketinggian air terus bertambah sepanjang malam. Warga pun berjaga agar perabot dan barang berharga tak hanyut terbawa arus.
Meski banjir masih merendam jalan kampung, sebagian anak-anak tetap berangkat sekolah dengan menempuh jalur yang lebih jauh.
“Anak-anak masih sekolah, tapi lewat jalan memutar supaya tidak lewat genangan,” ungkap Suprapto.
Selain aktivitas sekolah, warga juga kesulitan berbelanja bahan pokok karena akses jalan utama ikut terendam air.
Hingga Kamis pagi, genangan masih bertahan di sejumlah titik. Belum ada tanda-tanda air akan surut sepenuhnya.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan melakukan penanganan, terutama memperbaiki saluran irigasi penyebab luapan.
“Yang penting airnya cepat surut dulu. Sudah dua kali banjir dalam setahun, warga capek,” ujar seorang warga Candisari yang enggan disebut nama.
Berdasarkan catatan, banjir susulan di Desa Candisari dan Pengkol Grobogan ini merupakan yang ketiga sepanjang 2025. Banyak warga berharap ini menjadi yang terakhir sebelum musim hujan tiba.
Pemerintah diharapkan segera melakukan normalisasi Sungai Serang agar banjir susulan di Candisari dan Pengkol, Grobogan, tak lagi menghantui warga setiap tahun.***






