Laporan Wartawan Sabo, Adi Ramadhan Pratama
Sabo, BANDUNG– Perasaan haru masih terasa di benak Veby Wibisana (25), ketika brand batik yang dirintisnya bersama sang ibu dikunjungi langsung oleh Istri Wakil Presiden RI, Selvi Ananda.
Di tengah hiruk pikuk kunjungan Selvi ke Mal Pelayanan Publik (MPP) di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Veby tercengang ketika istri dari Gibran Rakabuming Raka itu berdiam diri di stan miliknya.
Selvi tampak berhenti cukup lama, sambil mengamati batik-batik yang terpajang. Sesekali, dirinya juga sempat bertanya mengenai motif batik tersebut, bahkan sempat mencoba sendiri proses membatik.
Sebagai salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asli Kabupaten Bandung, kunjungan tersebut membuat Veby sangat terharu.
“Sebagai generasi muda, ini suatu kebanggaan bisa di kunjungi oleh ibu Wakil Presiden. Kami juga tadi menyampaikan bahwa batik kami memiliki pesan leluhur masyarakat Sunda,” ujarnya kepada Tribun Jabar pada Rabu (22/10/2025).
Dengan menunjukkan baju batik yang dirinya kenakan, Veby menceritakan bahwa Selvi sangat tertarik terhadap penjelasan makna di balik motif batik itu.
Di mana, motif batik yang ada di bajunya itu memiliki makna “ka cai jadi salewi, ka darat jadi salebak” yang memiliki arti “dengan kebersamaan, kita akan lebih mudah mencapai tujuan”.
“Ibu (Selvi) juga tadi alhamdulillah sudah mendengar filosofi-filosofi batik kami. Karena kami adalah batik pertama di Jawa Barat yang mengangkat Perda Jawa Barat nomor 14 tahun 2014, tentang pelestarian bahasa dan aksara daerah,” katanya.
Yang mana, kata Veby, di setiap motifnya, terselip kaligrafi aksara Sunda yang menjadi ciri khas.
Di sisi lain, tak hanya kagum atas penjelasan makna-makna tersebut, Selvi juga menunjukkan dukungannya dengan membeli salah satu koleksi batik tulis dari stan milik Veby, yaitu Erigandana.
Veby menjelaskan, batik miliknya memiliki perbedaan dari batik-batik lain di Pulau Jawa.
Jika batik lain dikenal dengan warna lembut dan motif klasik, batik dari Sukamenak, Kabupaten Bandung itu, justru tampil lebih berani dan penuh warna.
“Dari warna juga mungkin kelihatan, kita di Bandung itu lebih colorful. Kaya happy gitu. Kalau kata kita orang Sunda tuh bilangnya ‘menak’ (berkelas seperti bangsawan). Jadi kita juga punya punya tagline batik menak dari sukamenak,” ucapnya.
Tak hanya motifnya yang unik, bahan-bahan batik di sini juga dikerjakan dari nol. Mulai dari kain mori mentah, proses pewarnaan alami, hingga hasil akhir yang sudah dijahit.
Semua itu dibuat di rumah produksi mereka di Jalan Sukamenak Gang Saluyu Selatan 1, no 30, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.
Veby mengungkapkan, Erigandana Batik berdiri sejak tahun 2020, di masa pandemi Covid-19.
Untuk harga batik di Erigandana cukup bervariasi, mulai dari Rp250 ribu hingga Rp500 ribu untuk batik cap. Sedangkan untuk batik tulis berkisar dari Rp1,5 juta hingga Rp5 juta.
“Pemasaran kami masih fokus di dalam negeri, tapi sudah mulai berkembang. Selain punya galeri di Sukamenak, kami juga aktif di media sosial seperti Instagram dan TikTok,” ujarnya.






