Ringkasan Berita:
- Pada 2024, ada 10 sekolah kedinasan dengan peminat rendah dibandingkan lainnya.
- Padahal, seluruhnya menawarkan kuliah gratis hingga lulus.
- Bahkan, lulusan berpeluang besar langsung menjadi CPNS.
Sabo – Terdapat 10 sekolah kedinasan pada tahun 2024 yang tercatat memiliki jumlah pendaftar relatif sedikit dibandingkan sekolah kedinasan lainnya.
Padahal, seluruh sekolah kedinasan tersebut menawarkan fasilitas kuliah gratis hingga peserta menyelesaikan pendidikannya.
Selain itu, lulusan dari sekolah-sekolah kedinasan ini berpeluang besar menjadi CPNS, menjadikannya kesempatan emas yang sering kali terlewat oleh banyak calon pendaftar.
Setiap tahun, ribuan siswa SMA dan SMK di seluruh Indonesia berlomba-lomba untuk dapat diterima di sekolah kedinasan.
Antusiasme tinggi ini bukan tanpa alasan, sebab sekolah kedinasan dikenal sebagai lembaga pendidikan tinggi di bawah kementerian atau lembaga negara yang menawarkan berbagai keuntungan istimewa.
Selain mendapat kesempatan kuliah gratis hingga lulus, para mahasiswa juga memiliki peluang besar untuk langsung diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) setelah menyelesaikan pendidikan.
Namun, di tengah ketatnya persaingan masuk sekolah kedinasan populer seperti STAN, IPDN, atau STIS, ternyata ada sejumlah sekolah kedinasan lain yang justru sepi peminat.
Padahal, peluang diterima di sekolah-sekolah tersebut jauh lebih besar dibandingkan di kampus kedinasan yang banyak diminati.
Fenomena ini menunjukkan bahwa masih banyak calon pendaftar yang belum mengenal secara luas potensi dan prospek karier dari sekolah-sekolah kedinasan tersebut.
Bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan dengan biaya ringan sekaligus menjamin masa depan karier di sektor pemerintahan, sekolah kedinasan dengan peminat rendah ini bisa menjadi peluang emas yang sayang untuk dilewatkan.
Alasan Sekolah Kedinasan Jadi Idaman
Sekolah kedinasan selalu menjadi magnet bagi para siswa karena menawarkan sistem pendidikan yang terintegrasi langsung dengan jenjang karier di instansi pemerintahan.
Melalui jalur ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pendidikan gratis dan fasilitas asrama yang lengkap, tetapi juga jaminan pengangkatan sebagai CPNS setelah menuntaskan masa studi.
Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), pada tahun 2025 pemerintah membuka 3.252 formasi sekolah kedinasan yang tersebar di tujuh kementerian dan lembaga negara.
Jumlah ini menjadi bukti bahwa pemerintah terus memberikan kesempatan luas bagi generasi muda untuk mengabdi melalui jalur pendidikan kedinasan.
Oleh karena itu, bagi siswa yang ingin memperbesar peluang untuk diterima, memilih sekolah kedinasan dengan jumlah peminat lebih sedikit bisa menjadi langkah strategis dan bijak.
Strategi ini tidak hanya meningkatkan peluang lolos seleksi, tetapi juga membuka jalan menuju karier yang stabil dan bergengsi di sektor pemerintahan.
Daftar Sekolah Kedinasan Sepi Peminat
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan data seleksi 2024 yang dirilis BKN, inilah daftar 10 sekolah kedinasan dengan peminat paling sedikit, yang membuka peluang besar bagi calon peserta, yaitu:
- Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Sorong: 26 pendaftar.
- Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Jayapura: 61 pendaftar.
- Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Makassar: 88 pendaftar.
- Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Medan: 153 pendaftar.
- Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Palembang: 224 pendaftar.
- Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya: 226 pendaftar.
- Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar: 800 pendaftar.
- Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) Bali: 1.273 pendaftar.
- Politeknik Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Poltrans SDP) Palembang: 1.479 pendaftar.
- Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya: 1.804 pendaftar.
Jumlah pendaftar di sekolah kedinasan tertentu tercatat jauh lebih sedikit dibandingkan sekolah populer seperti Politeknik Keuangan Negara (STAN) yang pada tahun yang sama menarik lebih dari 38.000 pendaftar.
Padahal, lulusan dari sekolah-sekolah kedinasan lain memiliki prospek kerja yang tak kalah menjanjikan, baik di Kementerian Perhubungan, Badan SAR Nasional (Basarnas), maupun di berbagai lembaga strategis pemerintahan lainnya.
Salah satu daya tarik utama sekolah kedinasan adalah jaminan karier di sektor publik.
Setelah menyelesaikan pendidikan, para mahasiswa langsung diangkat sebagai CPNS di instansi yang menaungi kampus mereka.
Tak hanya itu, seluruh biaya pendidikan, asrama, seragam, hingga konsumsi harian ditanggung penuh oleh negara, menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang ingin menempuh pendidikan tanpa beban biaya.
Selain menawarkan jaminan masa depan, sekolah kedinasan juga menanamkan disiplin, tanggung jawab, serta etos kerja tinggi sebagai bagian dari karakter dasar calon aparatur sipil negara.
Dengan sistem pendidikan yang ketat dan terarah, lulusan sekolah kedinasan tak hanya siap terjun ke dunia kerja, tetapi juga siap menjadi penggerak utama dalam pelayanan publik dan pembangunan bangsa.
(Sabo/Kompas.com)






