Sabo Tidak semua hubungan yang bahagia bebas dari konflik. Justru, argumen bisa menjadi tanda bahwa Anda dan orang lain benar-benar peduli satu sama lain.
Menurut para psikolog, cara kita menghadapi perbedaan pendapat menentukan seberapa sehat hubungan itu tetap terjaga.
Dilansir dari laman Everyday Health, Robert Allan, PhD, psikolog klinis dan profesor di University of Colorado Denver, menyatakan bahwa bertengkar bisa menjadi tanda bahwa seseorang benar-benar peduli pada orang lain, karena orang tidak akan bertengkar jika mereka tidak peduli.
Banyak orang menganggap berdebat sebagai hal yang negatif, padahal dalam hubungan yang sehat, konflik dapat menjadi kesempatan untuk tumbuh dan memahami satu sama lain lebih baik.
Melihat konflik sebagai pemicu perubahan positif membuat perbedaan pendapat tidak lagi menakutkan.
Peran Psikologi dalam Argumen
Menurut laman MVS Psychology, prinsip-prinsip psikologi bisa menjadi panduan penting saat menghadapi konflik dalam hubungan.
Contohnya, prinsip mendengarkan secara aktif membantu Anda tidak sekadar mendengar, tetapi benar-benar memahami apa yang disampaikan pasangan.
Selain itu, konsep kecerdasan emosional mengajarkan Anda mengenali dan mengelola emosi sendiri sekaligus memperhatikan perasaan pasangan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, argumen dalam hubungan bisa menjadi lebih sehat dan konstruktif.
Cara Berdebat dengan Bijak
Berikut sembilan cara berdebat dengan bijak untuk menyelesaikan konflik tanpa merusak hubungan dilansir dari laman everydayhealth.com:
- Mulai dengan Rasa Hormat
Saat berdebat, mulailah dengan sikap hormat terhadap lawan bicara. Hindari kata-kata kasar dan tetapkan batasan agar diskusi tetap positif, meski emosi sedang tinggi.
- Bersikap Terbuka
Masuklah ke argumen tanpa prasangka. Singkirkan ego dan dengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang disampaikan pihak lain.
- Cari Akar Masalah
Pertengkaran yang berulang sering kali muncul dari luka lama. Memahami penyebab sebenarnya membuat konflik lebih mudah dikelola.
- Ungkapkan Perasaan, Bukan Tuduhan
Sampaikan perasaan Anda terlebih dahulu sebelum menyinggung tindakan orang lain, lalu jelaskan harapan atau solusi yang diinginkan.
- Latih Mendengarkan Aktif
Fokus pada pesan dan emosi lawan bicara, ulangi atau klarifikasi jika perlu, dan tunda membela diri untuk memahami perspektif mereka.
- Ingat Bahwa Kalian Satu Tim
Tujuan berdebat adalah menyelesaikan masalah bersama, bukan saling menyalahkan. Jadi jangan berasumsi ada niat buruk dari pasangan.
- Berhenti Sejenak Jika Emosi Memuncak
Jangan ragu menunda diskusi jika suasana terlalu panas. Pilih waktu yang tepat agar lebih produktif.
- Cari Penyelesaian
Jeda boleh dilakukan, tetapi pastikan konflik diselesaikan, bukan diabaikan, agar tidak muncul kembali.
- Refleksi Diri
Tanyakan peran Anda dalam argumen dan kenali pemicu emosi sendiri untuk pertumbuhan pribadi dan hubungan yang lebih sehat.
Menyelesaikan konflik dengan bijak bukan berarti selalu setuju, tetapi mampu berdebat dengan sehat sambil tetap menghormati perasaan satu sama lain.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologis seperti mendengarkan aktif, mengungkapkan perasaan, dan refleksi diri, setiap argumen bisa menjadi kesempatan untuk tumbuh dan memperkuat hubungan.
Ingat, konflik yang dikelola dengan baik bukan ancaman, melainkan jalan menuju komunikasi yang lebih sehat dan harmonis.