DEMAK BICARA – Mengajarkan anak untuk mencintai ibadah sejak dini adalah investasi spiritual yang sangat berharga. Salah satu amalan sunnah yang bisa ditanamkan sejak kecil adalah shalat dhuha.
Sholat Dhuha dilakukan di waktu pagi ini tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga membentuk kebiasaan disiplin, rasa syukur, dan keikhlasan pada anak. Namun, agar anak mau melakukannya dengan sukarela dan penuh semangat, dibutuhkan pendekatan yang menyenangkan dan penuh kasih.
Cara mengajarkan sholat dhuha pada anak sejak dini dengan langkah-langkah praktis, metode kreatif, dan tips agar anak melakukannya dengan hati gembira.
1. Mulai dengan Teladan Orang Tua
Anak adalah peniru ulung. Jika orang tua rutin melaksanakan sholat dhuha setiap pagi, tanpa disuruh pun anak akan penasaran dan menirunya.
-
Tunjukkan bahwa sholat dhuha adalah aktivitas yang membawa ketenangan.
-
Hindari memaksa; cukup beri contoh dengan tindakan nyata.
-
Biasakan anak melihat Anda sholat di waktu dhuha, lalu ajak dengan lembut, “Nak, yuk ikut sholat sama Ayah/Ibu.”
Kebiasaan yang lahir dari teladan jauh lebih kuat dibanding perintah lisan.
2. Ceritakan Keutamaan Sholat Dhuha dengan Bahasa yang Sederhana
Anak-anak menyukai cerita dan imajinasi. Gunakan kisah agar mereka memahami manfaat sholat dhuha.
Contohnya:
-
Ceritakan bahwa sholat dhuha adalah “sholat untuk orang-orang yang rajin dan disayang Allah.”
-
Jelaskan bahwa dengan sholat dhuha, Allah akan memberi rezeki dan menjaga hari mereka agar berjalan baik.
Gunakan bahasa ringan seperti:
“Kalau kita sholat dhuha, Allah senang sekali dan memberi kita semangat supaya hari ini lancar.”
3. Gunakan Jadwal dan Target Ringan
Buat jadwal yang mudah diikuti agar anak merasa punya tantangan positif.
Contoh:
-
Minggu pertama cukup 2 rakaat setiap hari Sabtu dan Minggu.
-
Minggu berikutnya naik menjadi 4 rakaat.
Anda bisa membuat papan bintang atau stiker penghargaan untuk mencatat setiap kali anak melaksanakan sholat dhuha.
Setiap bintang yang terkumpul bisa diberi hadiah kecil seperti pujian, pelukan, atau waktu bermain ekstra.
4. Jadikan Sholat Dhuha sebagai Ritual Pagi yang Ceria
Alih-alih menganggapnya beban, jadikan sholat dhuha sebagai momen keluarga yang hangat.
-
Putar lantunan ayat Al-Qur’an lembut sebelum sholat.
-
Gunakan mukena atau sajadah dengan warna favorit anak.
-
Setelah sholat, ajak anak sarapan bersama sambil berbicara tentang hal-hal baik.
Ritual ini menanamkan kesan bahwa ibadah adalah sumber kebahagiaan, bukan kewajiban yang berat.
5. Ajak Anak untuk Memahami Arti Doa Dhuha
Setelah sholat, bacakan bersama doa dhuha dan jelaskan artinya secara sederhana.
Misalnya:
“Kita minta sama Allah supaya dikasih rezeki, dikasih semangat, dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik.”
Anak akan lebih memahami makna spiritual di balik ibadahnya, bukan hanya sekadar mengikuti gerakan sholat.
6. Gunakan Media Edukasi: Buku, Lagu, dan Video Animasi
Metode belajar anak-anak tidak bisa dipisahkan dari visual dan audio.
Beberapa ide media pendukung:
-
Buku cerita bergambar tentang anak yang rajin sholat dhuha.
-
Lagu anak islami bertema dhuha seperti “Ya Allah Ya Tuhanku” atau “Dhuha Menyinari Hati.”
-
Video animasi pendek yang menampilkan kisah anak saleh yang mendapat berkah karena rutin sholat dhuha.
Media ini membantu memperkuat pemahaman anak dengan cara menyenangkan dan mudah diingat.
7. Bangun Makna Spiritual, Bukan Sekadar Rutinitas
Tujuan utama mengajarkan sholat dhuha bukan hanya agar anak melakukan gerakan sholat, tapi agar mereka merasakan kebahagiaan beribadah.
Beberapa cara memperkuat makna ini antara lain:
-
Ajak anak bersyukur setelah sholat dengan menyebutkan hal-hal baik yang mereka alami hari itu.
-
Jelaskan bahwa sholat dhuha adalah bentuk terima kasih kepada Allah karena sudah diberi tubuh sehat dan hari yang indah.
Dengan begitu, anak belajar nilai syukur dan ikhlas sejak kecil.
8. Hindari Tekanan dan Hukuman
Ibadah seharusnya ditanamkan dengan kasih, bukan tekanan.
Jika anak lupa atau malas, jangan dimarahi. Sebaliknya, gunakan pendekatan lembut seperti:
“Tidak apa-apa, besok kita coba lagi ya. Allah pasti senang kalau kita semangat.”
Pendekatan positif akan menumbuhkan motivasi internal dalam diri anak tanpa rasa takut.
9. Rayakan Konsistensi Anak
Setiap keberhasilan kecil patut dirayakan.
Jika anak bisa sholat dhuha tiga hari berturut-turut, beri apresiasi seperti:
-
Membacakan doa khusus untuknya.
-
Memberi catatan “Anak Hebat Hari Ini.”
-
Mengajak ke taman atau memberi waktu bermain tambahan.
Apresiasi ini membuat anak merasa dihargai dan semakin mencintai ibadah.
10. Jadikan Bagian dari Pola Asuh Islami
Mengajarkan sholat dhuha adalah bagian dari membentuk karakter spiritual anak.
Bersama dengan pembiasaan lain seperti membaca Al-Qur’an, berkata jujur, dan bersedekah, sholat dhuha membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang beriman, disiplin, dan berakhlak baik.
Semakin dini nilai-nilai ini ditanamkan, semakin kuat pondasi spiritualnya saat dewasa kelak.
Mengajarkan sholat dhuha pada anak sejak dini bukan perkara sulit jika dilakukan dengan metode yang menyenangkan dan penuh kasih. Kuncinya adalah keteladanan, konsistensi, dan pendekatan emosional yang positif.
Ingatlah, anak tidak hanya butuh diajari cara sholat, tetapi juga makna sholat itu sendiri. Saat mereka memahami bahwa ibadah adalah bentuk cinta kepada Allah, sholat dhuha akan menjadi rutinitas yang mereka jalankan dengan senang hati setiap pagi.***






