Sabo Siapa yang bisa menolak sajian seafood segar seperti udang bakar, kepiting saus padang, atau sushi yang menggugah selera?
Makanan laut memang terkenal kaya gizi, mulai dari protein tinggi, omega-3, hingga mineral penting yang baik untuk kesehatan jantung dan otak.
Namun demikian, di balik manfaatnya, ada sejumlah risiko makan seafood yang jarang diperhatikan. Konsumsi berlebihan atau cara pengolahan yang kurang tepat, bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan.
Dilansir dari new.yesdok.com dan sejumlah laman artikel kesehatan lainnya, berikut lima risiko utama yang perlu diwaspadai sebelum kalian menyantap hidangan laut favorit.
-
Keracunan Merkuri
Salah satu bahaya terbesar dari seafood adalah keracunan merkuri pada ikan laut. Merkuri, logam berat yang berasal dari polusi industri, dapat menumpuk di lautan. Ikan besar seperti hiu, tuna, dan ikan pedang memiliki kadar merkuri paling tinggi karena berada di puncak rantai makanan.
Jika masuk ke tubuh kita dalam jumlah banyak, merkuri dapat merusak sistem saraf. Wanita hamil dan anak-anak paling rentan, karena paparan merkuri bisa memengaruhi perkembangan otak janin dan tumbuh kembang anak.
-
Kontaminasi Mikroba
Seafood yang dikonsumsi mentah, seperti sashimi, tiram segar, atau kerang rebus setengah matang, berisiko tinggi terpapar kontaminasi mikroba seafood. Bakteri berbahaya seperti Salmonella, Vibrio, atau virus seperti Norovirus bisa menyebabkan keracunan makanan.
Gejalanya antara lain diare, muntah, mual, dan sakit perut. Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat berakibat serius terutama bagi orang dengan daya tahan tubuh rendah.
-
Alergi Makanan Laut
Bagi sebagian orang, seafood bisa memicu alergi makanan laut. Jenis alergi ini termasuk salah satu yang paling umum di dunia. Reaksinya bisa ringan seperti gatal-gatal dan bengkak, hingga parah berupa kesulitan bernapas dan anafilaksis yang dapat mengancam jiwa.
Jenis seafood yang paling sering menimbulkan alergi adalah udang, kepiting, lobster, dan kerang-kerangan.
-
Parasit dalam Ikan
Tak hanya bakteri, seafood mentah juga bisa mengandung parasit. Salah satunya adalah cacing Anisakis, yang dapat bertahan hidup dalam tubuh ikan. Bila manusia mengonsumsi ikan terinfeksi tanpa dimasak sempurna, parasit ini bisa menginfeksi tubuh.
Gejalanya berupa sakit perut hebat, mual, muntah, bahkan reaksi alergi. Inilah sebabnya, memasak ikan hingga matang sangat dianjurkan sebelum dikonsumsi.
-
Polusi dan Kontaminan Kimia
Selain merkuri, lautan juga tercemar oleh bahan kimia berbahaya lain seperti dioksin dan PCB (polychlorinated biphenyls). Bahan kimia ini bisa menumpuk di tubuh ikan lalu berpindah ke tubuh manusia yang mengonsumsinya.
Paparan jangka panjang berisiko meningkatkan penyakit kronis, mulai dari gangguan hati hingga kanker.
Tips Aman Menikmati Seafood
Meski memiliki sejumlah risiko, bukan berarti Anda harus berhenti mengonsumsi seafood. Ada beberapa langkah sederhana untuk tetap sehat sekaligus menikmati manfaatnya:
- Pilih ikan kecil atau sedang untuk mengurangi risiko merkuri.
- Pastikan seafood dimasak hingga matang sempurna.
- Batasi konsumsi makanan laut mentah seperti sushi atau tiram segar.
- Perhatikan tanda-tanda alergi setelah makan seafood, terutama jika baru pertama kali mencoba.
- Jangan berlebihan, konsumsi secukupnya agar manfaat lebih terasa dibanding risikonya.
Seafood tetap bisa menjadi menu sehat dan lezat jika dikonsumsi dengan bijak. Jadi, sebelum menyantap sepiring udang bakar atau sashimi favorit, pastikan Anda sudah memahami risiko dan cara aman menikmatinya.***