Ringkasan Berita:
- Proyek tiang monorel di Jakarta sudah dilakukan sejak tahun 2004
- Sampai saat ini tiang monorel itu cuma jadi pajangan
- Pemprov DKI Jakarta berencana merobohkan tiang monorel tersebut
- Pemerintah daerah akan melebarkan pedestrian jalan usai merobohkannya
- Perobohan dijadwalkan mulai Januari 2026 mendatang
Sabo,- Warga DKI Jakarta lagi ramai membahas rencana Pemprov DKI Jakarta untuk merobohkan tiang monorel yang sudah mangkrak selama bertahun-tahun.
Tiang monorel ini berada di di sepanjang Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Selatan, dan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan.
Tiang-tiang tersebut membentang melewati area seperti Kampung Melayu, Tebet, Menteng Dalam, Stasiun Casablanca, Ambasador, Stasiun Dharmala Sakti, Menara Batavia, Karet, Slipi, Cideng, sampai kawasan Roxy.
Proyek tiang monorel ini dimulai pada tahun 2004 silam, di masa Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
Pada 14 Juni 2004, Presiden Megawati Soekarnoputri meresmikan pemancangan tiang pancang pertama monorel di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Selatan.
Proyek ini dirancang memiliki dua jalur utama: jalur hijau sepanjang 14,3 km dan jalur biru sepanjang 12,7 km dengan berbagai rute strategis melewati sejumlah titik penting di Jakarta.
Nilai proyek monorel Jakarta saat itu diperkirakan mencapai triliunan rupiah, dengan anggaran sekitar Rp3,6 triliun (sekitar USD 360 juta pada waktu itu).
Namun, proyek ini mengalami masalah yang cukup serius seperti kegagalan pengelolaan dan kendala perizinan sehingga mangkrak dan tiang-tiangnya tidak pernah digunakan secara operasional.
Usaha menghidupkan kembali proyek ini pernah dilakukan pada 2013 dengan nama Jakarta Eco Transport (JET), tapi proyek tersebut dibatalkan kembali pada 2015.
Walaupun demikian, tiang-tiang monorel yang ada masih menjadi artefak sejarah tentang ambisi besar Jakarta dalam mengembangkan sistem transportasi massal modern di masa lalu.
Karena dianggap tidak memiliki manfaat yang berarti, tiang monorel ini pun rencananya akan dirobohkan.
Rencana perobohannya akan dilakukan pada Januari 2026 mendatang.
Penjelasan Pemprov DKI Jakarta
Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan, Rifki Rismal sempat membeber langkah apa yang akan diambil pemerintah daerah setelah merobohkan tiang monorel ini.
Menurut rencana, Pemprov DKI Jakarta akan memperluas area pedestrian jalan setelah merobohkan tiang monorel ini.
Dilansir dari WartaKotaLive.com, pemerintah daerah akan melebarkan trotoar yang tadinya berukuran 1,5 meter menjadi 6 meter.
“Berdasarkan perhitungan ada 98 plus 2, jadi 98 tiang yang ada di median tengah jalan dan 2 lagi di trotoar. Semuanya kita tebang sampai habis, mulai awal Januari 2026 besok,” ungkap Rifki ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (21/1/2025).
Ia menjelaskan, proyek yang ditargetkan rampung selama setahun ini akan mengubah layout Jalan HR Rasuna Said.
Jalan HR Rasuna Said yang sekarang berupa satu lajur Transjakarta, dua lajur cepat dan dua lajur lambat itu akan dibuat sebidang.
Meski badan jalan bertambah lebar imbas penebangan tiang monorel, total lajur jalan katanya tidak akan bertambah.
Sebab, trotar nantinya akan diperlebar hingga sekira 6-8 meter.
“Jadi setelah dibongkar, elevasinya (jalan) kita ratakan. Median tengah nantinya tidak ada lagi, gantinya kita perlebar trotoar yang existing sekarang ini,” papar Rifki.
“Nantinya mirip-mirip Sudirman-Thamrin layoutnya,” tambahnya.
Meski demikian, terkait penataan Jalan HR Rasuna Said, pihaknya masih akan terus berkordinasi dengan Dinas Bina Marga DKI jakarta dan pihak terkait lainnya.
Khususnya terkait penataan hingga rekayasa lalulintas yang mungkin akan diterapkan sepanjang proyek berlangsung.
“Target penyelesaian setahun, jadi semua tiang sudah ditebang, jalanan sudah mulus, trotoar sudah cakep,” tutupnya.
Koordinasi dengan Adhi Karya
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung akan berkoordinasi dengan pihak Adhi Karya.
Dalam putusan pengadilan, aset tiang monorel tersebut dinyatakan milik Adhi Karya sehingga perusahaan BUMN tersebut yang bisa membongkarnya.
Namun, Pramono tak menutup peluang Pemprov DKI membantu Adhi Karya untuk ikut membongkar tiang monorel mangkrak tersebut bila dibutuhkan.
Karena itu, Pramono meminta saran dari aparat berwajib untuk penanganannya agar terseret kasus hukum dari pembongkaran monorel tersebut.
Corporate Secretary PT Adhi Karya, Rozi Sparta mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk berdiskusi dengan berbagai pihak soal penataan ulang sisa proyek tersebut.
“Sehubungan dengan adanya pemberitaan terkait wacana perapihan kembali pilar eks proyek Jakarta monorail di sepanjang jalan HR. Rasuna Said hingga jalan Asia Afrika yang dimiliki oleh Perseroan, kami sampaikan bahwa akan dilakukan diskusi bersama dengan seluruh pihak terkait,” ujar Rozi melalui keterangannya, Jumat (13/6/2025).
Rozi menyebut, pihaknya mendukung langkah-langkah strategis Pemprov DKI Jakarta dalam menata dan menertibkan ruang kota demi kepentingan publik.
“Perseroan mengapresiasi komunikasi yang akan dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan terbuka untuk berkoordinasi lebih lanjut guna menyelesaikan permasalahan ini secara konstruktif dan sesuai ketentuan yang berlaku,” ungkap dia.(Sabo)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan






