Sabo, PADANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Teluk Bayur, Kota Padang, menyatakan kondisi wilayah perairan di Provinsi Sumatra Barat dalam kondisi ekstrem seluruh aktivitas di laut mulai dari nelayan, kapal penumpang, dan barang diimbau tidak melaut.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur, Sahat Mauli Pasaribu mengatakan dari prakiraan cuaca maritim Sumbar dimulai dari 22 Oktober 2025 jam 07.00 WIB hingga 23 Oktober 2025 jam 06.00 WIB kondisi cuaca berawan tebal hingga hujan ringan, dan berpotensi hujan ringan di wilayah perairan Agam – Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Timur Siberut, Timur Pagai, Barat Siberut, Barat Sipora, Barat Pagai.
“Untuk kondisi angin dari utara 2 hingga 13 knots, dan kondisi gelombang waspada potensi tinggi gelombang mencapai 2.5 meter di wilayah perairan Padang , Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Timur Siberut, Timur Sipora, Timur Pagai, Barat Siberut, Barat Sipora, Barat Pagai,” katanya dikutip dari data resmi BMKG, Selasa (21/10/2025).
Dia menyampaikan melihat kondisi cuaca di wilayah perairan Sumbar itu, BMKG Maritim Teluk Bayur mengimbau kepada nelayan yang menggunakan kapal nelayan dan kapal tongkang supaya tidak melaut, karena berisiko, mengingat ketinggian gelombang laut berpotensi mencapai 2,5 meter.
Kondisi cuaca ekstrem ini, turut membuat kapal penumpang Mentawai Fast membatalkan sejumlah keberangkatan pada Selasa (21/10) ini. Operator Kapal Mentawai Fast, Doni menyampaikan pembatalan sejumlah keberangkatan pada hari ini, setelah adanya imbauan dari BMKG dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) agar tidak berlayar mengingat cuaca lagi ekstrem.
“Badai dan gelombang tinggi laut ini memang jadi risiko bagi Mentawai Fast untuk berlayar. Makanya kami sangat mematuhi imbauan dari BMKG dan KSOP,” katanya.
Dia menyampaikan adanya pembatalan jadwal keberangkatan pada hari ini, telah disampaikan ke para calon penumpang yang telah membeli tiket Mentawai Fast. Penumpang yang batal berangkat ini, akan dijadwalkan keberangkatan pada esok harinya, dan apabila cuaca memungkinkan, maka Mentawai Fast bakal beroperasi kembali.
“Kalau adanya jadwal ulang keberangkatan kapal ini, biasanya kami tidak menjual tiket dulu, tapi memilih untuk memberangkatkan terlebih dahulu penumpang yang telah membeli tiket, namun batal berangkat akibat cuaca buruk. Kecuali pada jadwal sebelumnya masih banyak tiket yang tersedia, baru bisa kami jual kembali,” tegasnya.
Doni mengatakan bahwa kondisi di Pelabuhan Muaro Padang, tidak hanya kapal Mentawai Fast yang harus bersandar dahulu, tapi juga kapal-kapal barang tujuan Mentawai serta kapal nelayan lainnya, juga memilih untuk urung melaut.
“Soal cuaca ekstrem di laut ini memang sangat berisiko. Makanya bila cuaca lagi tidak stabil begini, kami memilih untuk memprioritaskan keselamatan penumpang,” ungkapnya.
Selain itu, melihat cuaca ekstrem di perairan wilayah Sumbar ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat ditimbulkan oleh cuaca ekstrem.
Kalaksa BPBD Pesisir Selatan, Yuskardi mengatakan hingga saat ini belum ada laporan kerusakan serius. Namun, petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD tetap siaga memantau perkembangan di lapangan untuk memastikan keamanan warga.
“Masyarakat diharapkan segera melapor ke posko BPBD setempat apabila terjadi kejadian yang berpotensi menimbulkan bahaya. Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan nagari untuk memantau kondisi terkini,” ujarnya dalam keterangan resmi.
BPBD juga mengingatkan para nelayan agar memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut. Mengingat gelombang laut di perairan Pesisir Selatan diperkirakan cukup tinggi akibat pengaruh angin kencang, sehingga aktivitas melaut perlu ditunda jika kondisi tidak memungkinkan.
Dengan meningkatnya potensi cuaca ekstrem, Yuskardi menegaskan bahwa kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam meminimalisir risiko bencana di wilayah Pesisir Selatan. Koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan warga diharapkan mampu mencegah dampak yang lebih besar.






