Free Gift

Cuaca Ekstrem,Pengibaran Bendera Terbesar,Terpanjang,dan Terbanyak di Bukit Kaba Bengkulu Gagal

Laporan Wartawan Sabo, M. Rizki Wahyudi

Sabo, REJANG LEBONG –Rencana pengibaran bendera terbesar, terpanjang, dan terbanyak di Bukit Kaba, Bengkulu, gagal terlaksana pada peringatan HUT ke-80 RI, Minggu (17/8/2025). 

Cuaca ekstrem berupa hujan deras, kabut tebal, dan angin kencang memaksa panitia membatalkan kegiatan spektakuler tersebut, meski upacara tetap berlangsung khidmat di puncak gunung setinggi 1.938 mdpl.

Sedikitnya lebih dari 5.000 pendaki dari berbagai daerah rela menempuh jalur menanjak demi mengikuti upacara bendera di puncak gunung berapi aktif tersebut. 

Sejak Sabtu (16/8/2025) sore, jalur pendakian di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, sudah padat dengan rombongan pendaki.

Mereka datang dari berbagai kota, terbanyak dari Bengkulu dan Lubuklinggau, Sumatera Selatan. 

Mulai dari pelajar, mahasiswa, komunitas pecinta alam, hingga orang dewasa bahkan lanjut usia, semuanya tampak antusias mendaki untuk merasakan momen 17 Agustus di atas awan.

Antusiasme pendaki terlihat begitu tinggi hingga beberapa pengunjung tidak dapat lagi menaiki TWA Bukit Kaba karena jalur pendakian ditutup oleh panitia akibat jumlah pendaki yang membludak.

Cuaca ekstrem menambah tantangan perayaan kemerdekaan. 

Sejak pagi, kabut tebal menutup hampir seluruh puncak dengan jarak pandang hanya beberapa meter. 

Hujan intensitas sedang mengguyur tanpa henti, membuat tubuh para pendaki basah kuyup. 

Sebagian besar terpaksa menggunakan mantel plastik seadanya untuk menahan dingin yang menusuk tulang.

Kondisi ini membuat rencana pengibaran bendera spektakuler batal dilaksanakan. 

Bendera terpanjang 90 meter, bendera terbesar 45 meter, dan pengibaran bendera terbanyak tidak dapat digelar.

“Cuaca benar-benar tidak memungkinkan. Kabut terlalu tebal, hujan deras, dan angin juga cukup kencang,” kata salah satu pendaki, Irfan.

Meski begitu, prosesi upacara tetap berlangsung khidmat. 

Ribuan pendaki berdiri tegap dalam kabut dan rintik hujan, menyanyikan lagu kebangsaan dengan semangat membara. 

Suasana haru terasa saat Merah Putih dikibarkan meski ukurannya tidak sebesar rencana semula.

Camat Selupu Rejang, Mailinda, mengaku bersyukur upacara tetap berjalan lancar meski cuaca sangat ekstrem.

“Alhamdulillah, meski dengan cuaca ekstrem hujan dan kabut tebal, prosesi upacara bisa terlaksana tanpa hambatan. Semangat semuanya sangat luar biasa,” ujarnya.

Dari pantauan Sabo, beberapa pendaki sempat mengalami gejala hipotermia ringan akibat suhu dingin ekstrem dan langsung mendapat penanganan medis dari tim gabungan yang bersiaga di jalur pendakian.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kegiatan ini.

Salah satu pendaki asal Bengkulu Selatan, Zaki, mengaku sedikit kecewa karena pengibaran bendera terbesar, terpanjang, dan terbanyak batal. 

“Saya sudah menempuh perjalanan jauh, rasanya sayang sekali. Tapi ini tantangan alam, kita tidak bisa melawan cuaca. Yang penting upacaranya tetap terlaksana, itu sudah membanggakan,” katanya.

Ketua Pokdarwis Bukit Kaba, Yulian Adi Pratama, menyebut jumlah pendaki tahun ini meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu. 

Antusiasme yang tinggi bahkan sempat membuat jalur pendakian ditutup karena kapasitas penuh. 

“Tahun ini sangat banyak, dua kali lipat dari tahun sebelumnya,” ucap Adi.

Baca Berita SaboLainnya diGoogle News

Want a free donation?

Click Here