Free Gift

Daftar Fakta Bocah di Bojonggede Tewas Dianiaya Ibu Tiri,Pelaku Panik Pinjam Rp100 Ribu ke Tetangga

SaboBocah laki-laki berinisial MAA (6) di Bojonggede, Kabupaten Bogor diduga tewas dianiaya oleh ibu tirinya berinisial RN (30) pada Senin (30/10/2025).

Peristiwa itu terjadi di rumah kontrakan orangtua kobran di  Perumahan Griya Citayam Permai, Blok M, RT 07/RW 19 Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Polisi telah mengamankan dua terduga pelaku penganiayaan tersebut. 

Ibu tiri berinisial RN (30) telah diamankan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Depok. Polisi juga memeriksa ayah kandung korban berinisial RA (31).

Sabomerangkum enam fakta bocah tewas di tangan ibu tiri di Bojonggede, Kabupaten Bogor:

1. Polisi Tangkap Terduga Pelaku

Polisi  mengamankan terduga pelaku penganiayaan bocah 6 tahun hingga tewas di wilayah Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

RN diduga menganiaya korban dengan cara memukulnya bertubi-tubi selama tiga hari hingga akhirnya nyawa korban tidak dapat diselamatkan.

“Sampai saat ini kami informasikan ada 1 barang bukti yang kami amankan, yaitu sebilah sapu,” kata Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi dikutip dari TribunnewsDepok, Selasa (21/10/2025).

2. Pelaku Kelabui Suami

Untuk mengelabui sang suami, RN memanipulasi kematian anak tirinya seolah-olah terjatuh.

AKP Made Budi menambahkan, korban berinisial MAA (6) ditemukan tewas di rumahnya sendiri pada Senin (20/10/2025) kemarin.

Dari hasil penyelidikan polisi, ibu tiri korban berinisial RN telah mengakui perbuatan kejinya tersebut.

“Ya menurut pengakuan dari ibu atau istri dari suami, diketahui korban telah merasa sakit ataupun merasa dilakukan penganiayaan selama kurang lebih 3 hari,” kata Made.

Made menjelaskan, usai dianiaya selama tiga hari, korban kemudian meninggal dunia di hari keempat.

Pada jasad korban, polisi juga menemukan berbagai luka yang diduga disebabkan karena penganiayaan.

“Korban diketahui ada beberapa luka disekujur tubuh, di badan, di punggung, di bagian dada, kemudian di bagian wajah,” ungkapnya.

Saat ini, pihak kepolisian dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Depok masih mendalami terkait motif penganiayaan tersebut. 

3. Dianiaya Tiga Hari

Seorang anak laki-laki berinisial MAA (6) tewas diduga menjadi korban penganiayaan oleh ibu tirinya RN (30) pada Senin (30/10/2025).

Kondisi rumah bercat putih yang sudah lusuh tersebut berada persis di pinggir Jalan Kerukunan 3 di Perumahan Griya Citayam Permai, Blom M, RT 07/RW 19 Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Pada Rabu (22/10/2025) siang, rumah tersebut sudah dalam kondisi kosong tak berpenghuni.

Di teras rumah, hanya terlihat rak sepatu dengan kondisi beberapa sandal sudah berantakan.

Warga setempat, Eris mengaku kaget dengan penganiayaan yang terjadi di lingkuangannya.

Korban tinggal di rumah tersebut bersama ayahnya berinisial RA (31), ibu tiri sebagai terduga pelaku RN, dan dua adik sambung.

Sebelum meninggal, korban memang terlihat mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya. Namun, ia hanya mengaku terjatuh saat ditanya warga.

“Cuman info dari tetangga yang lain sih, memang sebelum meninggal itu udah dianiaya 3 hari berturut-turut,” kata Eris kepada TribunnewsDepok.com, Rabu siang.

Bahkan, seorang warga pernah memeriksa tubuh korban saat membeli jajan di warung dan mendapati luka-luka lebam.

“Kalau saya sih gak punya, cuman mereka ada video rekaman ngebuka baju anaknya ya,” ungkapnya.

4. Kecurigaan Warga

Tubuh mungil MAA dipaksa menahan rasa sakit yang diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh ibu tirinya berinisial RN (30).

Meski begitu, korban tak pernah mengungkap perlakuan tak mengenakan yang dialaminya kepada siapapun.

Namun, warga sekitar sudah menaruh curiga terhadap luka lebam terutama di area wajah yang diderita korban karena dirasa tak wajar.

Salah satu warga, Isah mengungkapkan bahwa luka yang dialami oleh korban bukan sekali dua kali terlihat oleh warga sekitar akan tetapi cukup sering.

“Itu bocah kok bonyok-bonyok gak pada ilang setiap maen lukanya luka baru, luka lebam baru, ada bekas cekekan, pokoknya disekitar muka keliatannya, kalo di sekitar badankan dia pake baju jadi gak keliatan,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Pernah suatu ketika, karena penasaran ia menanyakan langsung kepada korban yang sedang berada di luar rumah tentang penyebab luka tersebut.

Akan tetapi anak kecil itu tak pernah berterus terang dan seolah-olah menutupi kejadian yang menimpanya.

“Jatuh dari kamar mandi katanya, kamu bener? Kalau jatuh kenapa gak bilang sama orang tua kamu kan bisa diobatin kata temen saya sebelahnya nanya gitu, cuma geleng aja tuh anak namanya polos ya,” katanya.

Wanita berusia 39 tahun mengungkapkan, warga sudah merasa curiga sejak lama namun tidak ada bukti yang kuat.

Ia menduga adanya intimidasi yang dialami oleh korban sehingga tidak berani untuk menceritakannya kepada siapa pun.

“Yang disayangkan sama warga itu aja, kenapa ini anak gak mau ngaku mungkin dapet ancaman dari orang tuanya, pengennya itu anak ngaku, karena ketakutan juga,” katanya.

5. Pelaku Panik

RN ang menganiaya anak laki-lakinya di Rawapanjang, Bojonggede, Kabupaten Bogor sempat panik dan meminta tolong tetangga. 

Pelaku disebut mendatangi kontrakan salah satu tetangga pada Minggu (19/10/2025) sekitar pukul 20.00 WIB untuk meminta tolong. 

“Ibunya datang ke kontrakan tetangga saya. Minta tolong teleponin ayahnya, kayaknya kan karena enggak pulang-pulang tuh selama empat hari, minta teleponin,” ungkap Yuni, seorang warga setempat di lokasi, Rabu (22/10/2025). 

Saat itu, Yuni mengetahui bahwa pelaku tidak mempunyai ponsel. Namun, dirinya dan tetangga tidak dapat membantu lantaran membutuhkan pulsa. Alhasil, pelaku meminjam uang Rp 100.000 yang tak menyebut permasalahannya. 

“Terus (pelaku) minjem uang tuh, Rp 100.000 dikasih uang (sama tetangga). Dia paksa minta tolong pesenin taksi online sambil bilang ‘Saya mau ke kantor ayahnya (korban),’ bilangnya gitu,” ujar Yuni. 

Para warga sempat mencegah rencana pelaku, mengingat waktu sudah terlalu malam. Pelaku juga terlihat panik tanpa menjelaskan kondisinya dengan jelas. 

Diketahui, pelaku mempunyai tiga anak dan korban menjadi satu-satunya anak tiri. 

“Pokoknya (pelaku) bilang penting, penting tapi enggak bilang soal korban. Malah dia bilangnya anaknya yang kecil itu yang sakit,” jelas Yuni. 

Setelah itu, warga hanya mengetahui pelaku berangkat ke tempat kerja suaminya di Jakarta. Keesokan harinya atau Senin (20/10/2025), korban sudah meninggal dunia.

6. Warga Ungkap Kejanggalan

Tetanga korban, Jaenal mengaku melihat adanya kejanggalan saat bocah berinisial MAA itu jajan di warung sebelum meninggal dunia.

Ia mengatakan bahwa korban datang dengan tubuh penuh luka terutama pada area kepala termasuk wajah.

“Kan beda dari anak yang lain ada luka lebam sangat janggal bagi saya,” ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Rabu (22/10/2025).

Dari kejanggalan tersebut timbulah rasa curiga dari Jaenal yang kemudian berkoordinasi dengan istri serta pengurus lingkungan setempat untuk dilakukan penelusuran. 

Di samping itu, ia menyebut timbul rencana juga untuk mengusir keluarga tersebut dari lingkungan karena dikhawatirkan dapat menimbulkan keresahan.

Akan tetapi saat itu warga belum mendapatkan bukti yang kuat sehingga tidak dapat mengambil tindakan.

“Saya coba konfirmasi ke istri juga gimana langkah baiknya apakah kita lapor polisi atau kita usir dari wilayah sini karena mengkhawatirkan bagi wilayah juga,” katanya.

Ia mengatakan warga pun sempat berkumpul untuk mengambil langkah tindaklanjut dan sepakat akan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.

Akan tetapi langkah tersebut belum sempat dilakukan karena kesibukan dari masing-masing warga hingga akhirnya meninggal dunia.

“Jadi pada malam itu kita rencana mau ke polres pada esok harinya, cuma karena kita ada kesibukan masing-masing ke skip tuh rencana itu, pas udah lama kelamaan terdengar posisinya (meninggal dunia) kita juga syok juga,” katanya.

Bahkan istrinya sempat memvideokan kondisi anak tersebut untuk dijadikan barang bukti dalam mengambil tindakan.

Upaya yang dilakukan pun tak sia-sia karena video tersebut menjadi alat bukti penyelidikan pihak kepolisian meski pun nyawa korban tak tertolong.

“(Video) itu Inisiatif setelah kita koordinasi sama wilayah buat videoin buat menjadi berkas barang bukti juga, alhamdulillah barang bukti yang kita ambil itu tepakai sama pihak polres,” katanya.

Baca berita Sabolainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar