Free Gift

Dinkes Jabar Investigasi Kasus Kematian Batita Cacingan di Sukabumi

Sabo, SUKABUMI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat tengah mengaudit investigasi terkait kasus kematian seorang batita asal Sukabumi yang ditemukan ribuan cacing gelang di tubuhnya.

Kepala Dinkes Jabar Vini Adiani Dewi mengatakan, investigasi dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan Kementerian Kesehatan.

“Saya sedang rapat daring dengan Kementerian Kesehatan. Kami sudah sepakat bahwa hasil investigasi resmi terkait penyebab kematian akan dikeluarkan langsung oleh Kementerian Kesehatan,” kata Vini di Bandung, Sabtu (24/8).

Menurut Vini, audit dilakukan bukan hanya untuk mencari penyebab kematian, tetapi juga menyelidiki pelaksanaan pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas.

“Investigasi lebih difokuskan pada bagaimana pelayanan Puskesmas dilakukan. Misalnya, apakah Posyandu berjalan aktif seperti seharusnya, serta bagaimana respons aparat desa atau kecamatan ketika ada warga yang tidak memiliki KTP atau KK,” jelasnya.

Dia menjelaskan, bahwa Pemprov Jabar langsung bergerak cepat begitu mendapat arahan dari Gubernur Dedi Mulyadi. Kedua orang tua batita tersebut telah dijemput dan diperiksa kesehatannya.

“Kami bawa ke RS Jiwa Provinsi Jabar dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit kelas A untuk monitoring lebih lanjut. Pemeriksaan ini penting, untuk memastikan apakah ada faktor penyakit menular yang berasal dari orang tua,” jelasnya.

Selain itu, Dinkes Jabar telah melakukan penyelidikan epidemiologi bersama Dinkes Kabupaten Sukabumi dan berdiskusi langsung dengan Bupati Sukabumi.

“Kami juga berkoordinasi intens dengan Kementerian Kesehatan. Kami akan mengadakan pelatihan peningkatan kompetensi bagi para dokter Puskesmas se-Jawa Barat di rumah sakit, khususnya mengenai penanganan penyakit kecacingan,” jelas Vini.

Dalam pelatihan tersebut, Dinkes Jabar menggandeng para pakar, seperti Prof. Anggi dan Dr. Rudy dari RS Hasan Sadikin Bandung.

Vini pun menyampaikan belasungkawa dan permohonan maaf atas belum optimalnya penanganan dari pihak pemerintah.

“Atas nama Pemprov Jawa Barat, kami mengucapkan duka cita mendalam dan memohon maaf. Kami akui belum optimal. Namun kami terus berupaya agar kasus serupa tidak terulang lagi,” pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin angkat bicara mengenai batita asal Sukabumi bernama Raya, yang di dalam tubuhnya dipenuhi cacing gelang.

Cacing-cacing itu bahkan keluar dari saluran pernapasan Raya, dan dalam hasil pemeriksaan dokter, cacing itu sudah menjalar ke paru-paru dan otak Raya.

Raya meninggal pada 22 Juli 2025 di RSUD Syamsuddin, Sukabumi, setelah dirawat sembilan hari.

Budi mengatakan, berdasarkan informasi yang dia terima, Raya meninggal dunia bukan karena penyakit cacingan, melainkan infeksi.

Dugaan sementara, Raya terserang infeksi antara meningitis atau Tuberkulosis (TBC).

“Yang bersangkutan meninggal bukan karena cacingan, yang bersangkutan meninggalnya karena infeksi. Infeksinya kami duga bisa karena meningitis, ini masih dugaan, bisa juga karena TBC,” jelasnya.

“Karena yang bersangkutan itu sudah tiga bulan terus menerus batuk berdahak yang tidak bisa sembuh,” lanjutnya.

Akibatnya, kondisi tubuh bocah itu lemah, yang membuat bakteri menyebar ke seluruh tubuh.

“Jadi yang bersangkutan itu meninggalnya karena sepsis atau infeksi yang menyebar ke seluruh tubuhnya dia,” ucap dia.

Dia menyebut jika diketahui sejak dini seharusnya bocah tersebut bisa diselamatkan dan tidak berujung kematian.

Budi pun meminta agar puskesmas dan posyandu untuk segera memantau ke lapangan. (mcr27/jpnn)

Want a free donation?

Click Here