Free Gift

Direktur Ungkap Titik Lemah Museum Louvre, Tepat di Lokasi Masuknya Perampok

PARIS, Sabo – Direktur Museum Louvre, Laurence des Cars, mengakui adanya kekurangan dalam sistem pengawasan kamera di dinding luar museum.

Pengungkapan kelemahan Museum Louvre ini ia ungkapkan tiga hari setelah perampokan permata mewah yang terjadi pada siang hari.

Dalam sidang bersama para senator Perancis, Rabu (22/10/2025), Des Cars mengungkap bahwa kamera pengawas yang tersedia tidak sepenuhnya memantau titik masuk yang digunakan pencuri saat membobol Galeri Apollo, lokasi tempat perhiasan kekaisaran dipajang.

“Satu-satunya kamera yang terpasang diarahkan ke barat dan tidak mencakup balkon yang digunakan dalam pembobolan,” ujar Des Cars.

Ia juga menyebut bahwa kamera pengawas yang ada di dinding luar museum terdiri dari perangkat lama dan sangat tidak memadai.

Meski begitu, Des Cars menegaskan bahwa seluruh sistem alarm berfungsi saat perampokan terjadi.

Ia pun membela rencana keamanan museum senilai 80 juta euro (Rp 1,5 triliun), sekaligus membantah adanya penundaan terus-menerus dalam pelaksanaannya seperti yang ramai diberitakan.

Mahkota rusak, delapan perhiasan raib

Perampokan Museum terjadi pada Minggu (19/10/2025) pagi dan hanya berlangsung selama empat menit.

Pencuri menggunakan truk pengangkut furnitur untuk naik ke balkon galeri, lalu masuk melalui jendela dengan alat pemotong.

Setibanya di dalam galeri, mereka menargetkan lemari kaca berisi permata kekaisaran. Des Cars menjelaskan bahwa para pencuri membuat lubang kecil di kaca tanpa memecahkannya sepenuhnya.

“Kacanya retak dan para pencuri memasukkan tangan mereka untuk mengambil barang-barang di dalamnya,” kata Des Cars.

Salah satu barang yang dicuri adalah mahkota milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, yang dihiasi lebih dari 1.300 berlian dan lebih dari 50 zamrud.

Mahkota itu ditemukan kembali setelah dijatuhkan oleh pelaku saat melarikan diri dengan skuter.

Meski mengalami kerusakan parah saat dikeluarkan dari etalase, Des Cars optimistis mahkota tersebut masih dapat direstorasi.

Namun, delapan perhiasan lainnya dibawa kabur. Di antaranya terdapat kalung berlian dan zamrud pemberian Napoleon I kepada istrinya, Permaisuri Marie-Louise, serta diadem milik Permaisuri Eugenie yang dihiasi hampir 2.000 berlian.

Menanggapi insiden tersebut, Presiden Perancis Emmanuel Macron memerintahkan percepatan penerapan sistem keamanan baru di Museum Louvre.

Perintah ini disampaikan pada hari yang sama saat museum kembali dibuka untuk umum, meskipun Galeri Apollo masih ditutup sementara.

Pengunjung tetap memadati museum sejak pukul 09.00 waktu setempat, menunjukkan antusiasme publik yang tak surut meskipun terjadi pencurian besar.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Perancis Laurent Nunez menyatakan bahwa lebih dari 100 penyidik telah diterjunkan untuk menyelidiki kasus ini.

“Saya sangat yakin… kami akan menemukan pelakunya,” kata Nunez kepada media Prancis.

Rentetan perampokan museum di Perancis

Pencurian di Louvre menambah daftar panjang kasus pembobolan museum di Perancis yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Kurang dari 24 jam setelah insiden di Paris, sebuah museum di Perancis timur melaporkan pencurian koin emas dan perak. Petugas menemukan kotak pajangan dalam kondisi rusak.

Bulan lalu, Museum Sejarah Alam Paris juga kehilangan bongkahan emas senilai lebih dari 1,5 juta dollar AS (Rp 29 miliar). Seorang perempuan asal China ditangkap dan didakwa atas kasus tersebut.

Pada September, perampok mencuri dua piring dan vas dari museum di Limoges, dengan nilai kerugian mencapai 7,6 juta dollar AS (Rp 126,4 miliar).

Meski demikian, perampokan di Museum Louvre tergolong langka. Salah satu kasus paling terkenal terjadi pada 1911, ketika lukisan Mona Lisa dicuri oleh pria Italia. Lukisan itu berhasil ditemukan kembali dan kini disimpan di balik kaca pengaman.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar