Free Gift

Donald Trump Kembali Gunakan Makeup di Tangan, Publik Pertanyakan Kesehatan Presiden Amerika Serikat

Sabo Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan publik setelah terlihat menggunakan makeup di tangannya.

Peristiwa ini memicu kembali spekulasi mengenai kondisi kesehatan presiden berusia 79 tahun itu, terutama setelah sebelumnya muncul kekhawatiran soal pembengkakan pergelangan kaki.

Dilansir dari The Independent (25/8), Donald Trump terlihat pada Jumat (22/8) di Washington DC dengan riasan berwarna lebih terang dari kulit aslinya di bagian tangan.

Momen itu terjadi saat kunjungannya ke museum People’s House dan kembali terlihat ketika menghadiri acara Piala Dunia di Oval Office. Dalam kesempatan tersebut, Trump sempat menyilangkan tangan kirinya di atas tangan kanan, tetapi bekas makeup tetap tampak jelas saat Trump berdiri.

Fenomena serupa bukan pertama kali terjadi. Menurut laporan, Trump juga pernah terlihat menggunakan makeup di tangannya dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 24 Februari, dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Skotlandia pada Juli, serta dalam pertemuan bersama Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer.

Pada kesempatan lain, Trump pernah tertangkap kamera yang menampilkan bagian punggung tangan kanannya tampak kehitaman sehingga menimbulkan dugaan publik bahwa riasan digunakan untuk menutupi kondisi kesehatan yang sebenarnya.

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, tidak secara langsung menanggapi soal makeup tersebut. Leavitt menegaskan bahwa Trump tetap aktif berinteraksi dengan rakyat melalui jabat tangan.

“Presiden Trump adalah sosok yang dekat dengan rakyat, ia bertemu dengan lebih banyak warga Amerika dan berjabat tangan dengan mereka setiap hari dibandingkan presiden mana pun dalam sejarah,” ujar Leavitt.

Kabar mengenai makeup ini semakin menambah spekulasi kesehatan Trump setelah foto kakinya yang bengkak ketika menonton FIFA Club World Cup bulan lalu beredar.

Gedung Putih kemudian mengonfirmasi bahwa Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis. Meskipun demikian, Leavitt menyebut kondisi itu tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memerlukan perubahan gaya hidup maupun rencana perawatan khusus.

Dokter Gedung Putih, Kapten Sean Barbabella, bahkan menyebut Trump dalam kondisi kognitif dan fisik yang sangat baik usai pemeriksaan rutin April lalu.

Barbabella juga menjelaskan bahwa memar di tangan presiden kemungkinan besar berasal dari konsumsi aspirin untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

Namun, menurut laporan The Independent, keraguan publik tetap ada. Survei The Economist/YouGov pada Mei lalu menunjukkan 45 persen responden menilai Trump belum transparan terkait kondisi kesehatannya.

Meskipun pihak Gedung Putih menegaskan kesehatan Trump masih terjaga, isu makeup di tangan dan pembengkakan kaki terus memunculkan pertanyaan publik. Transparansi terkait kondisi presiden diyakini akan menjadi perhatian penting menjelang masa politik yang semakin dinamis di Amerika Serikat. (*)

Want a free donation?

Click Here

Tinggalkan komentar