MOTOR Plus-online.com – Etanol bikin oktan naik tapi bensin malah jadi boros, begini penjelasan ahli.
Pemerintah berencana menambahkan etanol sebanyak 10 persen pada BBM.
Muncul reaksi dari rencana tersebut karena etanol akan membuat logam berkarat sampai jadi boros bensin.
Walaupun dengan pencampuran etanol, pembakaran pada mesin jadi sempurna.
Hal ini bisa terjadi lantaran antara bensin murni dan etanol memiliki kandungan energi berbeda.
Sebelumnya, pemerintah berencana mewajibkan aturan baru terkait bahan bakar minyak (BBM).
Bensin akan dicampur dengan etanol sebanyak 10 persen atau dikenal dengan sebutan E10.
Langkah ini dilakukan untuk menghadirkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.
Sebab, etanol sendiri merupakan alkohol yang berasal dari bahan nabati seperti tebu atau singkong.
Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto mengatakan campuran etanol pada bensin bisa mengurangi emisi karena pembakaran lebih sempurna, tapi jarak tempuhnya bisa lebih pendek.
“Campuran etanol bisa membuat nilai oktan pada bensin naik, bila waktu pengapian sesuai dan ada oksigen di ruang bakar, maka pembakaran akan lebih sempurna, otomatis emisi lebih rendah,” ucap Tri dikutip dari Kompas.com.
Campuran etanol, menurut Tri, bisa membuat jarak tempuh kendaraan lebih pendek karena kandungan energinya lebih rendah.
“Campuran bensin dan etanol (Gasohol) E10 atau 10 persen etanol akan membuat Kandungan Energinya menurun sekitar 3 persen daripada bensin murni, ini bisa mempengaruhi jarak tempuh,” ucap Tri.
Kandungan energi (Energy Density) Etanol antara 26,8 – 29,7 MJ/kg, atau rata-rata 28,25 MJ/kg, sedangkan kandungan energi bensin sekitar 40 MJ/kg.
Bila dihitung secara matematis untuk gasohol 10 persen atau E10, maka kandungan energinya = 10 persen x 28,25 + 90 persen x 40 = 38,83 MJ/kg, atau turun {(40 – 38,83)/40} x 100 persen = 2,94 persen atau 3 persen.
Kandungan energi lebih rendah juga akan membuat daya yang dihasilkan lebih rendah.
Daya sendiri, setara dengan gaya gesek rolling dan hambatan udara dikalikan kecepatan.
“Hasilnya, ketika kandungan energi lebih rendah, maka, bila kecepatan sama, berarti waktu tempuh lebih pendek, bila waktu tempuh lebih pendek berarti jarak tempuh lebih pendek,” ucap Tri.
Dengan kata lain, kandungan energi dari bensin dapat mempengaruhi akselerasi sebuah kendaraan atau jarak tempuhnya.
Bila dua kendaraan dengan kadar kandungan etanol berbeda dibandingkan, maka bensin dengan jumlah etanol lebih banyak akan membuat akselerasi lebih pelan, atau jarak tempuhnya lebih pendek bila kecepatannya dibikin sama saat pengujian.
Kesimpulannya, kandungan etanol pada bensin bisa membuat pembakaran lebih sempurna, emisinya lebih rendah, tapi akselerasi lebih pelan atau jarak tempuh lebih pendek.
Hal itu disebabkan oleh kandungan energinya menurun, seiring kadar etanol pada bensin.






