Free Gift

Fahri Septian Bicara Ironi saat Proliga Putra Terancam Cuma Diikuti 4 Klub Tahun Depan

SaboPersaingan sektor putra di Proliga 2026 terancam makin berkurang setelah pengunduran diri dari tim lainnya. Padahal, hadirnya kompetisi memberi ruang bagi para pemain untuk regenerasi tim nasional.

Jumlah kontestan di sektor putra Proliga berkurang setelah Palembang Bank Sumsel Babel mundur pada musim depan sebagaimana dilansir dari Kompas.id.

Mundurnya Bank Sumsel Babel menegaskan tren penurunan partisipasi di sejak 2023. Dari 8 peserta di Proliga putra pada 2023, jumlahnya berkurang setengahnya.

Sebelumnya Jakarta BNI 46 dan Surabaya Samator mundur pada 2024, lalu Jakarta Pertamina Pertamax, Jakarta STIN BIN, dan Kudus Sukun Badak menyusul pada 2025.

Samator telah kembali pada 2025. Selain itu PBVSI kembali membentuk tim Jakarta Garuda Jaya untuk para pemain junior dalam dua musim terakhir. Namun, semuanya itu tidak cukup.

Dengan fenomena kepindahan pemain-pemain top dari klub yang bubar ke yang masih bertahan, ada waktu tanding yang dikorbankan bagi mereka yang tergusur ke bangku cadangan.

Keprihatinan ditunjukkan outside hitter timnas, Fahri Septian Putratama, saat ditemui di sela-sela grand final Livoli Divisi Utama 2025 di Magetan, Jawa Timur, Minggu (21/10/2025).

“Sangat disayangkan untuk Proliga sekarang ini makin sedikit atlet juga, pemain juga mungkin ada yang enggak kepakai,” ucap Fahri.

“Itu sangat disayangkan karena talent scouting buat timnas Indonesia ini makin berkurang,” tukas pemain yang musim lalu memperkuat LavAni.

Menurut Fahri, pemantauan bakat untuk regenerasi timnas bisa lebih berjalan apabila klub peserta di Proliga lebih banyak.

“Jadi ada regenerasi-regenerasi di usia muda sampai senior. Seperti kemarin untuk timnas U-21 sudah ada yang muncul di Garuda Jaya kemarin.”

“Nah, itu jadilah wadah buat sebenarnya ajang untuk menunjukkan bakat-bakat teman-teman yang di Indonesia ini,” tambah Fahri.

Fahri membeberkan level persaingan di Proliga justru menurun ketika pamor di luar negeri sudah bagus.

Berkaca dari pengalamannya sendiri, para pemain dari luar negeri tertarik untuk bisa bertanding di Proliga.

“Sebenarnya sangat disayangkan juga karena sebenarnya liga kita itu enggak terlalu jelek,” ucap pemain yang pernah tampil di Liga Voli Bulgaria itu.

“Teman-teman teman yang di luar negeri sering menanyakan, ‘Di Indonesia gimana liganya? Saya dengar di sana bagus, gajinya tinggi, terus pelayanannya bagus.'”

“Liga kita itu sudah terpandang bagus di luar sana.”

Penuturan Fahri menjadi ironi mengingat persaingan perekrutan pemain asing level elite menjadi salah satu alasan beban klub yang tidak terkendali.

Kualitas pemain asing di Proliga tidak kaleng-kaleng.

Kalau tidak berlabel pemain timnas dari negara kenamaan, mereka pernah berlaga di kompetisi top seperti Liga Italia atau Liga Turki.

Keresahan ini pernah diutarakan, bahkan oleh Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang mengasuh LavAni sebagai kontestan di Proliga sejak 2022.

Dalam kicauan di X pada Desember 2024, SBY menunjuk pembiayaan yang terlalu tinggi hingga gaji pemain asing sebagai salah satu penyebabnya.

“Tidak semua klub memiliki kemampuan pembiayaan yang tinggi. Klub-klub yang dibentuk oleh BUMN tertentu, pasti memiliki batas anggaran yang bisa dikeluarkan,” tulis SBY.

“Termasuk tentunya LavAni yang pembiayaannya atas dasar sponsorship.”

“Beredar luas pula bahwa salary atau gaji untuk pemain asing juga memiliki peningkatan yang sangat tajam, di luar kemampuan klub-klub yang ada di Tanah Air.”

“Saya menyarankan agar PBVSI memikirkan adanya salary cap atau batas maksimal gaji bagi pemain asing.”

PBVSI telah menjawab masukan tersebut dengan menerapkan aturan pembatasan gaji untuk Proliga 2026.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar