Media sosial diramaikan dengan kabar bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik beracun. Isu ini langsung menuai beragam reaksi, mulai dari kekhawatiran hingga perdebatan soal kebenarannya.
Sebagian warganet meyakini kabar tersebut benar adanya, sementara lainnya menilai itu hanya hoaks. Bahkan, ada yang menghubungkannya dengan dugaan penyemprotan bahan kimia dari pesawat.
Publik makin bertanya-tanya, apalagi di tengah di tengah meningkatnya isu polusi dan krisis iklim. Apakah benar air hujan di Jakarta kini tercemar mikroplastik dan berpotensi membahayakan kesehatan?
Untuk menjawab rasa penasaran, berikut Sabo sajikan fakta hujan mikroplastik di Jakarta. Simak di bawah!
1. BRIN benarkan hujan di Jakarta tercemar mikroplastik
Isu hujan mikroplastik di Jakarta bukan sekadar rumor belaka. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi, Muhammad Reza Cordova, membenarkan bahwa air hujan di ibu kota mengandung partikel mikroplastik.
Reza menjelaskan, temuan ini menunjukkan partikel plastik berukuran sangat kecil telah mencemari udara dan akhirnya turun bersama air hujan. Zat tersebut bersifat toksik atau beracun sehingga berpotensi memberikan dampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan.
2. Penelitian ilmiah pun turut membuktikan
Reza menegaskan bahwa temuan ini bukan sekadar asumsi. Ia menjelaskan, penelitian mengenai kandungan mikroplastik dalam air hujan sudah pernah ia buat dan hasilnya telah dipublikasikan di jurnal Science Direct pada Januari 2022.
Publikasi ilmiah tersebut menjadi bukti kuat bahwa keberadaan mikroplastik di udara Jakarta nyata adanya, bukan hanya isu viral di media sosial.
3. Mengenal istilah “hujan beracun”
Tak berhenti sampai di situ, Reza juga memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai istilah “hujan beracun” yang sempat ramai dibicarakan. Menurutnya, sebutan tersebut perlu dipahami secara ilmiah karena plastik mengandung aditif berbahaya.
Setiap tetes air hujan di Jakarta bisa mengandung sekitar 500 hingga 1.000 mikrometer mikroplastik. Angka ini cukup tinggi dan menandakan tingkat pencemaran udara saat ini sungguh mengkhawatirkan.
4. Benarkah hujan mikroplastik berbahaya?
Dilansir IDN Times, emisi mikroplastik di Teluk Jakarta mencapai 3,68 × 10⁹ partikel per hari. Partikel ini terbawa angin, naik ke atmosfer, lalu kembali turun bersama hujan. Dengan kata lain, sampah plastik yang kita buang hari ini bisa kembali ke bumi lewat tetesan air hujan.
Saat mikroplastik menyentuh tanah atau air, partikel tersebut bisa masuk ke rantai makanan dan akhirnya dikonsumsi manusia. Sumber Health Policy Watch menyatakan, rata-rata manusia menelan sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, setara berat satu kartu kredit.
Meski riset toksikologi masih berkembang, paparan mikroplastik diduga dapat memicu stres oksidatif, peradangan, gangguan hormon, hingga penyakit metabolik.
Itu dia informasi lengkap tentang fakta hujan mikroplastik di Jakarta. Fenomena ini menunjukkan betapa seriusnya dampak pencemaran plastik terhadap kehidupan manusia.
Saatnya lebih bijak memakai plastik demi menjaga bumi dan kesehatan kita.
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia Bulan Oktober 2025 5 Cara Mengeringkan Pakaian Bayi agar Tidak Bau Apek saat Musim Hujan 7 Rekomendasi Sepatu yang Cocok untuk Musim Hujan, Nyaman dan Stylish!









