PORTAL JOGJA – Setelah sukses menggelar Festival Perak Kotagede perdana pada Mei lalu, Kemantren Kotagede bersama para pengrajin perak kembali menghadirkan Festival Perak Kotagede #2 (FPK). Festival digelar di Universitas Cendekia Mitra Indonesia (eks Tom’s Silver), Jalan Ngeksigondo No.60, Kelurahan Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, pada Kamis, 23 Oktober 2025, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
Festival tahun ini mengusung tema “Jejak Perak, Inspirasi Futuristik: Dari Tradisi ke Inovasi”, yang merefleksikan perjalanan panjang perak Kotagede sebagai karya seni berakar kuat pada tradisi, namun terus berkembang mengikuti zaman.
“Festival ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali memori masyarakat tentang Kotagede sebagai jewellery Yogyakarta, penghasil kerajinan perak terbesar di Indonesia,” ujar Mantri Pamong Praja (MPP) Kotagede. Komaru Ma’arif.
Menggali Warisan, Menyongsong Inovasi
Festival Perak Kotagede #2 tidak hanya menyoroti nilai sejarah, tetapi juga mengusung semangat inovasi agar perak Kotagede tetap relevan di pasar global. Sejarah panjang kerajinan perak di Kotagede telah dimulai sejak abad ke-16 pada masa Kerajaan Mataram Islam dan diwariskan turun-temurun hingga kini.
Motif-motif yang digunakan banyak terinspirasi dari kekayaan budaya Jawa, seperti arsitektur Masjid Mantingan, Candi Prambanan, serta motif batik klasik kawung. Sentuhan futuristik dihadirkan untuk mendorong para perajin berinovasi dengan desain modern, tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional yang menjadi ciri khas Kotagede.
“Filosofi tema tahun ini memadukan nilai tradisi dengan inovasi modern untuk menciptakan karya yang relevan dengan kebutuhan masa kini,” imbuh Isniyarti Wuri Putranti, S.IP., MPA, selaku koordinator kegiatan dari Jawatan Kemakmuran Kotagede.
Rangkaian Kegiatan Festival
Festival Perak Kotagede #2 menawarkan berbagai kegiatan menarik dan edukatif bagi masyarakat serta wisatawan, di antaranya:
Workshop Perhiasan (Cincin/Liontin): Peserta dapat belajar teknik dasar pembuatan perak dengan biaya promosi Rp100.000. Hasil karya bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Biasanya, paket serupa dibanderol Rp300.000–Rp500.000.
Pameran dan Sale: Menampilkan karya kolaborasi antara perajin tradisional dengan desainer muda yang mengusung konsep futuristik.
Demonstrasi Tatah/Ukir dan Penyepuhan Perak: Pertunjukan langsung teknik tradisional dari para pengrajin berpengalaman.
Launching Sistem Informasi dan Aplikasi AR: Sistem berbasis website ini memuat database pengrajin, foto produk unggulan, serta aplikasi Augmented Reality (AR) sederhana untuk kurasi perak.
Hiburan Seni dan Fashion Show: Menampilkan tarian klasik dan kontemporer, gamelan, serta fashion show bertema perak untuk menghadirkan pengalaman artistik yang memadukan budaya dan modernitas.
Kuliner Tradisional: Pengunjung juga dapat menikmati aneka hidangan khas Kotagede.
Mendorong Sinergi dan Promosi Global
Festival ini diharapkan menjadi ajang pertemuan berbagai pihak — mulai dari pengrajin, pemerintah, pelaku usaha, investor, hingga mahasiswa — guna memperkuat sinergi dalam mengembangkan industri kerajinan perak dan kriya logam di Yogyakarta.
“Kami mengundang seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk hadir dan menyaksikan langsung bagaimana Kotagede tetap menjadi pusat kreativitas dan inovasi dalam industri perak di Indonesia,” tutur Komaru Ma’arif.
Dengan menggabungkan warisan budaya dan teknologi modern, Festival Perak Kotagede #2 diharapkan dapat memperkuat posisi Kotagede sebagai ikon seni kriya perak Indonesia serta memperluas jangkauannya ke pasar global.***






