Rina (Titi Kamal) sangat kaget, ketika mengalami kejadian yang tak mengenakkan menjelang berlangsung acara pernikahannya dengan Pram (Dariuas Sinathrya). Dari mulai fotonya bersama Pram yang mendadak jatuh dan kacanya pecah, listrik yang padam, sampai akhirnya air yang akandipakai acara tiba-tiba berbau, ada bangkai tikus dan airnya kental berwarna hitam yang ternyata darah hitam. Ya, Tuhan.. pertanda apakah ini?Haruskah pernikahan dibatalkan?
Walau begitu, pernikahan tetap dilangsungkan. Rina dan Pram pun resmi menjadi pasangan suami istri. Merekaberdua sangat bahagia.Sampai akhirnya Pram ditugaskan di daerah wonosobo Jawa Tengah. saat ituaah terjadi keaneahan. Baru masuk rumah saja, sudh terlihat jejak kaki hitam. Rina dan Pram sellu kegerahan saat tidur di malam hari. Padahal daerah Wonosobo itu termasuk dingin karena berada di ketinggian Rina pun selalu melihat sosok mengerikan yang selalu hadir dalam mimpinya. Rina lu bercerita pasa Pram soal firasatnya. Tapi Pram tidak percaya. Bagi Pram, tidak ada hal gaib di dunia ini.
Tapi yang kenyataannya, teror pun terus terjadi, termasuk saat mereka akan mendapatkan momongan. Apa yang sebenarnya sedang menimpa mereka? Apakah ini teror atau sudah termasuk santet?
Getih Ireng
Getih Ireng dalam bahasa jawa berarti darah hitam. Getih berarti darah dan ireng berarti warna hitam. dari info yang yang saya baca, dalam keyakinan yang yang berkaitan dengan ilmu gaib, darah hitam sering kali diasosiaasikan dengan kekuatan negatif, ilmu hitam dan ritual santet. Darah hitam memlambangkan kegelapan dan kematian.
Getih Ireng atau darah hitam inilah yang diangkat menjadi film dengn judul yang sama yang diproduksi oleh Hitmaker. Film ini disutradarai oleh Tommy Dewo. Dengan jajaran pemain Titi Kamal, Darius Sinathrya, Sara Wijayanto. Saat ini masih tayang di bioskop sejak 16 oktober 2025.
Rabu, 22 Oktober 2025, saya pun sengaja menyempatkan diri menonton film Getih Ireng. Film ini tidak hanya sekadar film horor, tapi juga misteri. Dengan setting Wonosobo yang indah, termasuk perkebunan teh tempat Pram bekerja. Apalagi ceritanya berlangsung di tahun 1980. Jadi saya seras bernostalgia dengan barang-barang jadul yang ada di film. Dari bufet, lemari, tas koper di atas lemari, sampai kursi tali pentil karet untuk di teras. serasa terlempar ke tahun 80-an hehehe.
Karena settingnya di Wonosobo, jadi percakapan dalam film Getih Ireng memang 99% menggunakan bahasa jawa. Bahasa jawa di Wonosobo adalah dialek transisi yang unik karena merupakan perpaduan anatara Jawa Banyumasan (ngapak di wilayah barat) dan jawa solo-Yogya (bandek) di wilayah timur. Makanay ada-kata yang sering diucapkan nenek sya yang orang Gombong kebumen. Misalnyaa kata Maning yang berarti lagi. Dan untungnya, saya sudah mengerti. Tapi tenang saja, ada translet kok.
Pentingnya kejujuran dan Keterbukaan Menjelang Pernikahan
Pesan utama yang saya tangkap setelah menonton film Getih Ireng ini, pentingnya kejujuran dan saling terbuka menjelang pernikahan. Baik calon mempelai wanita maupun calon mempelai pria. Seperti kata ibunya Rina, urusan di masa lalu harus sudah selesaie sebelu ijab kabul. Dikaitakan dengan lagu, agar tak ada dusta di antara kita.
Dan inilah yang ditakutkan. Rahasia masa lalu itu akan menjadi pemicu kejadin yang tak menyenangkan di kemudian hari. kalaupun semua diaungkap akan ada sakit hati dan penyesalan. Jujur mengenai masa lalu itu pahit, tapi daripada disembunyikan tapi mendatangkan petaka di masa datang.
Nah, seperti apa cerita lengkap Getih Ireng ini? Langsung saja meluncir ke bioskop untuk nonton filmnya. Film Getih Ireng ini bagus. Ceritnya kuat dan mengalir. Saya pun bertanya-tanya sepanjang menonton, siapa yang mengirimkan santet kepada Rina dengan tujuan membuat seluruh anggota keluarga tak nyaman.






