Free Gift

Film Ozora: Kisah Ayah Berjuang Lawan Bullying Brutal Anak Pejabat, Siap Bikin Penonton Mewek!

Sabo – Rumah produksi Umbara Brothers Film kembali mencuri perhatian dengan proyek ambisius berjudul Ozora, yang mengadaptasi kasus penganiayaan brutal Mario Dandy terhadap David Ozora. Film ini diharapkan memperkuat citra mereka sebagai pionir kritik sosial di perfilman Indonesia, menyusul kesuksesan Vina Sebelum 7 Hari yang ditonton lebih dari 5,8 juta penonton.

Kesuksesan Vina Sebelum 7 Hari sebagai film terlaris kedua tahun 2024 membuktikan daya tarik narasi sosial yang kuat dari Umbara Brothers. Ozora pun dirancang dengan sensitivitas etis tinggi, berpotensi menjadi karya ikonik yang menyentuh aspek artistik dan dampak sosial luas bagi penonton nasional.

Di balik layar, sutradara Anggy Umbara dan Bounty Umbara menghidupkan kisah nyata David Ozora, remaja 16 tahun yang koma akibat kekerasan di Jakarta Selatan. Film ini menyoroti perjuangan Jonathan, ayah David, yang didukung sahabat Mellisa dan Rustam, melawan sistem hukum timpang.

Tragedi David Ozora memicu gelombang solidaritas lintas agama, di mana masyarakat bersatu dalam doa untuk kesembuhan korban bullying brutal. Ozora bukan sekadar reka ulang kasus, melainkan cermin gelap tentang elitisme dan kekuasaan yang sering menindas yang lemah.

“Lebih dari sekadar kisah perjuangan, Ozora adalah refleksi sosial tentang kekuasaan, elitisme, dan keberanian orang kecil dalam menghadapi ketidakadilan,” tegas Anggy Umbara dalam konferensi pers, di Jakarta, seperti dikutip infotren, Kamis (23/10/2025).

“Film ini menegaskan bahwa ‘people power exists’, di mana kekuatan masyarakat bisa menjadi cahaya di tengah sistem yang tak berpihak,” sambungnya.

Anggy Umbara menjelaskan bahwa Ozora lahir dari keresahan pribadi atas superioritas palsu di kalangan anak muda. “Film ini lahir dari keresahan pribadi atas fenomena anak-anak yang merasa diri mereka lebih superior terhadap yang lainnya, sebuah cermin untuk mengingatkan kita bahwa bullying dan power abuse tidak boleh terulang kembali di negeri ini,” ungkapnya.

Tujuan utama Ozora adalah membuka ruang diskusi tentang kekerasan, privilege, dan ketimpangan sosial yang tersembunyi. “Kita tidak sedang menghakimi siapa-siapa dalam film ini, tapi lebih ingin membuka ruang dialog: bagaimana bisa kasus semacam ini terjadi, dan apa peran masyarakat dalam mencegahnya?” tambah Anggy Umbara.

Aktor Chicco Jerikho memerankan Jonathan dengan intensitas emosional yang mendalam, lengkap dengan tato fisik yang mencerminkan konflik batin. “Peran ini sangat personal buat gue dan ketika bawain emosi harus karena saat ini bung jo ini ada kecewa sedih tapi harus keliatan tegar dan pasrah dengan keadaan bagaimana cara bawain pas gak berlebihan,” cerita Chicco Jerikho.

Selain Chicco Jerikho, deretan pemeran Ozora mencakup Muzakki Ramdhan sebagai David Ozora, Erdin Werdrayana, Tika Bravani, Donny Damara, Annisa Kaila, dan Mathias Muchus. Ensemble cast ini menghadirkan nuansa autentik pada kisah nyata bullying dan perjuangan keadilan.

Dengan rilis perdana pada 4 Desember 2025, Ozora menjanjikan kisah haru di bioskop Indonesia melalui pesan kuat anti-bullying.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar