Free Gift

Film Remake Sukses Bikin Haru

Beberapa hari lalu, saya di mention sama akun penyelenggara giveaway infonya akun IG lala_mynotetrip jadi salah satu pemenang tiket nonton film “Panggil Aku Ayah”. Berhubung dapat dua tiket dan syukurnya tanggal 18 Agustus libur, jadilah saya ajak satu orang teman.

Kamu berjumpa di Gramedia Jalma, sempat ada drama salah mall pula . Walhasil kami setengah berlari menuju XXI Blok M Plaza. Syukurlah pas tiba, masih bisa ambil tiket nonton. 

Next jadi pembelajaran berharga, sebaiknya saya bertanya sama security terlebih dahulu apakah benar tempat yang saya tuju atau malah salah hehehe. But, ini pengalaman yang seru sih tetep ya. Sebelum film di mulai, saya dan teman beli makan dan minuman paket dengan harga agak lebih murah. 

Kesan Menonton Film Panggil Aku Ayah

Beberapa film yang dibuat oleh Visinema sebetulnya suka saya tonton. Namun untuk film Panggil Aku Ayah, jujur saja belum ada rasa tertarik buat sengaja nonton.

Maka pas ada giveaway dengan cara mudah dan entah mengapa saya percaya diri bakalan menang, maka ikutan lah. 

Beberapa hari dari ikutan giveaway rupanya saya jadi pemenang dan syukur waktu nontonnya pas. Saya lagi kebagian libur kerja dan bisa ajak satu orang teman, alhamdullilah.

Jujur saja, saya belum cari tau sinopsis film. Hanya tau film Panggil Aku Ayah merupakan sebuah film remake dari Korea Selatan yang berjudul “PAWN”. Film Korea Selatan nya sih jujur sudah ku tonton, release sekitar tahun 2020 dan ku tonton di tahun 2023 (kalau tidak salah). Ceritanya sedih dan sukses bikin saya menangis haru. 

Kalau film versi Indonesia nya, saya belum tau. Hingga akhirnya saya dan teman masuk ke bioskop studio 4 dan jeng..jeng.

Pemeran film nya ada: Ringgo Agus, Boris Bokir, Tissa (Intan remaja), dan beberapa artis serta aktor lainnya (kurang hafal). Berlatar di bumi pasundan (Sunda). Salut sama Bang Boris Bokir yang mendalami peran sebagai orang Sunda adik dari Ringgo Agus. 

Related ceritanya sama beberapa anak keluarga kurang mampu. Indonesia banget, sukses diadaptasi dengan versi Indonesia kearifan lokal terasa. Akan terdengar banyak bahasa Sunda, selaku orang Sunda Asli jujur saja saya happy banget karena ada film yang lumayan intens pakai bahasa Sunda buat percakapannya. 

Durasi film Panggil Aku Ayah berlangsung selama seratus dua puluh menit. Cukup menguras emosi, mulai dari dibikin nangis, lalu ketawa dan merasa miris juga sama fakta terkait pejuang devisa negara. 

Di daerah Sukabumi dan Cianjur, ada cukup banyak pejuang devisa negara. Mereka menjadi TKI dan TKW dengan harapan memperbaiki ekonomi dan kehidupan keluarga. Sungguh niatan mulia sekali. Walau nyatanya ada saja kejadian yang bikin hati teriris. 

Fakta yang nyata banget, gimana kondisi ekonomi yang nggak baik-baik saja membuat orang tua terpaksa meninggalkan anak yang masih kecil. 

Suka banget sama emosi dan kedalaman peran dari para pemeran utama. Dapet banget gitu antara drama dan komedinya. Serasa hidup. Mulai dari haru-biru, seneng, girang dan yaampun emang nyata ada lho kasih sayang tulus berasal dari orang yang bukan sedarah. 

Hangat, berasa banget kehangatan dan keakraban dari tatapan Ringgo Agus (Dedi) terhadap Intan. Beneran ya kang Dedi ini pahlawan buat Intan yang bukan hanya menyelamatkan kehidupan anak kecil melainkan menjadikan Intan sosok yang berhasil secara pendidikan. 

Menguras emosi, secara seimbang. Selalu ada jokes yang ngena dan kocak. Iya sepanjang film saya dibuat merasakan nano-nano. Bukan karena dapat tiket gratisannya ya. Ini adalah ungkapan jujur dari pengalaman nonton film Panggil Aku Ayah. 

Dasarnya saya emang suka sih film bertema drama apalagi relate sama kehidupan nyata jadi emosinya lebih ngena. Ditambah aktor dan pemeran utama emang pandai membawakan perannya. Makin gong bangetlah. 

Banyak pembelajaran yang didapatkan dari film Panggil Aku Ayah, sountrack film (lagu teh Rossa) pun menyentuh dan ngena. Cara pengambilan gambarnya epic juga. Kehidupan sederhana, akrab dan hangat memperkuat narasi film. 

Sebuah film remake yang cukup bagus walau kalau di Apple to Apple sama film aslinya sih ya nggak juga. Kalau soal beneran menyentuh hati sanubari, tetap Film Pawn masih wow lebih bisa bikin nangis kejer. 

But, patut saya apresiasi nih upaya tim produksi film yang sudah se-effort itu bikin film Indonesia semakin bagus. 

Patut kita akui secara objektif bahwa film Indonesia mengalami banyak peningkatan kecuali satu film animasi yang katanya dibuat dalam waktu singkat (sorry to say, itu sangat bikin kesal para sineas dan pencinta film sih). Nggak usah saya sebut judul pasti pada sadar arahnya kemana. 

Lain hal sama film animasi Jumbo yang the best ya. Saya suka sekali sama anima Jumbo yang perfect. Baik dari segi visual, cerita dan pesan moral. Beneran sebuah kemajuan signifikan dan memberdayakan banyak orang hebat didalamnya. Hasilnya beneran jempolan, menerima banyak apresiasi. 

Kembali lagi ke laptop. Kalau kamu pencinta film drama keluarga, ada unsur komedi yang kuat. Saya rasa kamu bisa banget nonton film Panggil Aku Ayah di bioskop kesayangan. 

Film Panggil Aku Ayah ini sudah tayang sedari tanggal 7 Agustus 2025. Sebelum keburu nggak tayang, langsung aja deh agendain buat merasakan sensasi nonton film dengan banyak obrolan bahasa Sunda. Bikin haru dan ketawa juga lho. Masa iya mau kamu lewatin gitu aja?

Nah, gimana sobat kompasiner. Kalian sudah nonton film Panggil Aku Ayah? Gimana kesannya? Yuk sini ceritain dong. 

Want a free donation?

Click Here