JURNAL GAYA – Dua hidangan penutup dingin yang manis dan lezat, yaitu gelato dan es krim ini selalu berhasil mencuri perhatian dan menyegarkan hari.
Meski sama-sama berbasis susu, gula, dan disajikan beku, es krim dan gelato seringkali dianggap sama, padahal dua ikon kuliner dari benua yang berbeda ini memiliki perbedaan mendasar yang memengaruhi rasa, tekstur, dan bahkan kandungan nutrisinya.
Bagi Anda penggemar berat dessert atau sekadar ingin tahu lebih dalam, memahami perbedaan es krim dan gelato adalah kunci untuk bisa menikmati sensasi rasa yang sesungguhnya. Mari kita bedah lebih dalam.
1. Kandungan Bahan: Rasio Susu dan Lemak
Perbedaan utama terletak pada komposisi bahan, khususnya rasio susu dan krim.
* Es Krim: Sesuai namanya, es krim menggunakan proporsi krim yang lebih banyak daripada susu. Selain itu, banyak resep es krim tradisional yang menyertakan kuning telur sebagai penstabil. Kombinasi ini menghasilkan kandungan lemak yang lebih tinggi, umumnya berkisar antara 10% hingga 18%.
* Gelato: Kudapan khas Italia ini secara tradisional dibuat dengan susu yang lebih banyak dan krim yang lebih sedikit, bahkan terkadang tanpa kuning telur. Hal ini membuat gelato memiliki kadar lemak yang jauh lebih rendah, biasanya hanya sekitar 4% hingga 8%. Kandungan lemak yang rendah inilah yang membuat gelato sering dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat.
2. Proses Pembuatan dan Kadar Udara (Overrun)
Proses pengadukan (churning) memegang peranan vital dalam menentukan tekstur akhir kedua hidangan ini, terutama dalam hal jumlah udara yang masuk, yang dikenal sebagai overrun.
* Es Krim: Es krim diaduk dengan kecepatan tinggi. Pengadukan cepat ini bertujuan untuk memasukkan udara sebanyak mungkin, membuat adonan mengembang secara signifikan. Volume es krim bisa bertambah hingga 50% bahkan 90% karena kandungan udara yang tinggi. Udara ini memberikan tekstur yang ringan dan “berangin” pada es krim.
* Gelato: Gelato diaduk dengan kecepatan yang jauh lebih rendah dan lebih lambat. Proses ini meminimalkan masuknya udara (overrun rendah), sehingga gelato terasa lebih padat, tebal, dan creamy. Gelato biasanya hanya mengandung sekitar 20% hingga 35% udara.
3. Tekstur, Rasa, dan Suhu Penyajian
Perbedaan bahan dan proses pengadukan menghasilkan pengalaman menyantap yang kontras:
* Tekstur dan Rasa: Karena rendah udara dan tinggi kepadatan, gelato memiliki tekstur yang lebih lembut, elastis, dan terasa milky. Rasanya pun lebih intens dan pekat. Lemak yang lebih sedikit memungkinkan rasa asli (misalnya buah atau cokelat) langsung terasa di lidah. Sebaliknya, es krim yang tinggi lemak cenderung melapisi lidah, membuat rasa terasa lebih ringan.
* Suhu Penyajian: Gelato disajikan pada suhu yang sedikit lebih hangat (sekitar -12 derajat celsius hingga -7 derajat celsius) dibandingkan es krim (yang umumnya disajikan pada suhu -18 derajat celsius atau lebih dingin).
Suhu yang lebih hangat ini menjaga kelembutan dan memastikan cita rasa yang kuat dapat dinikmati secara maksimal.
Keputusan antara es krim atau gelato pada akhirnya tergantung selera pribadi. Jika Anda menyukai hidangan penutup yang sangat dingin, ringan, mengembang, dan creamy karena kandungan krimnya yang tinggi, maka es krim adalah pilihan tepat.
Namun, jika Anda mendambakan dessert yang lebih padat, lembut, dengan cita rasa bahan baku yang sangat kuat, dan kandungan lemak yang lebih rendah, maka gelato Italia adalah jawabannya.
Tidak peduli pilihan Anda, keduanya menawarkan kenikmatan manis yang tak tertandingi di tengah cuaca panas.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera nikmati perbedaan unik dari kedua hidangan dingin yang legendaris ini!***






