jateng.Sabo, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi akan terus berupaya memasarkan berbagai potensi di ekonomi wilayahnya kepada para investor, termasuk pemodal mancanegara. Dia meyakini Jateng masih menjadi magnet investasi.
Berbicara pada seminar bertema “Tantangan dan Peluang Ekspor Pasca-Kebijakan Trump” dalam rangkaian Business Gathering 2025 di Semarang, Senin (20/10/2025), Gubernur Luthfi menyatakan Jateng masih memikat investor dan berkinerja positif di bidang ekspor meski dunia sedang dilanda ketidakpastian.
Menurut dia, Jateng justru mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial meski dunia dilanda pandemi, perang, dan gejolak geopolitik. Jauh dari gangguan keamanan menjadi kunci penting untuk meyakinkan investor.
“Selama ini tidak ada konflik komunal atau gangguan keamanan di Jawa Tengah. Iklim masyarakat kita adem, ayem, dan nyaman. Investasi di sini aman,” katanya di hadapan ratusan pebisnis.
Mantan polisi dengan pangkat terakhir komjen itu menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng terus memperkuat iklim investasi, salah satunya dengan mempermudah proses perizinan. Menurut Luthfi, kemudahan dalam perizinan itu berlaku bagi penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Selain itu, Gubernur Luthfi juga menilai tenaga kerja di Jateng sangat kompetitif. Dia menyebut Jateng mampu menghadapi guncangan ekonomi dunia karena semangat kebersamaan dan kesiapan menghadapi perubahan.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Luthfi menganggap kebijakan tarif yang digulirkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump justru membawa dampak positif bagi ekonomi Jateng. Alasannya, investor dari berbagai negara justru berbondong-bondong ke Jateng untuk berinvestasi.
Gubernur Luthfi memerinci banyak negara bergantung pada sejumlah komoditas ekspor dari Jateng. Buktinya, AS masih menjadi tujuan utama pasar ekspor Jateng dengan kontribusi 47, 9 persen dari total ekspor, diikuti Uni Eropa (11,2 persen), Jepang (8,1 persen), ASEAN (6,4 persen), dan Tiongkok (4,2 persen).
Luthfi menuturkan produk unggulan dari Jateng, seperti sarang burung walet, kulit kambing, ikan, udang, rajungan, dan olahan kayu menjadi primadona di pasar Amerika dan Uni Eropa. Adapun nilai ekspor Jateng sepanjang Januari–Agustus 2025 mencapai USD 7,95 miliar atau naik 10 persen dibanding tahun lalu dengan surplus perdagangan mencapai USD 2,19 miliar.
Lebih lanjut Luthfi membahas soal pengembangan kawasan industri di Jateng, seperti KITB Batang, Kawasan Industri Kendal, dan sejumlah kawasan lainnya yang mampu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.
“Kami juga mendorong konektivitas antarwilayah seperti Solo Raya, Semarang Raya, Pati Raya, hingga Banyumas Raya untuk pemerataan ekonomi,” imbuhnya.
Gubernur Luthfi juga melihat potensi dalam tren global ekonomi hijau. Untuk itu, eks inspektur jenderal Kementerian Perdagangan tersebut memperkenalkan program Rengganis Pintar yang merupakan akronim dari Revitalisasi Green Industry untuk Peningkatan Ekspor Jawa Tengah sebagai langkah nyata mendorong industri berkelanjutan.
“Uni Eropa dan negara lain tertarik karena kita sudah mulai menerapkan ekonomi hijau. Ini peluang besar yang harus kita tangkap,” ujarnya dengan penuh optimisme.
Gubernur Luthfi pun mengharapkan seluruh pelaku usaha di Jateng memanfaatkan momentum itu untuk meningkatkan ekspor dan memperkuat daya saing global.
“Tugas saya itu seperti manajer marketing, tukang jualan Jawa Tengah. Saya ingin dunia tahu bahwa Jawa Tengah siap bersaing,” katanya disambut aplaus para pebisnis yang mengikuti seminar itu.(mrk/Sabo)






