KABAR MAJALENGKA – Guna membangun ekosistem literasi yang tangguh di era digital, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpusda) Kabupaten Majalengka menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi bagi pustakawan, guru, dan pegiat literasi.
Kegiatan yang digelar pada Kamis 19 Juni 2025 di Gedung Layanan Perpustakaan Disarpusda setempat, diikuti kurang lebih 50 peserta dari berbagai lembaga pendidikan dan komunitas literasi.
Tumbuhkan Kemampuan Literasi
Plt. Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpurda) Kabupaten Majalengka, Nono Heryano, S.I.P., K.P. mengatakan, literasi informasi di tengah derasnya arus data dan perkembangan teknologi komunikasi menjadi hal yang penting untuk dikuasai.
Menurutnya, kemampuan literasi bukan sekadar bisa membaca dan menulis, namun juga kemampuan memahami, menyeleksi, dan memanfaatkan informasi secara bijak.
“Kita hidup di zaman di mana informasi mudah didapat, namun itu tidak semuanya benar dan bermanfaat. Melalui kegiatan ini, kami harapkan para pustakawan, guru, dan pegiat literasi semakin kritis, agar mampu menjadi penjaga kebenaran informasi di lingkungannya masing-masing,” ujar Nono.
Nono menambahkan, literasi informasi merupakan fondasi bagi terwujudnya masyarakat cerdas dan demokratis, karena masyarakat yang literat mampu mengambil keputusan berbasis pengetahuan dan bukan sekadar opini.
Melalui kegiatan ini, sambung dia, Disarpusda Majalengka berharap lahir generasi baru penggerak literasi yang mampu menjembatani kesenjangan informasi dan menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat (lifelong learning).
Program ini juga selaras dengan visi pembangunan Kabupaten Majalengka untuk mencetak SDM unggul, inovatif, dan berdaya saing di era digital.
“Majalengka harus melangkah menuju masyarakat berbasis pengetahuan. Literasi adalah kunci menuju kemandirian dan kemajuan,”pungkas Nono.
Plt. Kepala Bidang Perpustakaan Agus Mulyanto, S.K.M., menambahkan, tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan gerakan pembudayaan literasi berbasis kolaborasi.
“Kami ingin mendorong munculnya agen perubahan literasi di Majalengka. Literasi adalah pintu peradaban. Masyarakat yang gemar membaca dan mampu berpikir kritis akan lebih siap menghadapi tantangan global,” tutur Agus.
Bimtek dilaksanakan secara luring dengan metode partisipatif. Peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga berdiskusi dan mempraktikkan langsung cara menelusur, mengevaluasi, dan menyajikan informasi yang akurat.
Para peserta juga diajak menyusun rencana tindak lanjut agar keterampilan literasi yang diperoleh dapat diterapkan di sekolah, perpustakaan, maupun komunitasnya.
Guna mendukung kenyamanan kegiatan, panitia menyediakan suvenir, sertifikat, uang fullday, transport lokal, dan konsumsi selama pelatihan berlangsung. Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber ahli di bidang literasi digital dan perpustakaan modern serta satu moderator yang memandu jalannya diskusi.
Tiga Kelompok Sasaran, Satu Gerakan Bersama
Perlu diketahui, kegiatan Bimtek ini dibagi ke dalam tiga kelompok sasaran dengan pendekatan yang disesuaikan. Pertama, Pustakawan dan Tenaga Perpustakaan. Hal ini difokuskan pada peningkatan kemampuan mengelola sumber informasi digital, katalogisasi modern, dan pelayanan berbasis teknologi.
Kedua, guru diarahkan agar mampu mengintegrasikan literasi informasi dalam proses belajar-mengajar, sehingga siswa terbiasa berpikir kritis dan mandiri dalam mencari data.
Ketiga, Pegiat Literasi yang diberikan pelatihan dalam mengelola kegiatan literasi masyarakat, membangun komunitas baca, dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi literasi.***






