Free Gift

Harga Emas Cetak Rekor Lagi Tembus Rp2,31 Juta per Gram

Sabo, JAKARTA — Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi didorong oleh aksi beli investor di tengah meredanya ketegangan dagang AS-China dan harapan berakhirnya penutupan pemerintahan AS.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (21/10/2025) harga emas di pasar spot sempat naik hingga 2,6% menjadi US$4.361,55 per troy ounce atau sekitar Rp2,31 juta per gram. Sementara itu, harga emas Comex terpantau naik 3,78% pada level US$4.372,80 per troy ounce.

Indeks Bloomberg Dollar Spot turut menguat tipis, sementara harga perak naik 1% ke posisi US$52,50 per ounce setelah sempat menyentuh rekor sepanjang masa di level US$54,48 pada akhir pekan lalu.

Pergerakan harga emas salah satunya dipengaruhi oleh komentar Presiden AS Donald Trump yang menyatakan hubungan dengan China akan baik-baik saja menjelang dimulainya kembali perundingan dagang antara kedua negara. 

Di sisi lain, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett mengisyaratkan bahwa penutupan pemerintahan federal berpotensi berakhir dalam pekan ini.

Kondisi tersebut seharusnya menekan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas. Namun, para pelaku pasar justru memanfaatkan pelemahan harga pada Jumat pekan lalu untuk kembali membeli logam mulia, mendorong harga emas mencetak rekor baru di US$4.381,52 per ounce, melampaui rekor sebelumnya di US$4.379,93 yang tercatat pekan lalu.

“Pasar emas saat ini hanya dipenuhi pembeli. Pelemahan harga pada akhir pekan lalu langsung menarik permintaan baru, menunjukkan masih kuatnya minat beli di bawah permukaan pasar,” ujar Ole Hansen, Analis Komoditas Saxo Bank AS.

Analis TD Securities, Dan Ghali, menyebut lonjakan harga emas kali ini didorong oleh fenomena fear of missing out (FOMO) ekstrem atau kekhawatiran tertinggal dari reli harga. 

“Kenaikan emas kali ini sangat kuat, dan sebagian besar didorong oleh investor di kawasan Barat,” ujarnya.

Logam mulia menunjukkan reli tajam sepanjang 2025, dengan emas mencatatkan kenaikan selama sembilan pekan berturut-turut. Harga emas telah melonjak lebih dari 65% sejak awal tahun, ditopang oleh pembelian bank sentral dan arus masuk ke reksa dana berbasis emas (ETF). 

Kenaikan juga diperkuat oleh tingginya permintaan terhadap aset aman di tengah ketegangan geopolitik dan dagang, peningkatan utang pemerintah, serta kekhawatiran terhadap independensi The Federal Reserve.

Adapun perak mencatatkan performa lebih tinggi, melesat lebih dari 80% sepanjang tahun ini. Lonjakan harga perak turut dipicu oleh faktor makro yang sama dengan emas. 

Di pasar London, terbatasnya likuiditas memicu perburuan global terhadap logam tersebut, sementara harga acuan melonjak melewati level kontrak berjangka di New York.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar