
PIKIRAN RAKYAT BENGKULU – Pasar keuangan pada Kamis, 23 Oktober 2025, dibuka dengan sentimen yang beragam antara aset aman dan aset berisiko.
Investor dihadapkan pada dua fenomena yang kontras: harga emas dunia yang bergerak konsolidasi, sementara salah satu saham emas favorit, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), justru anjlok parah pada perdagangan kemarin.
Lalu, harga emas hari ini naik apa turun? Dan apa yang sebenarnya terjadi pada saham BRMS?
Harga Emas Terkini: Konsolidasi Menunggu Arah
Berdasarkan pantauan data real-time dari TradingView (OANDA) pukul 08.29 WIB, harga emas terkini (XAU/USD) bergerak di level USD 4.089 per troy ounce. Harga ini turun tipis -0,24% dalam 24 jam terakhir.
Pada grafik jangka pendek (1 menit), emas sempat mengalami tekanan jual tajam di awal sesi Asia, menyentuh level terendah USD 4.070. Namun, harga berhasil rebound tipis berkat aksi beli di harga rendah (buy the dip).
Pergerakan emas pagi ini terlihat konsolidasi atau sideways, terjebak dalam sentimen yang tarik-menarik:
- Tekanan Turun: Indeks Dolar AS (DXY) terpantau naik tipis ke 99,016 (+0,14%). Penguatan dolar AS cenderung menekan harga emas.
- Daya Topang: Pelemahan di bursa saham AS (S&P 500 ditutup -0,53%) membuat investor mencari aset aman (safe haven), yang salah satunya adalah emas.
Investor tampaknya masih wait and see, menunggu arah baru apakah harga emas akan menembus resistance di USD 4.100 atau kembali melemah.
Berita Saham Hari Ini: BRMS Anjlok 5,21% Ditinggal Lokal, Ditampung Asing
Berbeda dengan harga emas dunia yang relatif datar, saham BRMS justru mengalami kepanikan jual pada perdagangan Rabu, 22 Oktober 2025.
Berdasarkan data ringkasan saham BEI, harga saham BRMS ditutup anjlok 50 poin atau minus 5,21% ke level Rp 910 per lembar.
Kepanikan ini terlihat dari data transaksi yang sangat tinggi. Volume perdagangan BRMS meledak mencapai 677 juta lembar saham, dengan nilai transaksi fantastis Rp 616,68 miliar dan frekuensi 55.161 kali.
Namun, terdapat fakta menarik di tengah kejatuhan harga tersebut. Data menunjukkan, investor asing justru memanfaatkan momentum penurunan harga ini untuk melakukan akumulasi pembelian.
Tercatat, investor asing melakukan pembelian (Foreign Buy) sebanyak 204,31 juta lembar, sementara aksi jual (Foreign Sell) hanya 194,76 juta lembar.
Ini berarti, asing membukukan beli bersih (net buy) 9,55 juta lembar saham BRMS di saat harga sedang tertekan.
Fenomena divergensi ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara investor ritel lokal yang cenderung panik, dengan investor asing yang melihat kejatuhan harga BRMS sebagai peluang untuk masuk (buy on weakness). **
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasi dan edukasi berdasarkan data BEI per 22 Oktober 2025 dan data pasar 23 Oktober 2025. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.






