Free Gift

Hari Santri Nasional: 25 Istilah Pesantren Sering Digunakan di Pondok,Mulai Ndalem Hingga Ghosob

SaboBerikut 25 istilah pondok pesantren yang digunakan dalam keseharian para santri.

Santri sebentar lagi akan memperingati Hari Santri Nasional yang tepat pada 22 Oktober.

Istilah ini bisa saja membuat para santri nostalgia mendegar kata-kata berikut ini.

Di antaranya adalah ro’an, ghosob hingga ndalem.

Deretan istilah ini juga bisa digunakan sebagai referensi para santri baru atau keluarga santri yang akan memondokkan anak atau keluarganya.

Simak deretan istilah di pesantren berikut ini seperti yang dikutip dari laman santringaji.

ISTILAH DI PONDOK PESANTREN

1. Sorogan

Sorogan adalah sebuah istilah yang memiliki makna mengaji langsung dengan guru / ustadz / kiai secara tatap muka dan disini santri yang membaca, kemudian disimak oleh gurunya. Jika santri ada yang keliru atau lupa dengan makna yang ada, maka sang gurupun mengingatkan. Metode Sorogan biasa digunakan di Pondok Pesantren berbasis kitab salaf, untuk mengetes kemampuan santri dalam membaca kitab.

2. Bandongan

Bandongan adalah istilah untuk menyebut ngaji dengan metode berjamaah / bersama-sama dalam satu tempat. Semua santri berkumpul, memegang kitab masing-masing dan disini hanya ada 1 guru / ustadz / kiai di depan yang membaca kitab dan menerangkannya. Santri disini hanya diam dan mendengarkan serta memberi makna kepada kitab gundulnya sesuai apa yang disampaikan sang guru.

3. Simakan

Simakan merupakan hal yang sering dilakukan santri yang sedang melakukan hafalan, baik hafalan nadzom, matan, syarah, maupun hafalan Al-Qur’an. Simakan merupakan metode yang menurut saya paling ampuh untuk memantabkan hafalan, karena kita menghafal dan teman kita / ustadz menyimak. Jika ada salah maka dibenarkan. Misal Simakan Al-Qur’an, simakan Alfiyah, simakan Nadzom Imrithi, dan lain-lain

4. Matan

Matan merupakan sebutan untuk sebuah kitab yang sudah ada penjelasan lebih lanjut (sudah ada syarahnya). Misalnya di dalam kitab Maroqil ‘Ubudiyyah, maka didalamnya juga ada matan kitab Bidayatul Hidayah. Didalam Kitab Fathul Mu’in didalamnya juga ada matan kitab Fathul Qorib.

5. Syarah

Syarah kitab merupakan sebutan untuk penjelasan lebih lanjut dari kitab matan yang dibahas. Memiliki tafsiran lebih luas dan sering ditambahkan dengan berbagai macam contoh agar lebih mudah difahami dan tidak salah tafsir. Satu matan bisa memiliki banyak syarah karena ulama yang menjelaskanpun dari berbagai macam sudut pandang, namun tetap dalam koridor syariat yang benar.

6. Ayatan

Ayatan juga merupakan istilah yang tidak asing, khususnya di Pondok Pesantren berbasis Al-Qur’an. Ayatan berarti dalam suatu majelis (kelas / perkumpulan lainnya) setiap orang di dalamnya membaca Al-Qur’an bergantian ayat demi ayat. Satu orang membaca satu ayat, dan berlanjut ke orang lain sebelahnya sembari yang lain menyimak bacaan. Jika yang membaca ada kekeliruan, maka yang lain mengingatkan.

7. Muqoddaman

Muqoddaman adalah pelaksanaan Khataman Al-Qur’an secara bersama-sama karena ada hajat yang diharapkan berkat barokah khataman itu hajat-hajat yang diinginkan bisa tercapai dengan Izin Allah SWT.

8. Bustelan / Kiriman / Cairan / Sambangan /

Ini yang paling sering ditunggu oleh para santri, momen dimana orang tua ataupun wali menjenguk santri-santri ke pesantren dengan membawa jajanan. Biasanya ketika momen ini tiba, setelah orang tuanya pulang, santri lainnya langsung kasih kode “egheem egheem” agar jajanan segera dihidangkan, dimakan bersama-sama.

9. Mayoran

Mayoran merupakan sebutan untuk agenda makan-makan bersama yang dipersembahkan oleh santri yang barusan mendapatkan nikmat / momen berharga. Misal, ada santri yang sudah khatam Al-Qur’an bil Ghoib, khatam Alfiyah, khatam Imrithi, atau mendapatkan juara di berbagai lomba atau bahkan lamaran diterima.

10. Ta’ziran

Ta’ziran merupakan sebuah hukuman yang diberikan kepada santri yang melanggar peraturan. Ta’ziran / Takziran biasanya berupa kerja bakti (ro’an), di Gundul, dipajang di tempat keramaian dengan menggunakan plang tulisan pelanggaran, atau diminta membersihkan WC. Ta’ziran tentu bertujuan baik yaitu untuk memberikan efek jera bagi santri pelanggar agar tidak mengulanginya lagi, juga sebagai sarana edukasi agar bisa lebih bertanggung jawab.

11. Ro’an

Ro’an atau Rokan merupakan sebutan pelaksanaan kerja bakti yang dilakukan di Pondok Pesantren. Ro’an biasanya berupa membersihkan lingkungan pondok, membersihkan WC, mengangkat pasir dan bahan bangunan untuk pondok, dll. Ro’an biasanya dilakukan di hari libur pondok, yaitu hari Jum’at pagi setelah melakukan Jama’ah Sholat Shubuh dan Ngaji Pagi.

12. Gus dan Ning

Gus dan Ning merupakan sebutan bagi anak keturunan Kiai. Gus untuk putra (anak laki-laki) dari Kiai, Ning (juga disebut Neng) untuk putri beliau (anak perempuan). Gus dan Ning juga harus dihormati dan di ta’dzimi oleh para santri karena merupakan dzurriyah (keturunan) dari pengasuh Pesantren.

13. nDalem

nDalem merupakan sebutan bagi rumah Kiai / pengasuh di Pesantren. Keluarga Ndalem adalah beliau-beliau yang merupakan satu keluarga dengan pengasuh. keluarga nDalem sangat dihormati oleh para santri. Biasanya, terutama di Pondok Pesantren salaf, jika melewati nDalem, maka sangat menjaga etika sampai menundukkan punggung dan kepala sebagai tanda hormat.

14. Ghosob

Ghosob yaitu santri meminjam barang temannya, namun tanpa meminta izin kepada pemiliknya. Misal meminjam sendal, gayung, sikat cuci, ember, dan peralatan lainnya.

Tentu sebenarnya ini kurang baik, namun karena sudah menjadi kebiasaan dan setiap santri sudah maklum, maka kebanyakan santri tidak masalah dengan hal semacam ini dan mengikhlaskannya.

15. Boyong

Boyong merupakan sebutan santri yang keluar dari pondok. Biasanya ketika santri sudah menyelesaikan masa studinya, atau akan bekerja ke luar kota, santri akan berpamitan kepada Pengasuh dan rekan-rekannya untuk meninggalkan pesantren dan melanjutkan kehidupan di lingkungan yang berbeda.

16. Setoran

Setoran adalah dimana santri menyetorkan hafalan kepada ustadz / kiai nya. Setoran bisa berupa setoran Al-Qur’an, Hadist, Nadzom, atau lain sebagainya. Yaa.. hampir mirip sama Simakan, tetapi setoran lebih karena ada target yang harus dicapai, sedangkan simakan lebih ke muroja’ah.

17. Muroja’ah

Muroja’ah merupakan kegiatan mengulang pelajaran / hafalan yang sudah didapatkan.

18. nDeres

nDeres adalah dimana santri sedang menambah / mengulang hafalan / pemahaman setelah didapatkan, agar tidak lupa dan lebih melekat di ingatan. nDeres juga bisa diartikan sedang membaca Al-Qur’an.

19. Nambal

Nambal Kitab, merupakan sebutan ketika sedang melengkapi makna kitab yang masih kosong-kosong. Makna kitab yang masih kosong karena tidak masuk ngaji, atau tidur ketika ngaji, maka bisa dilengkapi terutama ketika hendak ada Imtihan (ujian) akhir dan ada pemeriksaan kitab.

20. Imtihan

Imtihan merupakan bahasa arab dari Ujian.

21. Akhirus Sanah

Akhirussanah merupakan sebutan untuk acara pesantren yang diadakan di Akhir Tahun.

22. Lalaran

Lalaran adalah kegiatan membaca syair atau nadhom dalam sebuah kitab secara bersama sama, umumnya dilagukan. Lalaran cukup sering dilakukan oleh para santri, terkhususnya santri salaf.

23. Jam’iyyah

Adalah acara sholawatan bersama yang diawali dengan pembacaan ad-diba’, Albarzanji/Maulid simtudduror, disambung sholawat dan ditutup dengan Do’a. biasanya Jam’iyyah dilaksanakan setiap malam Jum’at.

24. Rihlah

Yaitu perjalanan wisata religi oleh para siswa sebagai bentuk rekreasi akhir tahun.

25. Santri Kalong

Santri yang tidak ikut menginap di asrama. Biasanya santri kalong adalah santri yang tidak menginap tetapi ikut kegiatan pondok.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar