Free Gift

Hati-Hati! Sound Horeg Berbahaya Bagi Telinga dan Jantung, Begini Penjelasannya

Sabo – Belakangan, masyarakat Indonesia menjadi familiar dengan istilah sound horeg. Menurut rilis Universitas Negeri Surabaya pada Sabtu (23/8), sound horeg adalah istilah yang merujuk pada penggunaan sound system berdaya tinggi dengan memutar musik remix bervolume ekstrem dan dominan suara bass.

Sound horeg biasanya digunakan di ruang terbuka menggunakan mobil truk atau pikap. Selain itu, sering juga diiringi dengan tarian atau joget jalanan.Fenomena ini sering dijumpai dalam berbagai kegiatan masyarakat seperti hajatan, arak-arakan, konvoi keliling, hingga pesta rakyat.

Kerasnya suara sound horeg bahkan dapat mencapai 120 desibel (dB), setara dengan bisingnya pesawat saat lepas landas, sebagaimana dilansir dari hearLIFE.

Meski begitu, popularitasnya cukup tinggi di kalangan komunitas lokal yang menganggap sound horeg sebagai hiburan rakyat yang meriah dan penuh energi. Namun, di balik itu semua, fenomena ini tidak lepas dari masalah.

Selain berpotensi menimbulkan polusi suara dan memicu konflik sosial, dentuman keras sound horeg juga berbahaya bagi kesehatan pendengaran maupun kondisi tubuh secara umum.

Bahaya Sound Horeg Bagi Telinga

Dilansir dari umy.ac.id, Dokter spesialis THT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dr. Rizka Fakhriani mengungkapkan bahwa tingkat kebisingan yang melebihi batas wajar berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada telinga bagian dalam.

Rizka menjelaskan bahwa suara keras dengan intensitas dan frekuensi di atas batas aman dapat memicu terjadinya stres oksidatif dan peradangan sel-sel rambut pada koklea (rumah siput) yaitu pada telinga bagian dalam.

“Sel-sel rambut yang rusak menjadi tidak dapat beregenerasi, sehingga kerusakannya bersifat permanen dan tidak bisa diperbaiki,” tegasnya.

Sementara itu, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tingkat volume suara yang aman bagi telinga manusia adalah 80 dB dengan durasi maksimal 40 jam dalam seminggu.

Volume suara dari sound horeg yang mencapai 120 dB mungkin masih bisa diterima oleh telinga, akan tetapi jika terpapar secara terus-menerus, maka dapat menyebabkan gangguan pendengaran kronis, dilansir dari hearLIFE.

Kerusakan ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi anak muda yang masih memiliki masa depan panjang.

Bahaya Sound Horeg Bagi Jantung

Selain dapat mengganggu pendengaran, sound horeg juga bisa membahayakan jantung.

Dilansir dari unair.ac.id, seorang pakar spesialisasi jantung dan pembuluh darah, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr Meity Ardiana menjelaskan bahwa paparan suara ekstrem dapat memicu respons fisiologis. Hal tersebut berpotensi akan mengganggu fungsi kardiovaskuler, terutama pada individu yang memiliki faktor risiko penyakit jantung.

“Dampaknya akan relatif kecil pada orang sehat. Akan tetapi, bagi yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, paparan suara keras dapat menjadi pencetus terjadinya aritmia atau henti jantung,” terangnya.

Ia melanjutkan, paparan bising di atas 85 dB, jika terjadi secara terus-menerus maka dapat mempengaruhi fungsi pembuluh darah, memicu stres fisiologis, serta meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. (*)

Want a free donation?

Click Here