Free Gift

Hati-Hati Tren Thrifting Bisa Jadi Bahaya! Kenali Moluskum, Infeksi Kulit yang Bisa Menular dari Pakaian Bekas

SaboThrifting atau belanja di toko pakaian bekas kini menjadi gaya hidup yang digemari berbagai kalangan, terutama anak muda yang peduli lingkungan dan mencari fashion dengan harga terjangkau. Fenomena thrifting tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga menjadi tren global yang terus berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, di balik keseruan berburu pakaian vintage dan unik, terdapat risiko kesehatan yang sering kali diabaikan oleh para pencinta thrift. Salah satu bahaya yang mengintai adalah potensi penularan penyakit kulit moluskum contagiosum melalui pakaian bekas yang belum dibersihkan dengan benar.

Moluskum contagiosum adalah infeksi virus pada kulit yang disebabkan oleh virus dari keluarga poxvirus, yang mengakibatkan munculnya benjolan-benjolan kecil di permukaan kulit. Penyakit ini tergolong sangat menular dan dapat menyebar dengan mudah melalui kontak kulit langsung dengan penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi virus.

Meskipun umumnya tidak menimbulkan komplikasi serius dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa bulan hingga tahun, moluskum contagiosum tetap perlu diwaspadai karena kemampuannya menyebar dengan cepat. Infeksi ini paling sering menyerang anak-anak, namun orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau yang aktif secara seksual juga berisiko tinggi tertular.

Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa tanda dan gejala khas yang menandai infeksi moluskum contagiosum pada kulit. Mengenali ciri-ciri ini sejak dini sangat penting agar kamu dapat segera mencari penanganan medis yang tepat dan mencegah penyebaran lebih luas.

Berikut adalah karakteristik gejala moluskum contagiosum yang perlu diwaspadai:  

  • Benjolan yang muncul memiliki bentuk bulat dan menonjol dari permukaan kulit dengan warna yang serupa atau sedikit berbeda dari warna kulit di sekitarnya.
  • Diameter benjolan biasanya tidak lebih dari 6 milimeter atau sekitar seperempat inci, sehingga terkadang sulit dikenali pada tahap awal.
  • Ciri yang paling khas adalah adanya lekukan kecil atau titik di bagian puncak benjolan yang berada dekat dengan pusatnya, menyerupai lubang kecil.
  • Benjolan dapat berwarna kemerahan atau pink disertai rasa gatal yang mengganggu, yang mana ini dapat memicu keinginan untuk menggaruk.
  • Pada anak-anak, benjolan umumnya muncul di area wajah, badan, lengan, atau kaki, yang merupakan bagian tubuh yang sering bersentuhan saat bermain.
  • Pada orang dewasa yang tertular melalui kontak seksual, benjolan cenderung muncul di area kelamin, perut bagian bawah, atau paha bagian dalam.

Tren thrifting dan kebiasaan mencoba pakaian di toko pakaian bekas sebelum membeli memang menjadi hal yang wajar untuk memastikan ukuran dan model yang sesuai. Namun, banyak pembeli yang langsung mencoba pakaian bekas tanpa mempertimbangkan riwayat pemakaian dan kebersihannya terlebih dahulu.

Pakaian yang telah dikenakan oleh orang lain, terutama yang mungkin memiliki kondisi kulit tertentu, dapat menjadi media penyebaran virus dan bakteri. Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian besar pembeli tidak langsung mencuci pakaian yang baru dibeli dan memilih untuk mengenakannya terlebih dahulu, yang justru meningkatkan risiko penularan penyakit kulit.

Dilansir dari MDLinx, dr. Zahn, seorang asisten profesor klinis dermatologi di Universitas George Washington menjelaskan bahwa moluskum menyebar melalui kontak dengan virus, oleh karena itu penularan melalui pakaian atau handuk sangat mungkin terjadi.

“Secara umum, mencuci tangan, menghindari berbagi pakaian, serta mencuci pakaian yang baru dibeli dapat membantu mengurangi penyebaran moluskum,” jelas Dr. Zahn dalam keterangannya.

Fakta ini menyoroti pentingnya kehati-hatian ekstra saat belanja pakaian bekas, terutama pakaian dalam atau pakaian yang bersentuhan langsung dengan kulit.

Namun, jika sudah terlanjur terserang moluskum, laman Hello Sehat memberikan beberapa penjelasan mengenai metode pengobatan yang dapat kamu lakukan. Metode yang diberikan mencakup prosedur medis maupun keperawatan mandiri di rumah. Dimana pengobatan medis umumnya diperlukan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah penyebaran infeksi ke area kulit lain atau ke orang lain.

Meskipun dalam banyak kasus moluskum dapat sembuh sendiri, penanganan medis tetap direkomendasikan terutama jika benjolan terus bertambah, menyebabkan ketidaknyamanan, atau mempengaruhi penampilan.

  • Prosedur Pengangkatan Benjolan secara Fisik

Prosedur pengangkatan merupakan salah satu metode pengobatan yang efektif untuk menghilangkan benjolan moluskum dari kulit. Terdapat tiga teknik utama yang biasa digunakan, yaitu cryoablation (pembekuan benjolan menggunakan nitrogen cair), kuretase (pengerokan benjolan dengan alat khusus), dan terapi laser yang menggunakan sinar untuk menghancurkan jaringan yang terinfeksi. Ketiga prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter kulit profesional dan mungkin memerlukan beberapa sesi tergantung pada jumlah dan tingkat keparahan benjolan yang ada.

  • Pengobatan Menggunakan Obat-obatan Topikal

Beberapa jenis obat topikal dapat digunakan untuk mengatasi moluskum tanpa harus melakukan tindakan invasif. Asam salisilat berfungsi untuk meluruhkan lapisan kulit yang terinfeksi secara bertahap sehingga benjolan perlahan menghilang. Cantharidin merupakan obat yang dapat mengobati lesi dengan cara membentuk lepuhan pada benjolan agar mudah terangkat dari kulit.

Selain kedua obat di atas, dokter juga mungkin meresepkan podofilin atau potassium hydroxide untuk kasus-kasus tertentu, dan perlu diingat bahwa pengobatan mungkin harus diulangi jika benjolan baru muncul karena moluskum dapat kambuh.

  • Perawatan Mandiri di Rumah

Mencuci pakaian, handuk, dan seprai dengan menggunakan pemutih atau klorin merupakan langkah penting untuk membunuh virus yang mungkin menempel pada kain. Area kulit yang terinfeksi harus selalu dijaga kebersihannya dan ditutup dengan pakaian untuk mencegah penyebaran virus ke bagian tubuh lain atau ke orang-orang di sekitar. Hindari menggaruk benjolan karena tindakan ini dapat menyebarkan virus ke area kulit yang masih sehat saat kamu menyentuh bagian tubuh lain setelahnya. 

  • Langkah Pencegahan Penularan ke Orang Lain

Jangan berbagi penggunaan handuk, pakaian, atau barang-barang pribadi lainnya dengan siapa pun sampai benjolan benar-benar hilang dari kulit. Hindari menggunakan fasilitas umum seperti kolam renang, sauna, dan kamar mandi bersama selama masih ada benjolan untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain yang menggunakan fasilitas yang sama. Praktik isolasi barang pribadi dan pembatasan aktivitas di tempat umum ini sangat penting untuk memutus rantai penularan moluskum contagiosum dalam komunitas.  

Walaupun begitu, kamu tetap bisa menikmati pengalaman thrifting dengan aman asalkan kamu menerapkan protokol kebersihan yang ketat sejak awal. Sebelum mencoba pakaian, periksa kondisi fisiknya dengan teliti untuk memastikan tidak ada noda, bau tidak sedap, atau tanda-tanda kotoran yang mencurigakan.

Jika memungkinkan, coba pakaian di atas pakaian yang sedang kamu kenakan, terutama untuk item yang langsung bersentuhan dengan kulit seperti kemeja, celana, atau pakaian dalam. 

Setelah selesai berbelanja, pisahkan pakaian bekas yang baru dibeli dalam kantong plastik terpisah agar tidak bersentuhan dengan barang-barang bersih lainnya di tas atau kendaraanmu. Segera cuci semua pakaian yang baru dibeli dari toko pakaian bekas sebelum menyimpannya di lemari atau mengenakannya untuk pertama kali.

Pastikan untuk menggunakan air panas (jika bahan pakaian memungkinkan) dan deterjen berkualitas baik, serta tambahkan pemutih sesuai takaran untuk pakaian berwarna putih atau terang guna membunuh virus dan bakteri yang mungkin menempel.

Dengan begitu, thrifting tetap bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan, ekonomis, dan ramah lingkungan tanpa harus mengorbankan kesehatan kamu. Kunci utamanya adalah kesadaran akan risiko yang ada dan komitmen untuk menerapkan praktik kebersihan yang konsisten setiap kali belanja pakaian bekas.

Dengan mencuci semua pakaian bekas sebelum digunakan, menghindari berbagi barang pribadi, menjaga kebersihan tangan, dan mengenali gejala infeksi kulit seperti moluskum contagiosum, kamu dapat menikmati hobi thrifting dengan aman.

Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik dan lebih murah daripada pengobatan, dan langkah-langkah sederhana namun konsisten dapat membuat perbedaan besar dalam melindungi kesehatan kulitmu.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar